Minggu, 16 Oktober 2016

Islam di Mauritius (2)

jemaah sholat jum'at di masjid jummah Port Louis

Menurut sejarawan, kehadiran muslim di Mauritius sudah dimulai sejak tahun 1722. Mereka terdiri dari para seniman, pelaut dan pedagang dari India. Satu data pasti bahwa di tahun 1724 Ali Khan mengeluarkan petisi kepada Gubernur de Nyon (1722-1725) untuk kebebasan istrinya dari perbudakan. Selama periode 1768-89, disebutkan bahwa disana ada 12 muslim india asli yang lahir di pulau Mauritius. Kemudian di tahun 1758 sekelompok pedagang India membentuk koloni dalam menjalankan bisnis mereka di tahun 1758. Keluarga Gassy Sobedar tercatat dalam catatatan resmi sebagai keluarga muslim pertama yang tinggal di Mauritius di tahun 1791. Dan masih di masa kolonial Perancis keluarga keluarga seperti Dina, Goumany dan Sakir telah menetap di Mauritius.

Masjid Masjid di Mauritius

Di Mauritius terdapat banyak masjid baik di pusat kota hingga ke wilayah pedesaan. Dia masjid yang dikenal secara luas adalah Masjid Al-Aqso di di Camp des Lascars sebagai bangunan masjid pertama dan tertua di Mauritius dan Masjid Jummah di pusat kota Port Louis yang merupakan masjid sentral. Konsentrasi muslim tertinggi berada di kota Port Louis selaku ibukota negara, terutama di daerah Plaine Verte, Ward IV, Valle Pitot dan lingkungan Camp Yoloff. Terdapat juga muslim cukup banyak di daerah Plaine Wilhems tertutama di Phoenix.

Kepengurusan masjid di Mauritius, secara hukum diakui oleh negara dan Imam masjid menerima gaji bulanan dari pemerintah. Pernikahan dengan hukum Islam di akui oleh negara, termasuk juga pengakuan pertalian keluarga berdasarkan nazab dari garis Bapak. Para janda dan yatim piatu berhak mendapatkan tunjangan bulanan dari negara. Mereka yang masuk Islam memiliki hak untuk mengganti nama mereka berikut nama keluarganya. Muslim di Mauritius juga mendapatkan kebebasan untuk menunaikan ibadah umroh dan haji ke tanah suci Mekah.

Masjid Al-Aqso

Bangunan pertama yang difungsikan sebagai tempat ibadah muslim di Mauritius adalah Masjid di Camp des Lascars di sekitar tahun 1805. Bangunan tersebut sempat hancur akibat bencana angin topan di tahun 1818. Dalam waktu singkat bangunan tersebut kemudian diperbaiki dan kembali berfungsi dengan baik dengan dana dari para jemaah, salah satu donatur pembangunan kembali masjid tersebut merupakan anggota keluarga Sobedar. Selama beberapa tahun setelah itu yang bertindak sebagai imam masjid tersebut juga dari keluarga Sobedar.

Masjid di Camp des Lascars atau Masjid Al-Aqso

Adalah Haji Sobedar yang kemudian membuat mihrab di masjid Jummah Port Louis pada saat masjid tersebut dibangun tahun 1850, beliau merupakan salah satu tokoh muslim di Camp des Lascars. Beliau wafat pada tanggal 29 April 1881 dan dimakamkan di samping masjid Camp des Lascars yang kini dikenal dengan nama Masjid Al-Aqsha atau Al-Aqso merujuk kepada Kiblat pertama ummat Islam di Al-Quds (Jerusalem), Palestina.

Bangunan masjid ini secara berkelanjutan terus berkembang dibangun dan diperluas disesuaikan dengan kebutuhan jemaah yang semakin meningkat. Kini bangunan masjid ini tidak lagi berupa bangunan kecil sebagaimana dimasa kolonial Perancis di Mauritius, bangunannya sudah diperluas dan di renovasi secara berkala selama beberapa tahun meskipun masih berdiri di lokasi yang sama sejak pertama kali dibangun.

Masjid Jummah Port Louis

Kemudian menyusul masjid Jummah di Port Louis yang dibangun tahun 1850 dan tercatat di kementrian pariwisata Mauritius sebagai salah satu bangunan tempat ibadah terindah di Mauritius. Masjid Jummah Port Louis ini juga merupakan Otoritas Islam yang diakui oleh pemerintah layaknya sebagai masjid nasional yang mewakili kepentingan ummat Islam Mauritius termasuk Dewan urusan Halal serta Lembaga Riset Halal yang konsen terhadap makanan halal serta berwenang menerbitkan sertifikat halal. Artikel lengkap masjid Jummah ini dapat dibaca di posting Masjid Jummah Mauritius.

Masjid Suni di Rose Hill

Masjid Suni di Rose Hill atau Rose Hill Suni Mosque dibangun tahun 1863 untuk memenuhi kebutuhan muslim yang semakin meningkat jumlahnya. Adalah Ismail Jeewa yang membeli sebidang lahan di Remono Street dan kemudian dihibahkan kepada komunitaa Muslim untuk kepentingan pembangunan masjid setelah itu bangunan masjid berdiri disana. Perluasan bangunan masjid dilakukan tahun 1893, 1912 dan 1915.

Salah satu sudut Masjid Jummah Port Louis

Di pergantian abad ke 20, Rose Hill ini seakan berubah menjadi pusat bagi debat masalah agama, debat tersebut dikenal dengan istilah Religious Repartees. Perhelatan tersebut menarik perhatian banyak orang untuk turut menghadiri. Tujuan dari debat tersebut justru merupakan ajang untuk melatih secara sehat untuk membawa masayarakat yang berasal dari beragam agama dan kepercayaan bersama sama secara sosial dan membantu mempromosikan toleransi dan saling pengertian diantara sesama warga negara.

Lembaga Lembaga Islam di Mauritius

Madad-ul-Islam Society atau setingkali disingkat menjadi Madad merupakan lembaga Islam pertama yang dibentuk di Mauritius pada tanggal 22 Januari 1902 bergerak dibidang pendidikan Islam dan merupakan salah satu lembaga nirlaba pertama di Mauritius. Kemudian menyusul dibentuknya Dewan Wakaf pada tahun tahun 1938 dan disahkan menjadi undang undang pada tanggal 25 April 1941, Lembaga wakaf ini menjadi penanggungjawab bagi pendistribusian dana sunsidi dari pemerintah untuk semua masjid di Mauritius sejak tahun 1959.

Ditahun 1959 Prof. Mohammed Hussein Malik mendirikan lembaga yang disebut The Qur’an House yang bergerak dibidang pendidikan dalam upaya meningkatkan standard kehidupan muslim Mauritius. Lemaga ini juga merupakan Gerakan Islam Pertama di Mauritius. Masjid Sayyidah Khadijah Mosque merupakan masjid yang dibangun oleh The Qur’an House sebagai masjid khusus untuk jemaah wanita yang juga dilengkapi dengan perpustakaan Islam.

pemerintah Mauritius telah mendaftarkan Masjid Al-Aqso Mauritius sebagai salah satu warisan budaya dunia UNESCO. Masjid Al-Aqso merupakan masjid pertama yang dibangun di Mauritius dan masih berfungsi dan berkembang hingga hari ini.

Islamic welfare Foundation dibentuk tahun 1969 dengan tujuan untuk membantu pembiayaan bagi pengusaha muslim, pemberian beasiswa, donasi, simpan pinjam, promosi pendidikan Islam, publikasi dan penerbitan majalah dan buku buku Islam. World Islamic Mission Mauritius dibentuk tahun 1975 sebagai bagian dari organisasi Islam yang dibentuk tahun 1972 di Mekah Almukarromah dan berpusat di Bradford, Inggris. Islamic Cultural Centre Mauritius dibentuk Pada tahun 1987 dan akta pendirian nya secara resmi diumumkan pada 15 Desember 1989 dengan tujuan untuk memelihara dan mempromosikan seni dan budaya Islam, menyelenggarakan pendidikan bahasa Arab dan Urdu dan aktivitas keIslaman lainnya, termasuk pengawasan dan penyelenggaraan ibadah haji.

Di tahun 1990 pemerintah Mauritius dibawah pimpinan Perdana Menteri Sir Aneerood Jugnauth, mengajukan perubahan perundang undangan yang memberikan status legal bagi pernikahan muslim dan membantu pembentukan lembaga Muslim Family Council (MFC). Undang undang ini memberikan kewenangan kepada lembaha ini untuk menyelenggarakan, merayakan, mencatat, mengeluarkan dan menyimpan catatan pernikahan sesuai dengan hukum Islam. Lembaga ini merupakan lembaga resmi pemerintah bagi muslim Mauritius.

Lembaga Pendidikan Islam di Mauritius

Darul Ulum atau Rumah Ilmu pengetahuan, merupakan lembaga pendidikan yang mengelola pendidikan resmi berbasis Islam, meski tidak banyak namun ada beberapa sekolah yang dikelola lembaga ini di mauritius yakni Darul Uloum Aleemiah, Darul Uloum Majlis Raza dan Ahmad Raza Khan Academy. Muslim Mauritius juga memiliki Madrasah serta Islamic Cultural College khusus bagi siswa laki laki dibuka tahun 1949 dengan hanya 35 siswa dan kini berkembang hingga 2500 siswa. Selain itu muslim disana juga memiliki lembaga pendidikan yang bernama Madadul Islam, Muslim Girls College, dan lembaga pendidikan yang bernama Doha dibentuk tahun 2003 dan didanai oleh Pemerintah Qatar.

---------------

Baca Juga



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA