Sabtu, 07 Januari 2017

Masjid Sentral Adelaide Australia

Empat menara antik dari Bata menjadi salah satu ciri khas masjid tertua dan masih berfungsi hingga hari ini di kota Adelaide, Australia. 

Adelaide adalah ibukota bagi wilayah selatan Australia, didirikan tahun 1830 disepanjang sisi sungai Torrens, mulanya di diami oleh pemukim bebas, kini penduduk Adelaide mencapai 1.28 juta jiwa menjadikannya sebagai kota terbesar ke lima di Australia. Adelaide merupakan kota pantai yang indah. Pantai merupakan tempat hang-out paling paforit bagi penduduk kota ini.

Islam Telah hadir di Australia dan Adelaide sejak tahun 1860-an, di mulai dengan masuknya muslim imigran dari Afganistan yang masuk ke Australia sebagai penunggang Onta yang digunakan sebagai moda transportasi untuk mendukung aktivitas pertambangan di daerah gurun Australia. Mereka yang kemudian membangun masjid pertama di Adelaide yang kini dikenal dengan nama Masjid Sentral Adelaide atau Central Mosque Adelaide, dikelola oleh islamic Sociaty of South Australia.

Masjid Sentral Adelaide atau The Central Adelaide Mosque dibangun tahun 1888, dan merupakan masjid tertua di Australia yang berada di kota besar. Bangunan masjid nya dilengkapi dengan empat menara yang dibangun tahun 1903. Umat islam yang berasal dari berbagai tempat yang cukup jauh termasuk dari Broken Hill dan Kalgoorlie berkumpul di masjid ini terutama selama bulan suci Romadhan. Di tahun 1890 dilaporkan jemaah masjid ini terdiri dari 80 muslim Afgan yang meramaikan masjid ini selama bulan suci Romadhan dan hari raya Idul fitri. 

Adelaide Central Mosque
Little Gilbert Street, Adelaide
Australia
  


Masjid Sentral Adelaide ini seringkali disebut juga dengan nama Masjid Afgan atau Afghan Chapel, karena memang dibangun oleh para muslim imigran dari Afganistan yang kala itu tinggal di bagian barat daya kota Adelaide. Pembangunan masjid ini menghabiskan dana 150 pound yang ditanggung oleh muslim penunggang onta setempat dan dibantu oleh beberapa sponsor dari kota Melbourne sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar yang terbit saat itu. Para penunggang Onta pertama kali tiba di Austalia pada tahun 1860 mereka menyediakan jasa transportasi di daerah gurun di sentral Australia.

Di abad ke 19 tepatnya tahun 1865 ratusan Onta di datangkan ke Adelaide untuk digunakan sebagai moda transportasi di daerah gurun Australia. Turut didatangkan juga para penunggang onta dari Afgan ke Adelaide. Para penunggang Onta ini seluruhnya beragama Islam dan kemudian mendirikan masjid disana sebagai tempat peribadatan.

Masjid Adelaide  pada saat dalam proses restorasi dengan satu menaranya yang masih belum selesai.

Sebuah harian surat kabar yang terbit di bulan April 1930 dalam salah satu tajuk utamanya yang berjudul “Mohammedan Mosque Brings the East to the West" (Masjid Pengikut Muhammad menjembatani timur dan barat) mengatakan:

“Perang telah memberikan perbedaan besar kepada masjid Adelaide, pada saat dimana masyarakat umum merasa sangat tidak nyaman dengan kehadiran orang asing sehingga masjid tersebut kemudian di tutup selama beberapa tahun. Pada saat masjid tersebut dibuka kembali para jemaah kembali kesana walau untuk pergi lagi. Hal tersebut merupakan kewajiban dalam agama mereka datang ke masjid dan melakukan peribatan sebagaimana diajarkan oleh agama”
  
“Sebagian besar dari mereka adalah para lelaki renta dengan jenggot panjang yang sudah memutih, dengan tatapan mata lelah menatap kehidupan. Dan pada hari dimana mereka tidak mampu lagi untuk pergi ke mekah yang begitu mereka dambakan, sedangkan bangunan nya  akan ditinggalkan sepi dengan para hantunya, dengan kenangannya . . .”

Interior Masjid Adelaide

Meskipun sebegitu muramnya prediksi surat kabar tersebut terhadap masjid ini dan para jemaahnya saat itu, nyatanya Masjid Sentral Adelaide masih bertahan dan eksis hingga kini, dan kini begitu banyak anak anak muda yang melintasi pintu masjid ini, tidak hanya pria pria berjenggot ubanan seperti ramalan surat kabar itu.

Pria pria tua berjenggot ubanan yang mereka gambarkan dalam surat kabar itu kini memang sudah wafat dan dimakamkan di pemakaman the West Terrace Cemetery. Namun jangan pernah lupa pada kerja keras dari para imigran muslim generasi awal tersebut, mereka yang membangun masjid ini melaksanakan sholat di masjid ini, bertahan dengan identitas ke-Islaman mereka meski terpisah teramat jauh dari kampung halaman tempat mereka berasal.

Kehidupan muslim Afgan di era awal di Australia sebagai penunggang Onta tidaklah mudah. Kehidupan keras yang diwarnai dengan tindakan rasisme karena agama Islam yang mereka anut, karena warna kulit dan penampilan mereka serta karena persaingan dengan penyedia jasa transportasi lainnya. Sekedar salut tidaklah cukup untuk menghormati keteguhan mereka memegang teguh ajaran agama yang mereka anut, bahkan mampu mewariskan sebuah bangunan sejarah yang tidak saja sangat berharga bagi muslim saja tapi juga bagi Australia.

Hasil pemugaran dan restorasi oleh pemerintah Australia telah memulihkan kondisi masjid ini bahkan tampak lebih kokoh dan lebih apik.

Arsitektural Masjid Central Adelaide

Ukuran masjid ini tidak terlalu besar apalagi bila dibandingkan dengan masjid masjid utama di negara negara Islam seperti di Indonesia, malaysia atau Turki. Denah bangunan utamanya persegi panjang membujur ke garis kiblat. Dindingnya menggunakan batu batu alam dan batu bata, sedangkan dinding bagian dalam seluruhnya di tutup dengan kayu. Di bagian dalam bangunan ini terkesan sangat sederhana atau bahkan mirip dalam ruangan sebuah cabin atau bangunan pondok peristirahatan di tengah hutan pinus yang terbuat dari kayu. Bahan kayu yang digunakan di dalam masjid ini memang memberikan kesan hangat tersendiri.
  
Ruangannya sepi dari berbagai ornamen, namun lengkap dengan mihrab kecil berupa ceruk kecil, sedangkan mimbarnya diletakkan di pokok ruangan dan seluruhnya tebuat dari kayu. Jendela jendela kaca di buat tinggi dengan lengkungan di atasnya. Bagian flafon nya pun menggunakan kayu yang tidak di cat permukaannya melainkan di lapis dengan lapisan pernis untuk menjaga ketahanan kayu namun tetap menonjolkan warna alaminya.

Bangunan nya di buat berlantai dua, bagian lantai dua hanya berukuran separuh dari ukuran lantai dasarnya karena memang hanya menutup separuh dari ruang di lantai dasar. Empat menara masjid ini terbuat dari bata, dua diantaranya sempat runtuh karena termakan usia namun kini sudah dipulihkan kembali setelah proses restorasi. Empat menara ini lebih sebagai bangunan pelengkap, sebagai penanda karena sama sekali tidak difungsikan sebagai menara untuk menyuarakan azan, dan memang tidak ada ruang untuk itu.

Rekaman sejarah Masjid Adelaide

Restorasi oleh Pemerintah Australia

Di tahun 2010 Pemerintah Australia mengucurkan dana untuk melakukan perbaikan menyeluruh terhadap bangunan Masjid Sentral Adelaide. Perbaikan dimaksud termasuk proyek restorasi terhadap dua menaranya yang sudah runtuh dan mengembalikannnya kepada bentuk semula, sehingga masjid ini kembali ke bentuk aslinya lengkap dengan empat bangunan menaranya. Menara sebelah barat laut masjid ini telah runtuh sebagian sedangkan menara disebelah Timur Laut nya sudah runtuh keseluruhannya, menyisakan hanya dua menaranya saja yang masih utuh.
  
Proses restorasi dua bangunan menaranya menggunakan bahan asli dari bangunan menara sebelumnya yang salah satunya memang sengaja diruntuhkan demi keamanan jemaah karena sudah lapuk dan terancam runtuh sendiri. Dua menara menar tersebut kemudian di bangun ulang sesuai bentuk aslinya dan diperkuat dengan beton bertulang. Restorasi juga memulihkan seluruh bagian bangunan termasuk area sekitarnya dan pagar keliling dan gerbang masjid.

Susunan batu alam yang menjadi dinding masjid ini menampilkan pemandangan alamiah dengan keindahannya yang khas.

Program tersebut seluruhnya di danai oleh Skema pendanaan dari Dewan Kota Adelaide sebesar $329,000 Dolar Australia. Masjid Sentral Adelaide telah menjadi salah satu cagar budaya di Adelaide sehingga pemerintah setempat turun tangan untuk melestarikannya. Hingga kini masjid ini masih menjalankan fungsinya, menjadi pusat peribadatan bagi muslim disana. Masjid Sentral Adelaide tidak saja merupakan masjid tertua di Adelaide tapi juga merupakan masjid tertua di Australia yang dibangun di kota besar.

Setelah dilakukan restorasi dan perbaikan menyeluruh, kini masjid Sentral Adelaide kembali ke bentuk megahnya semula dengan empat menara di ke empat sudut masjid nya. Perbaikan tersebut juga memulihkan kondisi struktur masjid baik ekterior maupun interiornya. Masjid Sentral Adelaide merupakan salah satu bangunan penting di Adelaide dengan nilai sejarah yang melekat padanya, tidak saja menjadi pusat peribadatan bagi muslim disana tapi juga menjadi salah satu tujuan wisata di kota itu.

Di Australia tercatat terdapat lebih dari 340 ribu muslim yang tinggal disana atau setara dengan lebih dari 1.7% dari total 20 juta penduduknya. Islam telah hadir di Australia lebih dari 200 tahun lamanya dan telah menjadi agama terbesar kedua di Australia setelah Agama Kristen.***
-----------------------------------

Baca Juga



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA