Senin, 11 Oktober 2010

Masjid Agung Jamik Singaraja, Bali

Gerbang Masjid Agung Jami’ Singaraja.

Masjid Agung Jamik Singaraja yang berdiri megah di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng, menyimpan sebuah Musaf Al Qur’an yang ditulis sendiri oleh salah satu keturunan Raja Buleleng. Tidak ada perbedaan dalam kitab itu, hanya saja memiliki kaligrafi khas Hindu. Masjid Agung Jami' Singaraja masih berdiri kokoh hingga kini, menjadi salah satu pusat kegiatan ke-Islaman  di Singaraja.

Sejarah masjid ini tak bisa dilepaskan dari peran Raja Buleleng A.A. Ngurah Ketut Jelantik Polong (putra A.A. Panji Sakti, raja Buleleng I) yang beragama Hindu. Pintu kayu berukir warna hijau di gerbang masjid pada foto di atas merupakan pemberian beliau ketika masjid tersebut pertama kali dibangun. Masjid Agung Jami' Singaraja ini menjadi salah satu saksi bisu begitu indahnya toleransi beragama di Pulau Dewata sejak pertama kali Islam Masuk ke Pulau Bali hingga detik ini.

Lokasi Masjid Agung Jamik Singaraja

Masjid Agung Jamik Singaraja
Jl Imam Bonjol 65, Singaraja 81114 
Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali  Telepon 0368-29025
koordinat lokasi masjid : 8°6'21.4643''S 115°5'20.9296''E




Sejarah Masjid Masjid Agung Jami Singaraja

Masjid Agung Jami Singaraja didirikan pada tahun 1846M pada masa pemerintahan Raja Buleleng A.A. Ngurah Ketut Jelantik Polong (putra A.A. Panji Sakti, raja Buleleng I). Beliau seorang penganut agama Hindu Bali, maka pengaturan pelaksanaan dan ke-pengurusannya diserahkan kepada saudaranya yang beragama Islam bernama A.A. Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie dan Abdullah Maskati.

Seorang Jemaah menunggu kehadiran 
umat Islam lainnya untuk beribadah 
di Masjid Agung Jami' Singaraja, Bali, 
Jumat 13 Agstus 2010 (Foto dari antara )
Masjid Agung Jamik Singaraja hingga kini masih menyimpan kitab Alqur’an tulisan tangan A.A. Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie dan Sampai sekarang masih ada keturunan beliau dan tetap menggunakan nama Gusti walaupun memeluk agama islam. Awalnya, ada yang menolak memindahkan masjid lama yang bernama Masjid Keramat di jalan Hassanudin saat ini ke Masjid Agung Jamik sehingga menimbulkan perbedaan pandangan saat itu.

Selain menyimpan Al Qur’an tulisan keturunan Raja Buleleng, Masjid Agung Jamik juga memiliki sebuah Kori atau pintu gerbang utama yang merupakan pemberian I Gusti Anglurah Ketut Jelantik VIII. Pintu gerbang ini langsung dipindahkan dari Puri Buleleng dan dipasang didepan Masjid.

Menurut cerita, pemberian Kori atau Pintu Gerbang berukir khas Bali dari Puri Agung Buleleng itu pada tahun 
1860 sebagai wujud untuk mencegah adanya perbedaan pandangan untuk memindahkan umat dari Masjid Keramat ke Masjid Jamik. Sampai saat ini, Masjid Agung Jamik Singaraja yang merupakan Masjid terbesar di Kota Singaraja tetap menjadi pusat bagi umat islam di Singaraja untuk melakukan berbagai kegiatan keagamaan.

Arsitektur Masjid Agung Jami Singaraja

Masjid menempati lahan seluas 1980 m2 dan dikelilingi pagar besi. Pintu masuk ke halaman masjid terdapat di sebelah timur merupakan hadiah dari raja Buleleng. Pintu tersebut adalah bekas pintu gerbang puri kerajaan Buleleng. Atap Masjid berbentuk limasan pada setiap sudut terdapat ukiran cungkup (seperti sulur) enam buah. Selain itu, pintu mempunyai dua daun pintu berupa teralis besi.

Di sebelah utara bangunan induk terletak ruang sekretariat berukuran 6,5 × 14,5 m. Bangunan bertingkat dua yang terdiri dari ruang sekretariat di bagian atas dan tempat wudhu serta toilet di bagian bawah. Ruangan mempunyai pintu dan jendela dengan lengkungan di bagian atasnya. Atapnya tidak menyatu dengan bangunan induk, merupakan atap rata.

Masjid Agung Jami Singaraja 

Sebelah selatan ada satu ruangan yang dipergunakan sebagai aula berukuran 8 × 10,5 m. Ruangan bertingkat dua yang dipergunakan sebagai aula pada bagian bawah, sedang bagian atas dipergunakan sebagai tempat pendidikan anak-anak (Madrasah Diniyah Awaliah). Tingkat atas diberi pagar yang terbuat dari besi berbentuk lengkungan pada bagian atasnya dan besi-besi tegak lurus yang menempel pada besi halus mendatar. Kedua bangunan tersebut merupakan bangunan tambahan (baru).

Di depan bangunan induk terdapat menara berbentuk bulat dengan jendela berbentuk persegi panjang dengan pelipit di atasnya. Bentuk pelipit tersebut lengkungan dan bentuk garis datar. Menara mernpunyai bingkai di badan. Bagian atasnya berbentuk segi delapan dan terdapat ruangan dengan lubang angin pada setiap segi tersebut. Hiasan tepi dinding atas berupa susunan kelopak bunga mengelilingi menara. Di atas hiasan bunga berdiri tiang bulat dan di tengah tiang ada bulatan pipih. Tiang-tiang ini bagian atasnya disatukan dengan relung sekaligus sebagai penyangga atap menara. Di antara relung relung tersebut terdapat alat pengeras suara. Atap datar dengan puncak kubah.

Mimbar Masjid Agung Jami' Singaraja

Bangunan masjid terdiri dari ruang utama, aula, dan ruang sekretariat. Ruang utama berdenah empat persegi panjang, berukuran 25 × 52 m. Pintu masuk ke ruangan ada empat buah terletak di utara dan selatan masing-masing sebuah, sedang yang dua lagi ada di sisi timur. Pintu berdaun pintu dua dari potongan kayu yang dipasang mendatar. Keempat pintu tersebut tidak semuanya dibuka, hanya pintu utara saja yang dipakai untuk sehari-hari.

Di samping pintu utara di bagian barat terdapat lubang angin dan jendela kaca nako serta lubang angin di bagian timur. Bagian atas pintu, jendela, dan lubang angin terdapat kaca berbentuk persegi. Di dalam ruang utama terdapat dua tiang soko guru yang terbuat dari pohon kelapa yang telah disemen terletak di bagian tengah. Dasar tiang segi empat dengan pelipit datar, miring, dan datar lagi. Di atas pelipit tersebut ada bidang datar persegi kemudian pelipit rata lagi, pelipit miring, pelipit rata, dan teratas bidang datar persegi panjang. Setelah bidang datar tersebut terletak tiang persegi dengan lekukan ke dalam berwarna hijau.

Selain tiang soko guru di tengah ruangan juga terdapat empat buah tiang berbentuk bulat sejajar dengan tiang soko guru tersebut. Letak tiang di bagian utara dan selatan sedangkan tiang yang lain terdapat di dinding ruangan. Dinding terbuat dari tanah liat dengan kerangka batu karang.

Suasana Didalam Masjid Agung Jami' Singaraja 

Dinding ruang induk terdiri dari tembok (1/3 bagian), kemudian di atasnya terdapat jendela jendela. Pada bagian pintu temboknya hanya dasar dan di atas saja. Pada dinding ruangan bagian atas terdapat tulisan kaligrafi. Bagian depan ruang utama dindingnya terbuat dari kaca dengan tiang tiang penyangga bangunan. Ruangan ini merupakan jalan kecil terdapat tempat menyimpan kitab Al-Quran tulisan tangan yang ditemukan tahun 1956 hasil karya A.A. Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie.

Pada dinding barat terdapat mihrab dengan lengkungan di atas dan disangga oleh tiang persegi polos. Di dalam mihrab terdapat jam berdiri di sudut selatan dan mimbar yang merupakan hadiah dari raja Jelantik. Bentuk mimbar seperti meja. Di kiri-kanan mihrab terdapat dua jam dinding bulat. Di sepanjang dinding barat pada bagian atas terdapat lubang angin empat persegi dengan lengkungan di atasnya. Bangunan induk mi mempunyai atap tersendiri dan merupakan atap bertingkat dua. Pada tingkat atas berbentuk segi empat dengan hiasan kelopak bunga dan pada tiang iang sudutnya terdapat miniatur kubah. Di tengah segi empat tersebut berdiri kubah berwama biru dengan puncak tiang dan lingkaran bulatan.***


1 komentar:

  1. masjid nya unik, campuran antara budaya bali dengan kaligrafi khas Hindu warna Islam

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA