Minggu, 03 Juli 2016

Masjid Shah Hamadan Tertua di Kashmir

# Masjid di Atap Dunia

Masjid Shah Hamdan

Kashmir merupakan sebuah lembah di India dan Pakistan yang dikenal sebagai dunianya orang shaleh dan kaum sufi. Lembah di ketingggian Himalaya, hingga seringkali di sebut sebagai negeri atap dunia. Berbagai masjid yang berhubungan dengan tokoh sufi masih berdiri hingga kini di wilayah ini dan menjadi salah satu daya Tarik wisata tersendiri bagi para pelancong. salah satunya adalah Masjid Shah Hamdan di Srinagar yang dibangun di “petilasannya” Mir Sayyid Ali Hamadani.

Masjid Shah Hamadan atau lebih dikenal dengan nama Khanqah-e-Moula adalah sebuah masjid tua di Distrik Srinagar, Negara Bagian Jammu & Kashmir, India. Masjid ini merupakan masjid tertua di kawasan Kashmir India. Dibangun tahun 1395 oleh Sultan Sikander. Masjid ini beri nama Masjid Shah Hamadan sebagai bentuk penghormatan kepada Mir Sayyid Ali Hamadani atau Shah Hamdan yang merupakan tokoh sufi sekaligus penyebar Islam di Kashmir.

Shamswari,Srinagar,
Jammu and Kashmir 190001 India


Riwayat Pembangunan                                  

Masjid Shah Hamadan merupakan masjid pertama yang dibangun di Srinagar. Dulunya tempat tersebut merupakan kediaman Shah Hamdan di tepian sungai Jhelum, disana beliau melakukan aktivitas sehari hari termasuk sholat lima waktu, dan pusat penyebaran dan pengajaran Islam di daerah itu. Konon, batu pondasi tempat masjid ini berdiri dulunya dari bekas kuil yang pendetanya telah ber-Islam dan menjadi murid pertama Syah Hamdan di Kashmir.

Sejak pertama kali dibangun, masjid ini telah beberapa kali mengalami kerusakan lalu dibangunan kembali. Pada tahun 1480 masjid tersebut hancur akibat kebakaran, kemudian di restorasi oleh Sultan Hassan Shah. Kemudian tahun 1493 bangunan tersebut lagi lagi  hangus terbakar, bangunan nya kemudian dibangun ulang menjadi bangunan dua lantai. Namun lagi lagi hancur oleh kebakaran tahun 1791 yang kemudian dibangun ulang secara total dalam bentuknya saat ini oleh Abul Barkat Khan. Beberapa perbaikan setelah itu dilaksanakan sebagai akibat kebakaran di tahun 2012 menyusul kemudian kerusakan akibat gempa bumi dan banjir di tahun 2015.

Ditepian sungai Jhelum

Siapakah Shah Hamdan

Mir Syed Ali Hamadani (1314- 1384) atau Shah Hamdan atau Ameer-e-Kabir, adalah seorang ulama yang berasal dari daerah Hamadan, Persia (Iran) dan datang ke Kashmir di sekitar tahun 1372 untuk menyebarkan ajaran Islam. Cukup lama tinggal di Kashmir sebelum kemudian melanjutkan perjalanannya ke asia tengah melalui Ladakh di tahun 1381 dan membangun masjid pertama di Ladakh.

Selain Khanqah e Mu’alla di Srinagar beliau juga membangun masjid di Tral, Doru dan Shey (Ladakh) serta beberapa mushola di Sopore dan Pampore. Shah Hamdan kemungkinan wafat di Hazara (Pakistan) atau di Kafiristan. Namun demikian, diketahui bahwa makam tempat jenazah beliau dimakamkan berada di Khatlan (Tajikistan). Salah satu masjid peninggalan Shah Hamdan di wilayah Kashmir yang kini masuk ke dalam wilayah negara Pakistan adalah Masjid Chaqchan yang merupakan salah satu masjid tua yang berdiri di “negeri negeri atap dunia”.

Struktur kayu yang rumit
Shah Hamdan mengunjungi dan menetap di Kashmir dalam tiga periode, periode pertama adalah di masa kekuasaan Sultan Shihab-ud-Din tahun 774H/1372M. Setelah menetap sebentar beliau kemudian pergi berhaji ke Mekah. Kunjungan keduanya ke Kashmir tahun 781H/1379M dimasa kekuasaan Sultan Qutbu’d-Din. Kala itu beliau menetap sekitar dua setengah tahun lalu melanjutkan perjalanan ke Turkistan melalui Ladakh tahun 783H.

Kunjungan beliau ketiga kalinya ke Kashmir tahun 785H/1383M menetap di Kashmir sebentar lalu pindah dari sana karena masalah kesehatan dan menetap di Pakhli selama sepuluh hari atas permintaan dari penguasa setempat yang bernama Sultan Muhammad. Shah Hamdan Wafat tahun 786H di usia 73 tahun di kota Kanar, di dalam wilayah Pakhli. Namun jenazah beliau dibawa ke Khattalan (kini di Tajikistan) di makamkan disana pada tanggal 25 Jamadil Awwal, 787H (14 July 1385). Dakwah beliau di Kashmir kemudian dilanjutkan oleh putranya Mir Mohammad Hamadani.

Berjamaah

Tradisi Masjid Shah Hamdan

Di masjid ini ada satu tradisi tahunan untuk mengenang hari kematian almarhum Shah Hamdan. Ribuan Jemaah memadati masjid ini disetiap hari ke enam bulan Bulan terahir kalender Hijriah untuk menghormati Syed Ali Hamdani, Seperti acara “haul” di Indonesia. Sama seperti tempat tempat ibadah bernuansa sejarah di Indonesia, di masjid ini pun para Jemaah luar kota, ataupun pelancong akan bertemu dengan para peminta minta yang ramai disekitar masjid ini.

Warisan Rosulullah

Menurut kabar yang beredar di masjid ini tersimpan beberapa relik yang berhubungan dengan Nabi Muhammad s.a.w, diantaranya adalah bahwa di masjid ini tersimpan Bendera Rosulullah yang dipakai dalam beberapa pertempuran semasa hidup Rosulallah, serta sebatang tiang tenda Rosulullah. Di masjid ini juga masih disimpan tongkat Shah Hamdan.

Interior Masjid Shah Hamdan

Aristektural Masjid Shah Hamdan

Masjid Shah Hamdan tidak sekedar sebagai masjid tapi juga merupakan salah satu tujuan ziarah bag kaum sufi. Secara umum bangunan masjid ini dibangun berupa bangunan kubus dengan atap piramida lancip yang ditopang dengan beberapa pilar. hich represents the minaret. Dibangun dengan tipologi bangunan setempat dengan ukuran sekitar 23 meter di setiap sisinya dan berdiri di tempat yang tak biasa, berupa material batuan dari sebuah bangunan kuil yang sudah tak terpakai.

Dibangun berlantai dua dengan atap limas lancip bertumpang satu sama lain dengan ukuran yang berbeda di setiap tumpukannya. Bagian kayu penopang atap masjid ini kemudian di perindah dengan begitu padatnya ukiran ukiran indah. Bangunan lantai dasarnya memiliki beranda ber-arkade ganda kecuali pada bagian pintu utamanya. Bagian lantai dua dibangun dengan balkoni ber-arkade yang menjorok keluar di ke-empat sisi struktur utama bangunan.

Arkade beranda dan balkoninya dengan beberapa pilar kecil dari kayu berukir dan kolom kolom bundar tidak saja menjadi penopang struktur atapnya tapi juga cukup impresif dengan ukurannya yang mencapai 16 meter membuat masjid ini terlihat menjulang. Atap piramida di lantai duanya di buat terbuka sebagai tempat bagi muazin mengumandangkan azan di berikan atap berbentuk piramida.

Terpana

Sejarawan menyebut masjid ini meskipun kecil namun sangat menarik, selain sebagai masjid pertama di Srinagar, mengingat atap masjid ini memiliki kemiripan dengan bagian atap kuil yang bertebaran di Kashmir hingga ke Nepal. Angka tahun 1384M/786H terukir di atas bagian pintu masuk sebagai peringatan tahun  wafatnya Shah Hamdan.

Dinding ruang sholat masjid ini dibuat dari panel panel kayu dengan sedikit sentuhan batuan. Beberapa ornamen bertuliskan lafadz Allah di ukir di lempengan ke-emasan menghias bagian dalam masjid. Di tengah ruang sholat berdiri empat batang pilar besar dari kayu setinggi 7 meter dalam konfigurasi segi empat yang menopang lubang angin di atasnya. Di hias dengan lukisan dari kayu yang di tata membentuk seperti tulang ikan pada batangan pilar sedangkan dasar pilar diukir berbentuk bunga teratai.

Diantara ribuan merpati

Pengaruh Shah Hamdan Bagi Kashmir

Shah Hamdan memiliki peran begitu besar dalam tradisi dan budaya Kashmir. Beliau yang berasal dari Iran, telah membawa agama dan tradisi Islam Persia ke wilayah Kashmir dan sekitarnya. Termasuk juga seni bina bangunan, ukiran, pahatan, lukisan dan sebagainya yang kemudian berbaur dengan tradisi dan budaya Kashmir yang kala itu masih menganut Hindu dan Budha, sehingga menghasilkan tradisi dan budaya Islam Kashmir yang unik. terlihat dari bangunan masjid Shah Hamdan atau Khanqah-e-Moula ini.

Bangunan masjid dari kayu dengan beragam fitur artistik bernilai tinggi yang menjadi keindahan dari pahatan ukiran serta lainnya di masjid ini. Interiornya kaya dengan ukiran dan lukisan tangan dengan corak aneka warna dalam dominasi warna hijau dan kuning serta ditambah dengan lampu gantung antik dan tua memberikan nuansa kejayaan masa lalu yang teramat kental dengan pengaruh budaya Persia. Wajar bila kemudian seniman Muhammad Iqbal Menyebut Kashmir sebagai ‘The Little Persia”. Sedangkan Unesco menyebut Shah Hamdan sebagai tokoh pembentuk tradisi dan budaya Kashmir.***

----------------------

Baca Juga Artikel Masjid di Atap Dunia Lainnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA