Jumat, 07 Juni 2013

Ada Apa Dengan Kubah Hijau Masjid Nabawi (Bagian-2)

Berdiri Megah di Kota Madinah. Kubah Hijau Masjid Nabawi.

Kebohongan Tentang Mayat di Atas Kubah Hijau Masjid Nabawi

Beberapa waktu lalu sempat beredar luas di dunia maya berita hoax tentang adanya mayat yang menempel di kubah hijau masjid Nabawi dengan bebeberapa versi. Intinya ada mayat yang menempel di kubah tersebut dan sama sekali tidak bisa dilepaskan sampai ahirnya mayat tersebut dibuatkan penutup dan dibiarkan ditempatnya menempel. di atas kubah hijau masjid Nabawi memang ada benda menonjol yang diikat dengan tali bila sekilas pandang memang akan terlihat layaknya sesuatu yang ditutupi.

Tapi sebenarnya benda tersebut adalah sebuah jendela yang ditambahkan kemudian untuk menutup ventilasi atau celah atau jendela permanen yang dipasang di kubah tersebut. Seluruh ruang dibawah kubah hijau ini dikemudian hari ditutup permanen tanpa pintu dan jendela karenanya ventilasi di kubah inipun tidak diperlukan lagi dan kemudian ditutup.

Titik kecil yang di ikat dengan tali di atas kubah hijau ini sempat menjadi isue sebagai kuburan seseorang yang di sambar petir dan mayatnya menempel disana tidak bisa dilepaskan dan ahirnya ditutup dan di ikat dengan tali. aslinya benda ini adalah penutup permanen bagi jendela yang dulunya sengaja dibuat sebagai ventilasi di kubah ini.

Ukuran jendela tersebut juga terlalu kecil untuk ukuran tubuh orang dewasa yang sedang berbaring. Dan tentu saja tidak akan cukup untuk menampung “mayat’ yang katanya mati tersambar petir karena berniat menghancurkan kubah hijau tersebut. Ada beberapa orang yang sudah mengunggah berita tersebut di youtube dan ada beberapa orang juga yang kemudian mengunggah bantahannya.

Saudi Arabia dan Peran Ulama Indonesia

Seiring dengan runtuhnya kekhlaifahan Islam Usmaniyah yang berpusat di Istambull Turki di tahun 1923, semenanjung Arabia terpecah menjadi dua wilayah kekuasaan besar. Hejaz dan Najd. Tahun 1921 Ibnu Saud memproklamirkan dirinya sebagai Sultan Najd. Tahun 1924-25 beliau menaklukkan Hejaz dan pada tanggal 10 Januari 1926 memproklamirkan diri sebagai Raja Hejaz menyusul setahun kemudian menambahkan gelar-nya sebagai Raja Najd. Dengan sendirinya keseluruhan wilayah Najd dan Hejaz Berada di bawah kekuasaan beliau yang dikemudian pada tanggal 23 September 1932 memproklamirkan berdirinya Kerajaan Saudi Arabia dengan Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa'ud sebagai raja pertamanya.

Denah penampang melintang kubah hijau Masjid Nabawi ini akan memberikan gambaran letak jendela di atas kubahnya. Bangunan yang menutup makam Rosulullah termasuk bangunan kubahnya memang berlapis lapis seiring dengan beberapa kali pembangunan dari beberapa pemerintahan yang pernah berkuasa di Madinah, dengan menambahkan tembok dan kubah baru disisi luar bangunan sebelumnya.

Ibnu Saud naik ke puncak kekuasaan dengan dukungan penuh oleh Muhammad bin Abdul Wahab dan kelompoknya yang mengusung gerakan pemurnian Islam dan dikemudian hari kelompok Muhammad bin Abdul Wahab ini disebut oleh dunia internasional sebagai kelompok Wahabi. Saat itu dilakukan penghancuran seluruh bangunan kubah makam dan situs sejarah yang di Mekah dan Madinah untuk menghindari khurafat. Turut dihancurkan semua makam para syuhada yang ada di pemakaman Jannatul Baqi termasuk kubah makam khalifah Usman Bin Affan.

Pemerintah Saudi Arabia mempertahankan kubah hijau Masjid Nabawi yang melindungi makam Rosulullah dan Sahabat Abu Bakar As Siddik serta Sahabat Ummar Bin Khattab. Ketiga kubur tersebut sejatinya berada di dalam rumah Aisyah istri Rasulullah yang berada di bawah kubah tersebut. Dalam perjalanan sejarah, Ulama Indonesia turut berperan dalam hal itu.

KH. Wahab Hasbullah
Seiring dengan perkembangan yang terjadi di Saudi Arabia saat itu, muncul keprihatinan dari ulama ditanah air yang ketika itu masih dibawah penjajahan Belanda yang kemudian membentuk komite Hejaz atas gagasan KH. Abdul Wahab Hasbullah. 

Komite Hejaz awalnya dibentuk untuk mewakili muslim dan ulama Hindia-Belanda (kini Indonesia) dalam pertemuan ummat Islam sedunia yang di gagas oleh Ibnu Saud di kota Mekah tahun 1926.

Komite Hejaz ini yang kemudian bermetamarfosis menjadi Jamiatul Nahdhatul Oelama (Nahdlatul Ulama) pada tanggal 31 Januari 1926. KH Wahab Hasbullah bersama Syekh Ghonaim al-Misri diutus oleh NU untuk menghadiri konfrensi umat Islam sedunia di Mekah sekaligus untuk menemui Raja Abdul Aziz Ibnu Saud guna menyampaikan pesan dari ummat Islam Hindia Belanda, salah satunya adalah meminta Raja Abdul Aziz untuk memberikan kebebasan bermazhab termasuk juga “penyelamatan makam Rosulullah dari penghancuran”.

Usaha ini direspon baik oleh raja Abdul Aziz. Beberapa hal penting hasil dari Komite Hejaz ini di antaranya adalah, makam Nabi Muhammad dan situs-itus sejarah Islam tidak akan dibongkar serta dibolehkannya praktik madzhab yang beragam, walaupun belum boleh mengajar dan memimpin di Haramain. Dua utusan ini pulang dengan membawa surat resmi dari raja Abdul Aziz ke Indonesia tertanggal 28 Dzul Hijjah 1347 H./ 13 Juni 1928 M..

Dimasa Kekuasaan Saudi Arabia, Masjid Nabawi setidaknya sudah tiga kali mengalami renovasi besar besaran dan tetap memelihara kubah Hijau Masjid Nabawi beserta semua yang ada di dalamnya, termasuk juga memperindah dan merawat unit bangunan tersebut. Perluasan Masjid Nabawi dimasa kekuasaan Saudi Arabia dilaksanakan oleh Raja Abdul Aziz di tahun 1951. Menyusul kemudian oleh Raja Faisal tahun 1973 dan terahir oleh Raja Fahd. Saat tulisan ini dimuat-pun masjid Nabawi sedang dalam proyek perluasan besar besaran untuk kesekian kalinya.

Kabar tak sedap sempat kembali beredar di tahun 2007 lalu ketika Kementerian Urusan Islam Kerajaan Saudi Arabia disebut sebut telah menerbitkan pamphlet yang turut di paraf oleh Mufti Agung Saudi Arabia, yang menyatakan bahwa kubah hijau masjid Nabawi akan dihancurkan dan tiga makam dibawahnya akan diratakan. 

Dan lagi lagi kabar tersebut mendapat kecaman dari ummat Islam dari berbagai penjuru dunia. Jangankan untuk menghancurkan kubah dan makam Rosulullah, rencana pemerintah Saudi untuk menghancurkan masjid masjid bersejarah disekitar Masjid Nabawi dalam upaya menyediakan lahan bagi perluasan Masjid Nabi tersebut-pun mendapatkan kecaman keras dari seantero dunia Islam termasuk dari para sejawan dari berbagai negara.

Namun demikian, bila mencermati maket masterplan mega proyek perluasan Masjid Nabawi yang disiapkan oleh pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, sangat jelas terlihat, bagian Masjid Nabawi dengan kubah hijaunya masih dipertahankan di sayap timur bangunan super besar yang akan dibangun dalam mega proyek perluasan tersebut. Begitupun dengan tiga masjid bersejarah yang berdekatan dengan Masjid Nabawi tetap dipertahankan keberadaannya.***

7 komentar:

  1. Lebih bisa dipercaya berita ini keliahatannnya daripada versi mayat disambar petir...

    BalasHapus
  2. saya lebih percaya versi ini daripada versi mayat seseorang yang ingin membongkar makam nabi

    BalasHapus
  3. Kubah Hijau Masjid Nabawi menjadi merah baru-baru Ini ?

    BalasHapus
  4. iya gan, lebih masuk akal ehehe
    ====================================
    Pesan Kubah Masjid Murah - stainless steel/enamel/panel harga murah hanya ada di, Mahkota Kubah dot net

    BalasHapus
  5. Wahabi perusak makam para sahabat

    BalasHapus
  6. It's a pity yоu don't have a donate button! I'd ѡithout a doubt donate to this fantastic blog!
    Ι guess fоr now i'll settle for book-marking and adding your RSS feed
    to my Google account. І lοok forward to fresh updates and ᴡill share tһis website ѡith mʏ Facebook ցroup.
    Talk soon!

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA