Sabtu, 06 Januari 2018

Islam di Botswana (bagian 1)


Masjid An-Nur di Gaborone, Ibukota Botswana

Botswana adalah satu satunya negara yang pernah mencatatkan diri dalam sejarah sebagai negara yang ibukota negaranya berada di luar negeri alias diluar wilayah negaranya, itu terjadi pada saat negara ini masih dibawah jajahan Inggris sebagai ““British Protectorate of Bechuanaland”, saat itu ibukota negara Botswana berada di Mafikeng, di Afrika Selatan.

Setelah merdeka di tahun 1966, ke unikan terus berlanjut, lagi lagi Botswana memiliki pengaturan yang unik dengan Ibukota negaranya. Ibukota pemerintahan negara berpusat di kota Gaborone sedangkan pusat sistim yudisialnya ditempatkan di kota Lobatse. Kota Gaborone berada di sisi tenggara wilayah Botswana, sedangkan kota Lobatse terpaut 70km ke selatan dari kota Gaborone

Botswana adalah negara yang wilayah-nya terkunci di tengah tengah daratan Afrika bagian selatan. Secara geografis Botswana bertetangga dengan Namibia di sebelah barat dan utara, batas kedua negara ini benar benar berupa garis lurus yang membentang dari utara hingga ke selatan, sisi utara Botswana juga berbatasan dengan satu jalur sempit wilayah Namibia yang memanjang dari barat ke timur memisahkan Botswana dengan Angola dan Zambia. Sisi timur laut Botswana berbatasan dengan Zimbabwe sedangkan sisi tenggara dan selatannya berbatasan dengan Republik Afrika Selatan.


Kota Lobatse yang menjadi pusat sistim yudisial negara Botswana memang memiliki sejarahnya sendiri sebagai kota penting di Botswana. Lobatse merupakan wilayah pertama di Botwana yang memiliki jalan ber-aspal, itupun hanya sepanjang 5 km membentang dari stasiun Lobatse menuju ke gedung Pengadilan Tinggi, dan dibangun khusus untuk menyambut kunjungan King George VI dan Queen Elizabeth di tahun 1947. Nyatanya, meskipun negara ini merupakan bekas jajahan Inggris namun tidaklah semakmur seperti kebanyakan negara negara yang senasip dengan nya.

Gedung pengadilan tinggi Botswana memang berada di Lobatse sebagai ibukota sistem yudisial negara Botswana. Lobatse juga menjadi pusat Departemen Survey Geologi, disnaa juga terdapat rumah sakit jiwa serta Komisi Urusan Daging Botswana (Botswana Meat Commision), komisi ini berawal dari “Loatse Abbatoir” yang dibangun oleh pemerintah kolonial Inggris di tahun 1954. Kota Lobatse juga menjadi kota pertama di Botswana yang memiliki Masjid sejak tahun 1967.

Urusan daging memang menjadi penting di negara ini sebagai salah satu komoditi ekspornya ke berbagai negara di Eropa. Sedangkan rumah sakit jiwa di Lobatse merupakan satu satunya rumah sakit sejenis dinegara itu, kini Lobatse juga menjadi rumah bagi beberapa industri. Penjara negara dan perusahaan pipa dan pengairan juga berpusat di Lobatse sebagai perusahaan penyerap tenaga kerja terbesar di Botswana. Sampai ahirnya ditemukan tambang intan dan tambang permata lainnya, ekspor daging masih berperang sangat penting sebagai salah satu sumber penting devisa negara Botswana.

Masjid An-Nur Gaborone

Sebagi ibukota pemerintahan, Gaborone merupakan ibukota dengan pertumbuhan penduduk paling pesat di Afrika. Sayangnya, pertumbuhan ini juga diikuti cepatnya penyebaran HIV AIDS. Cukup menarik bahwa Komunitas Muslim Botswana di Gaborone sering dilibatkan dalam kampanye mencegah persebaran HIV AIDS.

Botswana merupakan negara multietnis. Etnis Tswana, Kalanga, dan Basarwa, merupakan etnis utama negeri Gurun Kalahari ini. Etnis-etnis lain dari Asia dan Eropa juga bisa ditemui di sini, dengan jumlah yang sedikit. 

Islam di Botswana Sejak 1882

Islam merupakan agama dengan penganut minoritas di Botswana, mayoritas penduduk negara ini beragama Kristen dan menganut kepercayaan asli setempat. Namun demikian, berdasarkan berbagai laporan termasuk laporan dari kementrian luar negeri Amerika Serikat, kehidupan antar ummat beragama di negara ini cukup kondusif dibandingkan dengan bagian Afrika lainnya yang seringkali terjadi konflik.

Sensus tahun 2001 menunjukkan jumlah muslim di Botswana hanya sekitar 5,000 jiwa atau kurang dari 1% dari keseluruhan penduduk negara itu. Pada tahun 2010 populasi Muslim di Botswana mencapai sekitar 8.000 jiwa dan diprediksi melonjak menjadi 10 ribu jiwa pada tahun 2020. Menurut James N Amanze dalam “Islam in Botswana During the Colonial Period 1882-1966”, Islam masuk ke Botswana dibawa oleh para pedagang Muslim India pada tahun 1882 dimasa kolonial Inggris.

Setelah berpindah ke beberapa tempat, para pedagang Muslim India ini, kemudian menetap di Ramotswa sejak 1886. Kampung yang berjarak sekitar 33 kilometer dari Gaborone ini menjadi perkampungan Muslim tertua di Botswana. Dari Ramotswa, Islam lalu menyebar ke berbagai kota lain di negara dengan penduduk sekitar 1,6 juta jiwa itu. Lantaran jumlah Muslim masih sedikit kala itu, Ramotswa selalu menjadi pusat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha hingga awal tahun 1960-an. 


Bersambung ke bagian 2

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi dunia Islam.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga Artikel Islam di Afrika Lainnya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA