Sabtu, 30 Juni 2012

Masjid Agung Roma – Italia

Masjid Agung Roma – Italia 

Roma atau dalam bahasa Inggris disebut Rome, atau dalam bahasa Arab disebut Rum, nama yang begitu kental dengan kebesaran sejarah Kekaisaran Romawi di masa lalu dan kini di abadikan sebagai nama ibukota Italia.  Rum atau Romawi salah satu bangsa yang sejarahnya di sebut sebut dalam Al-Qur’an, namanya pun diabadikan sebagai nama surah ke 30, Surah Ar-Rum, salah satu surat Al-Makiah yang turun sebelum Hijrah-nya Baginda Rosulullah ke Madinah.

Roma dikenal sebagai pusat Agama Katholik, Tahta Suci Vatikan tempat bertahtanya Paus selaku pimpinan tertinggi Ummat Katholik dunia berada di tengah kota ini. Bagaikan suatu yang mustahil bagi minoritas muslim Italia untuk mendirikan masjid di kota ini. Benito Mussolini (1883-1945) diktator Italia beraliran Fasis yang berkuasa di Italia dalam periode 1922-1943, bahkan terkenal dengan ketipan ucapannya tentang pembangunan masjid di kota Roma “Tak kan ada masjid di Roma, selama tak ada Gereja di Mekah”.


Lima puluh tahun setelah kematian Mussolini, ummat Islam di kota Roma ahirnya memiliki sebuah masjid megah dan menjadi salah satu masjid terbesar di Eropa, lengkap dengan segala fasilitas penunjangnya. Masjid Agung Roma diresmikan penggunaannya pada tanggal 21 Juni 1995, setelah melalui proses panjang yang teramat melelahkan selama 20 tahun, dihitung sejak tahun 1974 ketika pertama kali lahan untuk pembangunan masjid ini diperoleh dari dewan kota Roma atas lobi lobi intensif Raja Faisal dari Arab Saudi kepada Presiden Giovanni Leone (presiden Italia ke-6, menjabat tahun 1971-1978).

Kedutaan Besar Italia di Jakarta pernah menggelar pameran foto tentang Masjid Roma (La Moschea di Roma) ini di Pusat Kebudayaan Italia (Instituto Italiano di Cultura) Jakarta pada 11 Agustus ~ 19 September 2009 dan di Surabaya 24 Agustus – 14 September 2009 dalam upaya memperkenalkan arsitektural dan budaya Islam Italia kepada masyarakat Indonesia, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara yang turut mendanai pembangunan Masjid tersebut bersama 23 Negara Islam lainnya dengan Saudi Arabia sebagai penyandang dana terbesar.

Lokasi dan Alamat Masjid Agung Roma

Mosque of Rome
Viale della Moschea, 85, 00100 Roma, Italia


Masjid Agung Roma berada di utara kota Roma. Berjarak sekitar 5 kilometer dari inti kota yang paling bersejarah di kota Roma. Berada di distrik Parioli yang merupakan kawasan bangunan bangunan apartemen hunian menengah ke atas yang dibangun diantara tahun 1950 hingga 1970-an. Letak persisnya berada di ujung taman Villa Ada Park yang luas yang terdiri dari gunung Monte Antenne yang sangat lekat dengan legenda masa lalu terkait dengan sejarah pendirian kota Roma.

Kawasan tempatnya berdiri juga merupakan bagian dari kawasan bersejarah meskipun cukup jauh dari pusat kota. Villa Ada Park merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan Italia di masa lalu, sedangkan gunung Monte Antenne dipercaya sebagai lokasi dari kota Sabian para Antenat yang kemudian ditaklukkan oleh pendiri kota Roma, Romulus.


Dengan posisi 45 derajat terlihat bangunan masjid ini secara utuh dari ketinggian “mata di udara”

Sejarah Islam di Roma

Sentuhan Awal Roma dan Islam

Kebesaran kekaisaran Romawi telah terdengar hingga ke semenanjung Arabia di zaman Rolullullah. Imam Tirmizi mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Said yang menceritakan, bahwa ketika perang Badar meletus orang-orang Romawi mengalami kemenangan atas orang-orang Persia. Maka hal itu membuat takjub orang-orang Mukmin, hal tersebut yang kemudian menjadi sebab musabab turunnya surah Ar-Rum Ayat 1 ~ 5. 1.

“Alif Laam Miim, Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.(QS 30 :1-5)

Interior Masjid Agung Roma – Italia 

Sejarah mencatat bahwa pasukan islam dibawah pimpinan halifah Abu Bakr Ash-Shiddiq, pernah melakukan perang dengan kerajaan Romawi, menaklukkan wilayah Romawi di  negeri Syam (kini Suriah dan sekitarnya). Disinilah kelihaian Khalid bin Al-Walid terlihat dalam membuat strategi perang sehingga memenangkan peperangan, mengalahkan pasukan kerajaan Romawi yang berjumlah 240 ribu personel

Sedangkan masuknya islam, menguasai kepulauan Sisilia sampai ekspedisi ke Italia utara pada abad ke 8. Bahkan sampai ke kota Roma, terjadi saat pasukan muslim dari Afrika utara. Sayangnya invasi pasukan Muslim ini kurang intensif. Sehingga daratan Italia lepas dari tangan pasukan muslim. Pada tahun 1300 merupakan kehancuran benteng pertahanan Islam terakhir di Lucera, Puglia, sehinga Islam hampir tidak ada lagi di Italia sejak zaman penggabungan negara di tahun 1861 hingga tahun 1970-an.

Masjid Agung Roma 

Tapi pengaruh Islam di pulau Sisilia dan Italia terlihat dengan peninggalan berupa Bangunan dan benteng peninggalan pasukan muslim di Italia masih berdiri dan sekarang menjadi tempat pariwisata. Kontribusi Islam saat itu bagi kebudayaan Eropa berupa ilmu pengetahuan, seni, sastra, arsitektur dan ilmu pengetahuan lainnya bahkan mempengaruhi pemikiran bangsa Eropa di jaman renaissance yang bermula di negara ini.

Islam kembali ke Roma

900 tahun kemudian, Islam kembali ke Roma dan Italia, dibawa oleh para pekerja, pedagang, pelajar dan mahasiswa yang berimigrasi kesana. Sebagian besar dari mereka adalah imigran dari Afrika utara, Albania, Bosnia, Turki, Arab dan dari negara Islam lainnya. Kebanyakan mereka tinggal di pulau Sisilia, Roma, Milan, Turin dan kota-kota besar lainnya. Bahkan Gelombang imigran muslim pun terus bertambah dan mereka berbaur dengan masyarakat setempat.

interior Masjid Agung Roma

Masjid dan Musholla bertumbuhan, organisasi Islam bermunculan dengan sekolah Islam dan toko makanan halal mulai banyak berdiri. Jumlah Masjid bertambah dari 16 menjadi 400 buah lebih hanya dalam jangka waktu 16 tahun. Syiar Islam pun menyebar dengan pesat. Hanya dalam beberapa tahun saja jumlah pemeluk Islam di Italia meningkat sampai dua kali lipat. Sangat mengejutkan karena ternyata Islam dapat tumbuh dengan sangat pesat di negara yang sangat Katolik ini. Dan sekarang Islam adalah agama terbesar kedua di Italia.

Sejarah Masjid Agung Roma

Sebagaimana disebutkan dalam laporan ahir arsitek sekaligus konsultan pembangunan Masjid Agung Roma, Sami Maosawi untuk Aga Khan Award for Architecture pada tanggal 6 Januari 1998, pembangunan Masjid Agung Roma merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi muslim Roma begitupun bagi para pembangunnya, mengingat signifikansi sejarah kota Roma hingga menyangkut masalah sosial dan politik disana, menjadikan pembangunan masjid ini menyita begitu banyak perhatian dari berbagai pihak baik yang pro maupun konta.


Keseluruhan proses pembangunan masjid ini bahkan memakan waktu begitu lama hingga mencapai 20 tahun, sejak pertama digulirkan tahun 1975 sampai ahirnya benar benar berdiri di tahun 1995 lalu. Sampai sampai proses perencanaan, pembangunan hingga peresmian masjid ini menjadi salah satu bangunan yang paling banyak menyita publikasi dunia di abad ke 20.

Sebelum masjid Roma dibangun, komunitas muslim di Kota Roma melaksanakan aktivitas sholat berjama’ah di gedung gedung apartemen sewaan untuk termasuk untuk kegiatan kegiatan budaya. Sebuah cerita yang berkembang di tengah masyarakat dalam periode 1920-an ketika Mussolini di tanyakan tentang kemungkinan untuk membangun masjid di kota Roma, Mussolini yang memang biangnya rasisme itu menjawab “bila mereka mengizinkan saya membangun gereja di kota Mekah, maka saya akan setuju (mereka membangun masjid di kota Roma)”.

Menlu Italia Gianfranco Fini (kiri) 
disambut oleh tokoh muslim
saat beliau mengunjungi Masjid
Agung Roma 18/2/2006

Islamic Center Roma kemudian dibentuk tahun 1959 dan upaya memberikan sarana bagi muslim yang tinggal di Roma serta berupaya mewujudkan kebutuhan tempat ibadah permanen bagi kelompok kelompok jemaah muslim disana. Menyadari begitu tingginya kebutuhan bagi kehadiran masjid di kota Roma, Tahta Suci Vatikan kemudian mengeluarkan Dekrit tahun 1963 yang menyatakan dengan tegas bahwa Vatikan tidak menentang pembangunan masjid di kota Roma sepanjang bangunan masjid tersebut dibangun dilokasi yang tidak terlihat dari Basilika Santo Petrus, serta menaranya tidak lebih tinggi dari kubah Santo Petrus. Dan kemudian Islamic Cultural Center Italia pun dibentuk secara resmi tahun 1966 disahkan dengan dekrit presiden.

Keinginan untuk membangun masjid di kota Roma semakin menguat di tahun 1972. Duta besar dan perwakilan berbagai negara islam di Italia bersama sama dengan perwakilan komunitas muslim setempat melakukan pendekatan kepada presiden Italia bagi pembangunan Masjid Agung Roma / Centro Islamico Culturale d’Italia di kota tua Roma. Tujuan utama dari pembangunan pusat kebudayaan Islam tersebut juga dimaksudkan sebagai sarana bagi forum dialog internasional yang menjembatani Islam dengan dunia barat.

Kubah utama Masjid Agung Roma

Di tahun 1975, atas nama pemerintah Italia, dewan kota Roma menghibahkan lahan seluas 30 ribu meter persegi bagi pembangunan Masjid dan Pusat kebudayaan Islam kota Roma. Lahan tersebut berlokasi di kaki gunung Antenne berbatasan dengan jalur kereta api di salah satu sisi lahannya dan ruas jalan Via G Pezzana di sisi lain nya. Di tahun yang sama Dewan direktur Pusat Kebudayaan Islam menyelenggarakan Kompetisi Internasional bekerjasama dengan dewan juri yang memiliki pengalaman internasional terkait Arsitektur dan budaya Islam. Dari 42 peserta kompetisi tersebut terpilih hasil rancangan Arsitek Irak Sami Mousawi dan Firma Arsitek milik Paolo Porotgeshi / Vittorio Gigliotti.

Dewan Direktur kemudian meminta kedua firma Arsitek tersebut untuk bekerjasama merancang merancang proyek pembangunan Masjid Agung dan Pusat Kebudayan Islam Roma. Hasil rancangan kedua firma arsitek kawakan tersebut disetujui oleh Dewan Direktur Pusat Kebudayaan Islam pada bulan Oktober 1976. Di bulan Februari 1979 rancangan ahir masjid tersebut disetujui oleh dewan kota Roma dengan berbagai perubahan termasuk mengurangi luasan ruang sholat utama, mengurangi ukuran kubah utama yang ahirnya dibuat sebuah kubah utama yang dikelilingi rangkaian kubah kubah kecil.

Kepala Rabi kota Roma
Riccardo Shmuel Di Segni
dalam sebuah kunjungan
ke Masjid Agung Roma
13/03/2006 
Keseluruhan dokumentasi tender proyek pembangunan sudah diselesaikan oleh dua firma tersebut dan seyogyanya proses pembangunan dimulai pada bulan Juli 1979 namun kemudian dibatalkan karena berbagai alasan sosial dan politik. Pengajuan ulang kepada dewan kota dilakukan lagi pada tahun 1983 dengan (lagi lagi) berbagai revisi rancangan termasuk pengurangan tinggi menara dan ahirnya disetujui oleh dewan kota Roma. Proses pembangunan mulai dilaksanakan pada 11 Desember 1984 ditandai dengan upacara peletakan batu pertama oleh Presiden Italia (saat itu), Alessandro Pertini. Kontrak pembangunan diserahkan kepada kontraktor di kota Roma, Fortunato Federici.

Paolo Portoghessi/vittorio Gigliotti ditunjuk ulang sebagai pengawas pelaksanaan pembangunan sedangkan Sami Maosawi bertindak sebagai konsultan. Keseluruhan proses pembangunan selesai dilaksanakan pada bulan Januari 1995. Keseluruhan proyek pembangunan tersebut menghabiskan dana sebesar L 59 Milyar Lira Italia atau sekitar L 3 juta Lira untuk setiap meter perseginya.

Keseluruhan dana pembangunan tersebut ditanggung bersama 24 negara Islam yaitu : Algeria, Uni Emirat Arab, Bahrain, Bangladesh, Brunei, Mesir, Indonesia, Iraq, Jordania, Kuwait, Libya, Malaysia, Mauritania, Maroko, Oman, Pakistan, Qatar, Saudi Arabia, Senegal, Sudan, Tunisia, Turki, dan Yemen. Saudi Arabia memberikan kontribusi terbesar bagi pendanaan proyek pembangunan tersebut. Upacara peresmian dilaksanakan pada 23 Muhharam 1416 H atau bertepatan dengan tanggal 21 Juni 1995 dihadiri oleh Presiden Italia Oscar Luigi Scalfaro, ummat Islam dan tokoh masyarakat Roma, serta perwakilan negara negara Islam yang ada di Italia.

Arsitektural Masjid Agung Roma

Masjid Agung Roma dari Udara

Hasil rancangan ahir Pusat Kebudayaan Islam tersebut terdiri dari sebuah komplek bangunan lengkap dengan Masjid Jami’ yang di rancang berdiri sepanjang sisi ruas jalan Via G. Pezzana dengan daya tampung 2500 jemaah. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas lengkap sebagai Pusat Kebudayaan Islam termasuk didalamnya ruang sholat kecil untuk keperluan sehari hari, perpustakaan berisikan buku buku Islam, auditorium berkapasitas 400 tempat duduk, ruang pameran, ruang resepsi, ruang konfrensi serta ruang administrasi.

Keseluruhan Fasilitas Pusat Kebudayaan Islam ini dibangun berupa bangunan gedung memanjang dua lajur di belakang bangunan masjid menghasilkan garis latar horizontal antara masjid Gunung Monte Antenne. Dua garis tersebut kemudian menumpuk untuk mengakomodir sisi sisi lengkungan kubah dan bangunan masjid, dan di lengkapi dengan halaman tengah diantara keduanya. Sisa lahannya yang luas di gunakan sebagai lahan parkir dan area taman yang kemudian juga ditanami dengan 100 batang pohon Pinus Roma yang di budidayakan dewan kota Roma dari Gunung Monte Antenne.

Sitem pencahayaan alami di dalam masjid agung Roma menjadi salah satu nafas rancangan Porttogeshi dan Sami Masauwi 

Berbagai teknik pengerjaan bangunan di aplikan dalam pembangunan komplek Masjid Agung ini termasuk terknik teknik yang biasa digunakan dalam pembangunan Mausoleom Romawi dan bagian dari Antonio da Sangello di Istana Farnese dan Oratorio di S. Filippo O Neri oleh Borromini, teknik ini dipilih karena keterikatan sejararahnya dengan kota Roma, begitu pula dengan tampilan elegan nya. Garis garis tegas melintang pada jendela dan atap atap yang mengerucut melengkapi intergrasi kontekstual keseluruhan komplek pusat kebudayaan Islam ini.

Bangunan masjid yang menjadi focal point dari komplek ini dibangun berdenah segi empat sebagai sebuah aula besar dengan kubah utama, dengan beberapa lorong dan pekarangan luar yang digunakan sebagai penghubung antara ruang sholat utama dengan aktivitas kebudayaan di sekitarnya. Dalam sebuah simposium tentang arsitektural Italia terkini yang diselenggarakan di London pada tahun 1991, Potoghesi menjelaskan konsep tak biasa yang dipakainya dalam merancanga pilar pilar di Masjid Agung Roma.

Simbolik pepohonan dengan rangkaian batang dan ranting benar benar tercermin dalam interior Masjid Agung Roma, Pertemuan masing masing ujung dahan yang kemudian membentuk kanopi  sebagai bentuk begitu beragam nya ummat Islam dunia namun dalam satu nafas islam 

Portoghesi merasa bahwa tak ada simbol lain yang teramat kuat untuk dapat mengekspresikan integritas keberagaman Islam selain menyimbolkannya dalam bentuk batang pohon, dahan, cabang serta dedaunan pepohonan. Sebagaimana islam yang ada di berbagai negara di belahan bumi manapun dengan segala macam keberagamannya namun tetap satu sebagai satu kesatuan.

Rangkaian pilar di dalam Masjid Agung Roma ini seolah olah sebagai deretan pohon pohon kurma dengan pelepah pelepahnya yang menjulur lalu daun daunnya yang kemudian membentuk sebuah kanopi melindungi bagian bawahnya dari sinar matahari. Rangkuman dedaunan yang membetuk kanopi tersebut menyatu menjadi sebuah kubah besar yang kemudian di bangun dengan teknik yang sama dengan pembangunan sebuah teknik pembangunan gedung gedung zaman Romawi Kuno.

Muslimah yang sedang berkumpul di Masjid Agung Roma di Bulan Romadhon, 5 September 2008 

Beberapa penulis bahkan mengasosiasikan rancangan pilar pilar di masjid ini sebagai tangan tangan yang sedang menengadah ke atas. Bila diperhatikan dengan seksama sisi atas pilar pilar tersebut memang terkesan seperti dua belah tangan yang sedang menengadah ke atas layaknya doa tangan hamba yang sedang berdoa.

Masjid Agung Roma Dalam Angka

Luas lahan 29.915 meter persegi
Luas Bangunan : 19.708 meter persegi
Islamic Center : 19.592 meter persegi
Bangunan tambahan : 3.116 meter persegi
Dana Pembangunan : 15 Milyar Lira Italia
Kapasitas Ruang Sholat Utama : 2000 Jemaah
Kapasitas Ruang Sholat khusus wanita : 500 jema’ah
Kapasitas Ruang Konfrensi : 400 tempat duduk
Kapasitas Raung Banquet : 250 orang
Kapasitas Ruang Mushola : 150 jemaah

Aktivitas Masjid Agung Roma

Rangkaian interior di bawah kubah utama Masjid Agung Roma yang membentuk bintang segi delapan ini yang kemudian dijadikan Logo Masjid Agung Roma 

Komplek masjid dan Islamic Cultural Center Roma ini memang sengaja drancang bagi muslim kota Roma dari berbagai latar belakang. Pada saat dibangun komplek ini disediakan bagi muslim disana yang diperkiarakan mencapai 20 ribu jiwa namun sayangnya tidak ada angka akurat terkait jumlah muslim disana, namun yang sudah terjadi di tiap pelaksanaan sholat hari Raya di komplek ini dihari oleh lebih dari 15 ribu jemaah hingga sholat terpaksa dilaksanakan dalam tiga gelombang.

Sekelompok kecil komunitas muslim kota Roma termasuk korp diplomatic dan para perwakilan Negara Negara sahabat untuk Italia dan Vatikan. Setidaknya adalah 23 negara yang turut ambil bagian dalam pendanaan pembangunan masjid ini. duta besar Negara negar Islam menempati 11 dari 13 kursi dewan administrasi Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam tersebut, dan dua kursi sekretaris Jenderal dijabat oleh perwakilan Persatuan Mahasiswa Muslim di Italia.

Masjid Agung Roma dari Arah Pelataran

Kelompok muslim kedua yang tak kalah penting adalah terdiri dari para mahasiswa dari berbagai Negara Islam yang sedang menuntut ilmu di Italia, sedangkan kelompok ketiga adalah para pekerja muslim dari berbagai Negara Islam yang bekerja di Kota Roma. Rata rata mereka berpenghasilan rendah datang dari Maroko, Mesir, Senegal, Bangladesh, Albania dan Bosnia-Herzegovina. Dengan mempertimbangkan kelompok muslim kedua dan ketiga ini yang memiliki jumlah paling banyak, sangat jelas bahwa jemaah yang datang ke Masjid Agung Roma paling banyak dari kaum muda muslim kota Roma.

Sebagai tambahan bahwa pusat kebudayaan Islam dan Masjid Agung Roma telah menjadi sebuah etalase yang dengannya warga kota Roma dapat mengerti dan memahami atau setidaknya mendapatkan imformasi tentang Islam sebagai sebuah agama dan Peradaban. Masjid dan Pusat Kebudayaan Roma terbuka untuk kunjungan umum dua kali dalam sepekan dengan tingkat kunjungan mencapai dua ribu hingga tiga ribu pengunjung perbulan. Komplek ini juga telah menjadi salah satu tujuan wisata penting kota Roma dan sudah dimasukkan dalam peta panduan Wisata resmi kota Roma seperti pada the Michelin Tourist Guide.

Sebagian penulis menyebut bentuk atas pilar di masjid Agung Roma ini sebagai simbolisasi tangan tangan hamda Allah yang sedang menengadah

Sambutan Warga Setempat

Pada mulanya warga kelas menengah ke atas pemukim di sekitar lokasi masjid Agung Roma, menolak dengan keras kehadiran pusat Islam ini di lingkungan mereka,namun seiring dengan berjalannya waktu warga setempat kini tidak saja telah menerima dengan baik kehadiran Masjid disana namun juga telah berkembang menjadi sebuah rasa kebanggaan baru atas kehadirannya. Sebagaimana dimuat dalam majalah lokal Parioli Pocket terbitan 15 Oktober 1992 mempublikasikan artikel yang sangat positif terkait keberadaan Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam di lingkungan mereka. Dan faktanya bahwa Masjid Agung Roma telah menjadi salah satu monument utama yang pernah dibangun di kota Roma selama kurun waktu beberapa dekade ini.***

Rabu, 27 Juni 2012

Masjid Praha - Republik Ceko

Masjid Praha di Kota Praha, Republik Ceko.

Praha adalah ibukota Republik Ceko sekaligus kota terbesar di Republik yang berdiri bersamaan dengan dibubarkannya Republik Czechslovakia pada tanggal 1 Januari 1993, setelah sebelumnya terjadi Velvet Revolution 17 November - 29 Desember 1989. Praha berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa dengan luas wilayah sekitar 496 km persegi. Kota Praha dibelah sungai Vltava di wilayah tengah Bohemia dan telah berdiri sejak abad kesebelas sebagai ibukota Bohemia yang merupakan tempat tinggalnya para pangeran dan raja-raja Ceko, Romawi, dan Jerman.
 
Sejak tahun 2004, Praha ditetapkan sebagai wilayah metropolitan berdasarkan Eurostat, merupakan daerah dengan pertumbuhan ekonomi transisi yang cepat dan wilayah terkaya di Republik Ceko, dan menariknya Praha  merupakan kota yang memiliki tingkat biaya hidup yang relatif rendah dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Uni Eropa. Fakta menarik lainnya tentang kota ini adalah  Praha dikenal sebagai kota yang paling cantik di Eropa dengan bangunan Kastil Praha atau Prague Castle atau Pražský hrad yang terkenal sebagai kastil terbesar di dunia,.
 
Di kota Praha, meskipun dalam jumlah kecil terdapat komunitas muslim yang tersebar di berbagai penjuru kota, mereka merupakan bagian dari sekitar 200 ribu muslim Ceko. di tahun 1991 komunitas muslim Ceko membentuk Yayasan Islam, Yayasan Islam dan mendirikan Masjid Brno di Kota Brno tahun 1998 dan Masjid Praha tahun 1999.  Untuk memudahkan urusan administratif dan efisiensi, Komunitas muslim Brno kemudian membentuk Yayasan Islam Brno, yang secara struktur keorganisasian lepas dari Yayasan Islam Praha namun tetap dalam satu langkah bersama.
 
Masjid Praha menjadi satu satunya masjid (resmi) di kota Praha dan masjid kedua di Republik Ceko setelah Masjid Brno. Meskipun begitu di kota Praha dan kota kota lainnya di Ceko masih ada masjid masjid lainnya yang menempati bangunan bangunan apartemen ataupun gedung gedung hunian dan perkantoran yang difungsikan sebagai mushola, di kelola oleh berbagai organisasi islam dan komunitas muslim yang kian hari kian bertambah. 

Alamat dan Lokasi Masjid Praha

Islamic Foundation in Prague - Prague Mosque
(Islámská Nadace v Praze - Pražská mešita)
Blatská 1491
198 00   Praha 9 - Kyje






Selain mengelola masjid Praha, Yayasan Islam Praha juga menyediakan pusat informasi Islam dan ruang sholat untuk umum di pusat kota Praha yang berlokasi di alamat berikut ini :

Information office and prayer room in the centre of Prague
Praha 1, Politických vězňů 14,
the entrance through the Jiří Grossmann Arcade, 1. floor

Tampilan luar bangunan Masjid Praha sama sekali tak berbentuk sebuah bangunan masjid seperti masjid yang biasa kita kenal. Anda dapat melihat seputar bangunan masjid ini dari aplikasi street view google map di bawah ini. Tak ada kubah apalagi menara tempat menyuarakan azan di masjid ini. dapat dimengerti dengan populasi mereka yang kecil, Islam seringkali disalah arti oleh pemeluk agama mayoritas disana mengikuti perkembangan arus utama pemberitaan media yang condong menyudutkan Islam.

Dakwah Dari Masjid Hingga Facebook

Sebuah gerakan dakwah yang unik dilakukan oleh seorang Mualaf Ceko bernama Jitka Cervinkova di dunia maya, muallaf yang berusai 21 tahun. Ia membuat grup salah satu situs jejaring sosial, Facebook, yang dinamakan Muslims from Czech Republic (Muslim dari Republic Ceko). Awalnya Jitka yang baru memeluk Islam September tahun 2008 itu tengah mencari komunitas umat Islam Republik Ceko di situs jejaring sosial, Facebook. Namun Jitka tidak menemukan apa yang dicarinya itu, maka ia pun berinisiatif untuk membuatnya. Sejak diluncurkannya Facebook Muslims from Czech Republic pada November 2008, grup Facebook ini telah berkembang pesat dan menjaring 300 anggota. Anda pun dapat bergabung turut berbagi cerita di grup ini.

Islamphobia di Praha dan Republik Ceko

Berita miris tentang penodaan Masjid Praha sempat menjadi berita utama di berbagai media, salah satunya adalah ketika ditemukan kepala babi yang dengan sengaja diletakkan di pagar masjid Praha beberapa waktu lalu salah satunya seperti dimuat di situs Partai Nasional Ultra Kanan Ceko pada bulan maret lalu dengan teks yang begitu provokatif, “Pull mosques down, ban Islam and imprison Islamists for life over their being Islamists”. Partai Nasional Ultra Kanan Ceko memang dikenal luas sebagai partai yang anti Islam.

gerbang pagar Masjid Praha di coret dengan cat semprot bertuliskan permusuhan terhadap Islam oleh orang orang tak dikenal 

Partai ini juga yang di bulan September 2009 menyebarkan 2500-an selebaran anti Islam yang berisikan “peringatan” atas bahaya yang mereka sebut sebagai “bahaya Islamisasi”. Beberapa pengikut partai ini bahkan dengan atraktif dan provokatif melakukan aksi protes dengan membagi bagikan selebaran tersebut di depan Masjid Brno. Upaya itu juga sekaligus sebagai bentuk protes dan penolakan atas rencana pembangunan masjid kedua di Brno ataupun perluasan masjid Brno.

Masjid Brno juga pernah menjadi korban penistaan. Ketika orang orang tak dikenal mencoret coret fasad depan masjid itu dengan cat semprot, menuliskan kalimat kalimat rasis dan penghinaan terhadap Islam. Namun imam, ulama hingga muslim Ceko tidak terpancing dengan tindakan tersebut dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kasus tersebut kepada pihak berwenang.

Berdirinya Masjid Praha

gerbang masjid Praha, baik gerbang maupun bangunannya tak terlihat seperti bangunan masjid pada umumnya.

Seperti disebutkan di awal tulisan ini, Masjid Praha merupakan satu satunya masjid di Kota Praha dan merupakan masjid kedua di republik Ceko setelah Masjid Brno. Masjid ini dibangun oleh Yayasan  Islam Praha Pada tahun 1999. Selain memiliki ruang sholat uama Masjid Praha juga dilengkapi dengan ruang sholat khusus jemaah wanita dan satu ruang kecil untuk arena bermain anak anak. Aktivitas di masjid ini terbagi dalam tiga bagian yaitu : [1] menjalankan fungsi sebagai masjid dan pusat islam di Praha[2] menjalankan aktivitas Amal (Charity) dan [3]. Aktivitas pendidikan. Kepengurusan dan pengelolaan masjid di jalankan oleh Yayasan Islam Praha. Selain itu Masjid ini juga menjadi tempat berkantornya Persatuan Mahasiswa Muslim Ceko yang sudah berdiri lebih dulu sebelum Yayasan Islam berdiri.

Masjid Praha terbuka untuk semua kalangan baik muslim maupun non muslim yang ingin mendapatkan informasi tentang Islam ataupun untuk sekedar berkunjung.  Khutbah Jum’at di masjid ini disampaikan dalam tiga bahasa yakni Bahasa Arab, Inggris dan Bahasa Ceko, hal tersebut untuk mengakomodir jemaah yang datang dari beragam latar belakang bangsa dan budaya. Sholat jum’at di masjid ini umumnya dihadiri sekitar 300 hingga 500 jemaah.

aktivitas di dalam Masjid Praha.

Sebagaimana masjid masjid lain nya Masjid Praha juga menyelenggarakan kegiatan Romadhan termasuk buka puasa, tarawih berjamaah dan I’tikaf. Pengajian rutin juga diselenggarakan di masjid ini termasuk pelajaran bahasa arab dan kelas khusus untuk kanak kanak. Selain itu juga menyelenggarakan upacara pernikahan dan pemakaman sesuai syariat hingga khitanan. Dalam hal hal tertentu termasuk penentuan jadwal sholat, masjid Praha berkoordinasi dengan pusat pusat Ke-Islaman Eropa lainnya.

Aktivitas Amal

Aktivitas amal di masjid Praha ini dikelola dengan memberdayakan zakat dari para wajib zakat. Dana yang terkumpul dipergunakan salah satunya adalah untuk membiayai pengobatan bagi jemaah tidak mampu dan tidak memiliki polis asuransi. Termasuk membiayai perjalanan dan biaya biaya dakwah yang diselenggarakan oleh masjid Praha.  Luar biasanya Masjid Praha bahkan juga turut mengambil bagian di kamp kamp pengungsi yang ada ummat Islamnya dengan memberikan bantuan berupa pakaian, menyediakan mushola, pendidikan anak anak dan lain sebagainya. Satu hal yang jarang terjadi di Indonesia adalah bahwa masjid Praha bahkan turut mengambil bagian dalam pembinaan para napi di penjara penjara Ceko yang terdapat napi muslimnya.

Aktivitas Pendidikan

jemaah Masjid Praha.

Dalam peran pendidikan masyarakat, masjid Praha menjalankan program program rutin termasuk penyelenggaraan kelas belajar Al-Qur’an setiap Sabtu, kajian tafsir, Hadist dan Sirah Nabawiyah secara terpisah untuk ikhwan dan akhwat. Ada juga kelas khusus untuk anak anak di hari Sabtu, kuliah umum untuk muslim Ceko (dalam bahasa Ceko) serta disetiap Sabtu awal bulan ada kuliah umum untuk siapa saja termasuk non muslim yang tertarik dengan islam.

Selain itu masji Praha juga menyelenggarakan kursus bahasa Arab, Seminar seminar Ke-islaman yang diselenggarakan oleh Persatuan Mahasiswa Muslim Ceko, eksebisi, kunjungan ke sekolah sekolah, presentasi di masmedia, layanan konsultasi untuk mahasiswa, layanan khusus  bagi penterjemahan dan pencetakan buku buku dan pamplet ke-Islaman termasuk untuk kepentingan situs internet Yayasan. Yayasan Islam Praha menjalin hubungan sangat dekat dengan lembaga lembaga Islam Lainnya terutama dengan Yayasan Islam Brno yang memang awalnya merupakan bagian dari Yayasan Islam Praha.

tulisan di gerbang masjid Praha, menjadi petunjuk satu satunya bahwa bangunan ini adalah masjid, mengingat ketiadaan kubah apalagi menara sebagai bentuk umum sebuah masjid.

Sejarah Masjid Praha

Pembetukan Yayasan Islam dimulai pada tahun 1990. Jauh sebelumnya ketika sekelompok muslim menyelenggarakan sholat jum’at berjamaah pertama di tahun 1989  yang menjadi awal mula yang baik meski diselenggarakan di tempat yang bukan bangunan masjid. Sholat berjamaah tersebut diselenggarakan di sebuah ruang sekolah di kedutaan besar Mesir di kota Praha. Lalu berpindah tempat ke tempat lainnya setiap bulan. Termasuk juga diselenggarakan di asrama Mahasiswa, karena memang kebanyakan dari muslim tersebut merupakan mahasiswa asing yang menuntut ilmu di Praha.

Beberapa asrama mahasiswa yang sering dipakai adalah  Arnošt z Pardubic Dormitory, 5th May Dorm (yang dikemudian hari dikenal sebagai Švehlova Dormitory). Juga berbagai aula dan ruang olahraga di Shooters Island, Žitná street, Goradzova street yang disewa untuk penyelenggaraan sholat jum’at. Ruang permanen pertama disewa tahun 1992 berloaksi di Prague 4, Krč, U Michelského lesa No. 366 oleh Persatuan Mahasiswa Islam (Muslim Student Union) beberapa saat sebelum berdirinya Yayasan Islam Praha.

interior Masjid Praha, bangunannya memang bukan bangunan baru yang sengaja dibangun untuk masjid tapi sebuah bangunan bekas pabrik yang kemudian di renovasi menjadi masjid sehingga arah kiblatnya sangat miring, perhatikan posisi letak sajadahnya. 

Yayasan Islam, yang kemudian mendirikan dan menjalankan Islamic Center dan bertanggung jawab bagi penyediaan ruang sholat muslim disana. Ruang sholat tersebut menjadi ruang sholat permanen pertama di Ceko dan Slovakia paska perang sejak tahun 1993. Namun Persatuan Mahasiswa Muslim yang beroperasi di seluruh negeri tetap berkntor di Islamic Center yang dijalankan oleh Yayasan Islam hingga hari ini, dan beberapa aktivitas diselenggarakan bersama sama oleh dua institusi ini.

Aktivitas Yayasan semakin meningkat dari waktu ke waktu, muslim disana mulai menggunakan tempat tersebut sepanjang pekan sebagai tempat untuk berkumpul, sholat dan belajar serta menyelenggarakan aktivitas pendidikan umum bagi muslim dan mereka yang tertarik kepada Islam. Meskipun tempat sewaan itu telah diperluas beberapa kali hingga ruang sholat utama sudah menjadi 116 meter persegi di tambah dengan ruang sholat wanita 17 meter persegi dan ruang kantor 33 meter persegi. Dan semua ukuran itu sudah tidak memadai lagi untuk manampung semua aktivitas jemaah.

Padanan Jendela dengan ornamen kaligrafi di atasnya, ditambah ornamen segi delapan menghias fasad depan Bangunan Masjid Praha.

Di tahun 1996, Yayasan Islam membeli gedung di Prague 9 – Kyje, sebah gedung tua dua lantai dan sudah lama terbengkalai bekas pabrik susu. Pemilik gedung sebelumnya adalah Pragold Praha Company, sebenarnya sudah mengajukan permintaan rekonstruksi bangunan tersebut, namun karena keseluruhan gedung miliknya dibeli oleh Yayasan Islam maka keseluruhan rekonstruksi bangunan dilakukan oleh perusahaan ini hingga selesai dengan mengubah sama sekali tampilan gedung lama terutama dengan menambahkan lantai ke tiga. Seluruh proses pembangunan selesai dilaksanakan pada musim semi tahun 1999. Gedung baru Masjid dan Islamic Center Praha dibuka untuk umum pada tanggal 7 Mei 1999 ditandai dengan penyelenggaraan Sholat Jum’at pertama.

Bangunan Masjid Praha memiliki dua sayap bangunan, ruang wudhu pria dan wanita diletakkan di letakkan di sayap pendek bangunan yang hanya terdiri dari 2 lantai. Sedangkan bangunan utamanya terdiri dari tiga lantai. Di lantai dasar nya dilengkapi dengan ruang kuliah khusus wanita (kadang kadang juga dipakai sebagai ruang jamuan makan), dapur dan ruang penyiapan makanan. Lantai pertama berfungsi sebagai kantor yayasan dan ruang sholat utama. Sedangkan di lantai paling atas merupakan ruang sholat ke dua, perpustakaan dan ruang kelas serta kantor Persatuan Mahasiswa Muslim dan kediaman imam masjid.

Foto foto masjid Praha

Fasad depan Masjid Praha.
Beberapa jemaah Masjid Praha.

Minggu, 24 Juni 2012

Masjid Brno, Masjid Pertama di Republik Ceko

Masjid Brno, Republik Ceko. Banungan yang sama sekali tak seperti bangunan masjid yang biasa kita kenal. walaupun begitu butuh perjuangan lahir dan bathin dalam upaya mendirikan masjid ini oleh para tokoh komunitas muslim Brno. apalagi masjid ini merupakan masjid pertama di bekas negara komunis tersebut

Republik Ceko atau Cekia atau Česká atau Česko atau dalam bahasa Inggris ditulis dengan nama Czech Republic, adalah negara di Eropa Tengah yang terbentuk setelah bubarnya negara Cekoslowakia. Negara ini berbatasan dengan Jerman di sebelah barat dan utara, dengan Polandia di sebelah utara, dengan Slowakia di sebelah tenggara dan dengan Austria di sebelah selatan. Republik Ceko ber-ibukota di kota Praha (Prague). Di negara ini terdapat komunitas kecil kaum muslimin, salah satunya di kota Brno.

Di kota Brno inilah berdiri Masjid Brno, masjid pertama yang dibangun di negara itu. Masjid Brno dibuka pada tanggal 2 juli 1998 oleh Islamic Foundation di kota Brno, saat pertama kali dibuka, tak urung masjid tersebut menuai protes dari non muslim setempat. Dan pada ahirnya bangunan masjid tersebut harus dibangun tanpa menara dan tidak berbentuk seperti bangunan Masjid yang biasa kita kenal tapi lebih mirip dengan bangunan bangunan lain disekitarnya.

Lokasi dan Alamat Masjid Brno

Islamic Foundation in Brno (Brno Mosque)
Vídeňská 38a
639 00   Brno





Islam di Republik Ceko

Sejarah Islam di Republik Ceko sudah dimulai sejak negara itu masih bergabung bersama Republik Slovakia sebgai Negara Republik Cekoslovakia. Pada tahun 1934 muslim disana sudah membentuk organisasi islam pertama dan berupaya mendapatkan pengakuan dari pemerintah namun tak pernah terealisasi karena masalah masalah administrasi dan legal yang tak kunjung usai.

Pemimpin awal komunitas muslim disana adalah Muhammad Abdullah Brikcius yang merupakan mualaf asli Ceko, wartawan dan traveler independen. Semasa perang dunia kedua beliau berpandangan bahwa Nazi Jerman akan membebaskan Muslim disana dari belenggu kolonial, khususnya dari jajahan Inggris. Itu sebabnya kemudian beliau secara bekala menerbitkan artikel di berbagai surat kabar muslim maupun non muslim di Ceko.

Masjid Brno berada di ujung bangunan berlantai tiga ini.

Beliau juga menjalin hubungan erat dengan muslim arab yang satu visi dengannya, termasuk mufti Jerussalem Amin Al-Husayni. Namun justru sikap itu yang kemudian menuai masalah dikemudian hari saat kekuasaan Nazi Jerman jatuh dan tentu saja merusak reputasi Abdullah Brikcius. Selama komunis berkuasa di Cekoslovakia selama kurun waktu 1948 hingga 1989, muslim di negara itu lebih banyak diam dan menahan diri.

Muslim ceko mengalami masa masa kelam selama rezim komunis berkuasa, aktivitas peribadatan terganggu terutama peribadatan komunal meskipun hal itu juga berlaku bagi semua aktivitas keber-agama-an di negara itu. Namun demikian tekanan oleh Komunis terhadap muslim disana tak terlalu berlebihan. Banyak pihak melihat perlakuan tak biasa oleh partai komunis terhadap muslim disana dilatarbelakangi dua faktor : [pertama] para pejabat partai komunis Cekoslovakia beranggapan bahwa muslim disana lebih sebagai suatu fenomena yang eksotis dan tidak akan mengancam kekuasaan komunis, sebagaimana di jabarkan oleh Muhamed Ali Shilhavy dalam sebuah jurnal wawancara tahun 1990-an.

Lebih dekat ke Masjid Brno. Lafaz kalimah tauhid di atas pintu utama itu satu satunya ciri utama bahwa bangunan ini adalah Masjid

[faktor kedua] komunis Cekoslovakia tetap menjaga hubungan baik dengan apa yang mereka sebut sebagai rezim arab progresif secara khusus bagi Yaman Selatan, Libya, Suriah dan Aljazair, dan tentu saja mereka juga tidak mau melakukan tindakan yang akan mengundang masalah internasional sebagai akibat tindakan intimidasi terhadap muslim setempat, sebagimana di konfirmasi oleh Muhamed Ali Silhavy dalam sebuah wawancara dengan Dingir Journal. Hal ini kemudian disusul dengan fakta fakta berikutnya bahwa begitu banyak mahasiswa mahasiswa arab yang memperoleh beasiswa untuk belajar di berbagai perguruan tinggi di Cekoslovakia dan konon beberapa dari mereka bahkan kemudian menikah dengan wanita Ceko ataupun Slovakia, membentuk rumah tangga disana.

Hal tersebut yang kemudian menjadi salah satu pembentuk awal komunitas muslim di Republik Ceko maupun Slovakia. Struktur internal komunitas ini merefleksikan perkembangan sosial dunia arab dan Islam, pada periode tahun 1960-an kebanyakan mahasiswa arab yang datang belajar kesan dari golongan sekuler. Perkembangan cepat islam baru terjadi di tahun 1970-an, mahasiswa yang datang kesana lebih islami dan kebanyakan dari mereka merupakan mahasiswa dari bidang studi teknologi dan kesehatan bukan dari bidang sosial kemasyarakatan. Dan dampak yang sudah pasti adalah bedirinya berbagai masjid di hampir semua universitas di kota kota bekas Republik Cekoslovakia itu.

begini bentuk fasad depan masjid Brno dari dekat.

Statistik

Meski tak ada data pasti terkait berapa banyak muslim di Republik Ceko, Muhamed Ali Shilhavy (dalam wawancara dengan BBC perwakilan Ceko 20 September 2001) menyebutkan bahwa muslim di Ceko ada sekitar 20 ribu jiwa dan 400 diantaranya adalah pribumi Ceko. Perkembangan jumlah mualaf di negeri itu terus meningkat dan sekitar 80% dari mualaf adalah wanita, yang secara tidak saja menjadikan Islam sebagai agama tapi juga menyerap semua budayanya.

Sebagian besar muslim non pribumi di Ceko adalah muslim Arab yang terdiri dari muslim Afgan, kawasan Sub Sahara Afrika, Pakistan, termasuk juga para pengungsi dari Bosnia Herzegovina dan mereka yang yang berasal dari kawasan Asia Tengah dan Republik Republik di Kaukasus bekas Uni Soviet. Turki, Parsi dan Kurdi meskipun ada tapi jumlah mereka sangat sedikit.

Muslimah di Pemerintahan Ceko

Karimah, muslimah di kementrian kehakiman Republik Ceko.

Salah satu Muslim terkenal di sana bernama Karimah. Ia terkenal karena satu-satunya Muslim yang memiliki jabatan tinggi di Pemerintahan Republik Ceko. Muslimah ini tercatat sebagai pejabat tinggi di Kementerian Kehakiman Republik Ceko. Mungkin, Karimah juga adalah alasan yang kuat dan tepat untuk menyimpulkan bahwa Islam dan Muslim di sana akan merasakan keamanan secara hukum.

Organisasi Organisasi Islam di Republik Ceko

Ústředí muslimských obcí (Kantor Pusat Asosiasi Muslim) merupakan oragnisasi resmi komunitas muslim Ceko yang didaftarkan pada tanggal 17 September 2004. Dengan berdirinya organisasi ini menandai disyahkannya Islam sebagai salah satu agama resmi di Republik Ceko. dan dengan sendirinya memberikan hak kepada organisasi tersebut untuk membentuk atau pun merangkul organisasi organisasi dibawahnya di seluruh wilayah Ceko.

Dalam batasan tertentu kantor pusat juga diperkenankan melakukan aktivitas di penjara penjara yang di dalamnya terdapat napi muslim. Namun demikian komunita muslim disana belum memiliki pengakuan dari pemerintah atas aktivitas berdasarkan hukum syariah termasuk pengajaran agama Islam di sekolah sekolah dan pernikahan.

Masjid Brno dari arah lahan terbuka disebelahnya.

Kantor Pusat Asosiasi Muslim ini merupakan organisasi payung bagi organisasi organisasi Islam di Republik Ceko, organisasi organisasi yang bernaung dibawahnya termasuk adalah :

1) Islámská nadace v Praze (Islamic Foundation in Prague – Yayasan Islam Praha)
2) Islámská nadace v Brně (Islamic Foundation in Brno – Yayasan Islam Brno)
3) Všeobecný svaz muslimských studentů (General Union of Muslim Students, atau the Muslim Student Union – Serikat Mahasiswa Muslim)

Presiden dari Kantor Pusat Asosiasi Muslim ini dijabat oleh Mohamed Ali Šilhavý (lahir di desa Trebic pada 17 November 1917), seorang mualaf pribumi Ceko yang sudah berislam sejak beliau berumur 20 tahun sebagaimana disebut sebut di awal tulisan ini. mengingat usia beliau yang sudah lebih dari 90 tahun, dalam pelaksanaannya beliau dibantu oleh dua orang wakil presiden organisasi, salah satunya adalahvVladimír Sáňka, juga seorang mualaf pribumi Ceko yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Islam Kota Praha.

poster poster di peringatan 10 tahun Masjid Brno.)

Pejabat wakil presiden lainnya adalah muslim arab dari Irak bernama Munib Hasan al-Rawi atau kadang kadang disebut oleh media dengan nama Muneeb Hassan, yang juga menjabat sebagai ketua Yayasan Islam Brno ::: Yayasan Islam Brno merupakan pendiri dan pengelola masjid Brno:::. Beliau juga merupakan salah satu contoh dari muslim arab yang awalnya datang ke Ceko sebagai mahasiswa namun setelah wisuda memutuskan untuk tinggal dan menjadi bagian dari komunitas muslim Republik Ceko.

Selain dari organisasi organisasi resmi tersebut, di Ceko masih ada dua organisasi lainnya yang juga menjalankan aktivitas ke-Islaman disana, yakni : [pertama] Svaz islámských kulturních center v Praze (Union of Islamic Cultural Centres in Prague – Serikat Pusat kebudayaan Budaya Islam Praha) –  yang beranggotakan hanya untuk muslim Turki dan memiliki keterkaitan dengan lembaga lembaga Islamic Center dunia yang didanai oleh Turki.

seorang muslimah membagikan kuntum bunga mawar diperingatan 10 tahun masjid Brno - Ceko.

[kedua] Muslimská unie (Muslim Union – Serikat Muslim) – secara resmi dibentuk tanggal 20 Januari 2001. Beranggotakan muslim muslim mualaf pribumi Ceko dibawah pimpinan Muhammad Abbas al-Mu'tasim kadang kadan beliau juga dipanggil dengan nama Mohamed Abbás. Sama seperti Munib Hasan al-Rawi, Mohamed Abbás sendiri merupapakan muslim Arab dari Sudan yang awalnya merupakan mahasiwa di salah satu Universitas di Ceko namun kemudian memilih menetap dan menjadi warganegara Ceko setelah wisuda. Beliau juga kebetulan adalah anak dari diplomat sudan di Ceko. organisasi yang dipimpinnya aktif di bidang publikasi dan internet.

Sejarah Masjid Brno

Manakala keingininan untuk membangun sebuah masjid mencuat. Asosiasi Mahasiswa muslim Cekoslovakia membentuk sebuah organisasi baru dibawah yayasan islam Praha guna membangun dan menjalankan sebuah Islamic Center. Cabang yayasan islam kemudian dibuka di kota Brno. Namun kemudian muncul masalah, mengingat kedudukannya sebagai cabang dari Praha, sehingga semua pengurusan masalah dokumen harus dilakukan di kantor pusat yayasan di Praha selaku induk organisasi.

suasana peresmian Masjid Brno.

Dan mencuatlah ide untuk segera membentuk Yayasan Islam terpisah dari Praha. Maka dibentuklah Yayasan Islam Brno pada tahun 1994 oleh Hasan Hasrat, Hiša Al Šiqáqi, Muneeb Hassan Mohamed, Imad Gauda dan Samir Al Asuly. Sementara waktu yayasan tersebut berada di University of Technology (VUT) Brno.

Ketua pertamanya adalah Hiša Al Šiqáqi, dan Muneeb Hassan menangani bidang kebudayaan dan humas serta Samir Al Asura di bagian keuangan. Tujuan dari pembentukan yayasan tersebut adalah secara resmi membuka dan menjalankan masjid bagi muslim setempat.

bangunan asli Masjid Brno ketika pertama dibeli sebelum di renovasi dan di alihfungsi sebagai masjid.

Seringnya diselenggarakan sholat di jalanan namun kemudian bermasalah dengan pasokan air dan listrik. Komunitas muslim kemudian menggunakan lilin sebagai penerangan, terlihat seakan akan romantis namun sama sekali tidak praktis. Mereka harus membawa air sendiri untuk berwudhu. Pada titik tersebut, pada ahirnya komunitas muslim Brno mulai melakukan aktivitas ke agama-an di asrama mahasiswa yang terdapat sebuah ruang serbaguna.

Pada sholat jum’at jemaahnya tidak hanya para mahasiswa namun juga dari kalangan muslim lainnya dan jelas tidak mampu tertampung di mushola asrama mahasiswa. Jalan keluarnya dalah dengan menyewa ruangan gym untuk waktu satu atau dua jam disetiap hari Jum’at hanya untuk penyelenggaraan sholat Jum’at. Kondisi itu menambah kuat keinginan untuk segera memiliki tempat ibadah sendiri.

dan ini bentuk bangunan masjid Brno setelah selesai dibangun dan direnovasi.

Mulailah dicari gedung Villa ukuran kecil atau bangunan yang cocok untuk masjid namun denah dari bangunan yang ada sama sekali tidak cocok untuk dikonversi menjadi masjid, sampai kemudian diputuskan untuk mencari lahan nya saja yang cocok untuk kemudian didirikan bangunan masjid di atasnya. Di bulan Maret 1995 didapatkan lahan yang cocok seluas 250 meter persegi dengan harga yang cocok di jalan Vienna. Bukan lahan kosong tapi sebuah bangunan belum selesai dibangun dan terbengkalai.

Yayasan Islam Brno membeli lahan tersebut dari dana yang diperoleh dari jemaah muslim disana. Setelah semuanya beres, izin pembangunanpun mulai di urus sebelum proses pembangunan dimulai. Di bulan Desember 1995, Hasan Munib yang memang seorang wartawan kemudian menulis tentang pembangunan masjid ini, dan tak disangka sangka ternyata menuai reaksi negatif yang luar biasa dari masyarakat setempat maupun dari pihak berwenang.

interior Masjid Brno.

Masalah Perizinan

Dewan kota Brno menolak memberikan izin pembangunan ketika pertama diajukan proposal pembangunan. Hasan Muneed yang kemudian turun langsung menangani hal tersebut. Pihak berwenang kemudian mulai meminta dokumen dokumen tambahan yang tak biasa. Seperti contoh, tiba tiba saja mereka meminta laporan dampak lingkungan dari cerobong asap dari bangunan yang akan dibangun, padahal hal itu merupakan suatu yang lumrah dan ada di semua rumah hunian di Ceko.

Alasan penolakan pemberian izin yang lain adalah bahwa bangunan yang akan dibangun tersebut akan merusak arsitektural lingkungannya berada, karena lahan tempatnya yang akan berdiri hanya satu blok dari dari bangunan bertingkat yang merupakan bangunan tua warisan sejarah kota itu. yang lebih luar biasa adalah, salah satu petugas disana dengan beraninya mengatakan kepada Hasan Muneeb bahwa ‘mengapa dewan kota harus memberikan izin pembangunan masjid di Brno sedangkan di negara negara Islam pembangunan gereja tidak di izinkan”. Sehingga dia meminta Hasan Muneeb untuk menawa foto foto bukti bahwa di negara asalnya, Irak juga terdapat bangunan gereja, biara dan kuil.

mihrab dan mimbar Masjid Brno.

Kerasnya penolakan terhadap pembangunan masjid tersebut tidak lagi terkait masalah teknis tapi lebih sebagai masalah politik, agama dan masalah nasional. Meskipun penolakan dan berbagai petisi berisi penolakan, pada ahirnya izin pembangunan masjid tersebut keluar dari otoritas setempat dengan berbagai syarat termasuk tidak diperkenankan membangun menara.

Ketika proses pembangunan akan dimulai pun protes dari masyarakat sekitar tetap terjadi, usaha usaha menggagalkan dilakukan dengan melarang kendaraan berat masuk dalam lingkungan mereka dengan alasan akan merusak jalanan disana dan sebagainya. Lagi lagi Hasan Muneeb harus menghubungi dewan kota. Solusi yang ditawarkan adalah, dewan kota memberikan akses ke lokasi langsung dari ruas jalan Vienna bukan dari arah belakang, meskipun itu akan membuat membengkaknya anggaran namun muslim disana kala itu menerima dengan baik solusi jalan tengah tersebut. Keseluruhan pembangunan selesai dilaksanakan dalam waktu enam bulan.

Proses Pembangunan Masjid Brno

foto kenangan proses pembangunan ruang utama masjid Brno, bandingkan dengan suasanya setelah selesai dibangun seperti pada foto di atas.

Selama proses pembangunan masjid, secara pribadi Muneeb Hassan mencoba mendatangi masyarakat disekitar lokasi pembangunan satu persatu. Dia juga meminta kontraktor bangunan itu untuk tidak melakukan aktivitas di hari libur dan ahir pekan ataupun memulainya terlalu pagi, karena takut akan mengganggu tetangga sekitarnya terutama yang masih memiliki bayi.

Masjid yang dibangun itu bentuknya memang sederhana saja, tanpa menara membuatnya nyaris tak ada beda dengan bangunan disekelilingnya. Sulit untuk mengenali masjid ini tanpa mencari tahu keberadaannya karena memang bangunannya tidak berbentuk masjid seperti yang dikenal masyarakat Islam secara luas. Dari tampilan luarnya hanya kalimah tauhid di fasad depannya yang menjadi satu satunya petunjuk bahwa masjid ini adalah masjid.

Proses pembangunan masjid dimulai pada bulan Juli 197 dan selesai lalu diresmikan pada tanggal 2 Juli 1998. Upacara peresmian masjid ini turut dihadiri oleh anggota dewan kota, para tokoh politik kota Brno juga dari kalangan diplomat serta pewakilan dari beragam agama di Brno seperti contoh dari komunitas Yahudi dan gereka ortodok. Sedangkan dari masjid di wakili oleh Professor Mohammed Ali Šilhavý

pembangunan pada sisi jendela dan dinding bagian dalam masjid Brno.

Seminggu setelah peresmian Masjid Brno melakukan acara open house dan dihadiri oleh sekitar 250 orang. Acara open house ini kemudian menjadi agenda tetap masjid Brno. Bila awalnya hanya dikunjungi ratusan orang, kini open house masjid Brno diramaikan oleh lebih dari 2000 pengunjung termasuk kunjungan dari anak anak sekolah.

Pembangunan Masjid Baru Brno

Kini jemaah masjid sudah semakin membludak dan komunitas muslim setempat berencana membangun masjid baru yang lebih besar di ibukota Moravia tersebut. Rencana pembangunan masjid baru tersebut sudah bergulir sejak peringatan 10 tahun berdirinya masjid Brno pada tahun 2008 lalu, kala itu komunitas muslim Brno merayakannya di Brno’s Central Square Namesti Slobody sebagaimana disampaikan oleh Muneeb Hassan Alrawi, salah satu tokoh pendiri yayasan Islam Brno sekaligus sebagai ketua yayasan tersebut.

open house Masjid Brno.

Dalam peringatan itu, Alarawi dalam sambutannya mengatakan “saat ini kita menyelenggarakan perayaan 10 tahun Masjid Brno tapi juga menganggap hal ini sebagai keberhasilan masyarakat  Republik Czech. Dua entitas yang berbeda menyepakati sebuah prinsip umum dari sebuah koeksistensi, maka sudah pasti akan sukses. Hari ini kita merayakannya dengan sebuah acara budaya di Namesti Svobody Square di Brno tempat dimana kita akan membagikan 3653 kuntum mawar sebagai simbol dari jumlah hari yang sudah dilalui masjid Brno”.

Melihat kebelakang, hubungan harmonis antara muslim dan Czech sudah menjadi sesuatu yang lebih dari sesuatu yang teramat teramat mewah yang teramat sulit untuk di raih. Sekelomok masyarakat sekitar mencoba menghalang halangi upaya komunitas muslim dengan beramai ramai menandatangai sebuah petisi. Meski menurut Al-Rawi hubungan itu kini sudah lebih baik.

suasana di dalam masjid Brno saat open house yang digelar oleh pengurus masjid.

Al-Rawi juga menyebutkan bahwa kini mereka pun telah menjalin hubungan dengan para penanda tangan petisi penolakan pembangunan masjid tersebut. Beliau sangat faham bahwa penolakan masyarakat saat itu lebih karena sebuah ketakutan atas sesuatu yang mereka sendiri bahkan tak mengerti apa yang mesti ditakutkan. Pembangunan masjid pertama di Brno ini kemudian disusul dengan dibangunnya masjid ke dua republik Czech yang dibangun di kota Praha.

Dan kini ketika Masjid Brno sudah tidak lagi memadai bagi 800-an jemaahnya termasuk warga asing yang tinggal disana. Itu sebabnya Yayasan Islam Brno kemudian berencana untuk membangun sebuah masjid baru yang lebih besar. Begitu banyak aktivitas yang dilaksanakan di masjid ini membuatnya semakin terasa sempit. Seperti yang dikatakan oleh Alarawi bahwa masjid mereka semestinya terlalu kecil untuk menjadi pusat perhatian berlebihan berbagai pihak termasuk mereka yang menentang pembangunannya, tak lain hanya karena letaknya yang berada di Republik Ceko dan sejarahnya yang merupakan masjid pertama di Ceko serta kawasan Eropa Tengah.***