Sabtu, 04 Maret 2017

Masjid Tokyo – (Tokyo Camii) Jepang

Megah diantara himpitan gedung gedung jangkung kota Tokyo, Masjid Tokyo atau Tokyo Camii berdiri sejak tahun 1938 mengukuhkah eksistensi Islam di Negeri Sakura.

Masjid Tokyo atau dalam Bahasa Turki disebut dengan Tokyo Cami, merupakan masjid terbesar dan terindah di Jepang yang berada di kota Tokyo. Masjid megah ini dibangun pertama kali oleh komunitas Muslim Turki dari wilayah Kazan (Rusia) pada tahun 1938. Secara resmi Masjid Jami’ Tokyo ini bernama Tokyo Camii & Turkish Cultural Center namun lebih dikenal dengan Tokyo Camii atau Tokyo Mosque. Camii dalam Bahasa Turki secara harfiah bermakna sebagai Masjid Jami’, mengingat bahwa masjid masjid kecil atau Mushola, dalam Bahasa Turki disebut dengan Mescit.

Pembangunan masjid ini pertama kali dilakukan pada tahun 1938, dan dibangun kembali oleh pemerintah Turki di tahun 1998 dan diresmikan tahun 2000. Masjid Tokyo merupakan masjid terbesar dan terindah di Jepang, menjadi penanda kedekatan hubungan Turki dan Jepang, sekaligus menjadi salah satu simbol eksistensi Islam di Jepang.

TOKYO CAMII & TURKISH CULTURE CENTER
1-19 Oyama-cho, Shibuya-ku, Tokyo 151-0065, JAPAN




Kehadiran masjid ini di pusat kota Tokyo seakan menjadi penghubung antara masa lalu dan masa depan, serta keindahannya dalam aspek yang lain terkait dengan fitur bangunannya yang unik di-antara gedung gedung jangkung kota Tokyo. Sedangkan arsitekturnya yang tidak dapat dilepaskan dari gaya arsitektur masjid klasik Usmaniyah dengan sentuhan modern dalam fungsinya seperti fungsi ruang sebagunam untuk acara pernikahan, fashion shows, plays, exhibitions dan konfrensi di lantai satu.

Tak dapat diragukan kehariran Masjid Tokyo ini menjadi tempat alternatif untuk mempelajari agama Islam bagi siapapun, yang kini setiap hari dikunjungi oleh ratusan orang orang asli Jepang sehingga kehadirannya memberikan konstribusi bagi hubungan antara Jepang dan Turki yang sudah terjalin sejak berabad abad lalu.

Sejarah Masjid Tokyo

Ketika pemerintahan Uni Soviet mulai berkuasa di tahun 1917 beberapa dari komunitas muslim Turki yang tinggal di wilayah yang dikuasai Uni Soviet hijrah  ke berbagai belahan dunia termasuk ke Negara Jepang. Di Jepang Kaum Muslimin Turki diterima dengan baik oleh masyarakat setempat dan mendapatkan peluang yang baik untuk dibidang ekonomi dan menjalankan ajaran Islam yang mereka anut.

Bangunan pertama masjid Tokyo dibangun tahun 1938 dengan gaya masjid masjid Tatar & kazan. Bangunan ini kemudian dihancurkan karena sudah mengalami kerusakan parah dan dibangun ulang dengan gaya Turki Usmaniyah seperti saat ini.

Muslim Turki dari Kazan yang bermigrasi ke Jepang kemudian membentuk komunitas yang disebut “Mahalle-i İslamiye” (semacam distrik muslim) dipimpin oleh Abdulhay Kurban Ali dan Abdurreşid İbrahim serta membangun masjid jami’ dan sekolah Islam ditahun 1938. Dikemudian hari Masjid Tokyo yang mereka dirikan di serahkan penanganannya ke pemerintah Turki.

Seiring dengan perjalanan waktu, bangunan masjid pertama tersebut mengalami kerusakan parah disana sini. Pemerintah Republik Turki kemudian menghancurkan bangunan masjid lama di tahun 1986 dan membangun masjid baru yang kini kita kenal. Peletakan batu pertamanya dilaksanakan pada tahun 12 April 1996 oleh Mehmet Nuri Yılmaz atas nama Kantor Kepresidenan Turki untuk Urusan Agama. Proses pembangunannya dimulai tahun 1998 dan selesai serta diresmikan dua tahun kemudian atau tahun 2000.

Rancangan Masjid Tokyo ini ditangani oleh Arsitek Muharrem Hilmi Şenalp. Pengerjaan struktur bangunan hingga selesai secara kasar dilakukan oleh Kajima Corporation, sedangkan pekerjaan artistik dan dekorasi ditangani oleh para master dan seniman Turki. Proyek pembangunan masjid dikepalai oleh tim gabungan dari Jepang dan Turki, Sumio Ito dan Akira Wakabayasi dari pihak Jepang serta Sami Goren dari pihak Turki. Sedangkan pelaksana lapangan-nya dikepalai oleh Tsuruki Furukawa dibantu oleh Teiji dari pihak Jepang dan Mustafa Iskender dari pihak Turki.

Masjid ini juga seringkali disebut sebagai Masjid Turki karena memang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Turki melalui perwakilan Diyanet di Tokyo. Bendera Nasional Turki dikibarkan di depan masjid ini bersama sama dengan bendera nasional Jepang.

Di bagian dinding disamping pintu masuk masjid Jami Tokyo ini terpasang puisi singkat bertarikh 1420 Hijriah (tahun pembangunan masjid ini dalam tahun Hijriah)

“The Tokyo Camii”,
“Lord’s worshipping place”,
“Brought to this land eternal glace”.

Terbuka Untuk Umum

Masjid Jami’ Tokyo terbuka untuk kunjungan khalayak umum dengan mematuhi aturan yang telah ditetapkan, mengingat ruang dalam masjid merupakan ruang suci tempat muslim melaksanakan peribadatan. Termasuk aturan menutup aurat bagi pengunjung pria maupun wanita, membuka alas kaki sebelum masuk ke masjid, tidak berisik di dalam ruangan sholat, pada saat ibadah sholat sedang berlangsung pengunjung diminta untuk duduk di bagian belakang dan tidak berkeliling di dalam masjid dan tidak mengambil gambar, dilarang membawa binatang peliharaan dan kunjungan lebih dari lima orang diharapkan untuk mengkonfirmasi terlebih dahulu ke pengurus masjid.

Terbukanya Masjid ini, dalam upaya memperkenalkan Islam kepada khalayak umum termasuk kepada kalangan pelajar dan mahasiswa. Banyak sekolah dan kampus di Tokyo yang memasukkan Masjid Tokyo sebagai salah satu destinasi kunjungan bagi para pelajar dan mahasiswa-nya dalam upaya memberikan pengalaman tersendiri bagi para pelajar dan mahasiswa.

Hal tersebut juga untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan penjelasan yang benar tentang Islam langsung dari pusat ke-Islaman terbesar di Jepang tersebut sekaligus juga mereduksi Islamphobia akibat informasi yang tidak benar. Selama kunjungan kesana, pengurus masjid ini dengan ramah dan senang hati memberikan penjelasan tentang Islam dalam sesi tanya jawab di suasana yang bersahabat.

Interior Masjid Tokyo, Sangat Usmaniyah

Layanan masjid Jami Tokyo

Selain sebagai tempat penyelenggaraan sholat berjama’ah, Masjid Jami Tokyo juga melayani penerimaan zakat dan fitrah, penyelenggaraan pernikahan muslim serta mengeluarkan sertifikat nikah dengan syarat syarat yang telah ditetapkan. Pengurus masjid ini dengan tegas menolak penyelenggaraan pernikahan siri. Masjid Tokyo juga melayani berbagai pertanyaan dan konsultasi tentang islam dan tradisinya secara online.

Berikut ini rekening dari Masjid Tokyo.

For ordinary transaction
Bank nameThe Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd.
Branch nameYoyogiuehara Branch (code 137)
Account HolderSHUKYOHOJIN NIHON DIYANET
Account NumberSavings account (futsuu) 0789819

For Zakat & Fitrah
Bank nameThe Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd.
Branch nameYoyogiuehara Branch (code 137)
Account HolderSHUKYOHOJIN NIHON DIYANET
Account NumberSavings account (futsuu) 0011594

Kubah berukuran besar diapit oleh sejejeran kubah kubah yang lebih kecil menjadi salsh satu ciri dari gaya arsitektur klasik masjid masjid era Emperium Usmaniyah.

Petunjuk Berbahasa Indonesia

Masjid Tokyo, dikelola oleh Kantor Kepresidenan Turki Untuk Urusan Agama Islam (Diyanet) di Tokyo, hampir semua fitur di masjid ini serba Turki termasuk kitab suci Al-Qur’an yang disediakan untuk jamaah di Masjid ini, terjemahannya juga menggunakan Bahasa Turki. namun ada yang sedikit unik, karena ditemukan ada selembar petunjuk dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu bertuliskan “Dilarang makan/minum/tidur di sini. Sila makan/minum di tingkat 1”.

Menarik bukan. petunjuk tersebut tentu saja tidak ditujukan kepada orang Jepang, yang jangankan berbahasa Indonesia, untuk berbahasa Inggris pun sangat jarang ditemui. entah karena memang banyak Jemaah Indonesia dan negara serumpun yang seringkali datang ke masjid ini, atau bisa jadi Bahasa Indonesia telah dianggap sebagai salah satu Bahasa yang digunakan di dunia Islam. wallahuwa’lam.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA