Sabtu, 16 April 2011

Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta

Gerbang Utama Masjid Agung Sunda Kelapa

Apa yang terbayang dibenak anda bila mendengar kata “kawasan menteng Jakarta” ?. Kawasan elite ?, mewah ? atau bahkan supermewah ?, atau mungkin tak terjangkau saking mahalnya ? atau mungkin anda akan langsung menghubungkannya dengan Mr. Obama ?. Baiklah apapun itu, itu semua tergantung cara pandang kita masing masing, kali ini saya tidak sedang membicarakan kawasan mentengnya, tapi masjid terbesar di kawasan elit tersebut, Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK).

Masjid Agung Sunga Kelapa (MASK) merupakan masjid besar pertama di Kawasan Menteng dan masjid juga pertama yang menerapkan perpaduan antara ibadah, perekonomian, dan pendidikan sekaligus, terinspirasi oleh fungsi masjid yang dikembangkan pada zaman Nabi beberapa abad silam. Dimana masjid menjadi pusat aktivitas ibadah dan sosial. Besar ukuran masjid nya meski dalam arsitektur sederhana,  dan begitu banyak pula nama nama besar yang tersangkut paut dengan masjid ini. Di jejeran pengurus pun bertengger nama nama yang tidak asing bagi rakyat pertiwi. Wajar bila gaung aktivitas masjid ini menggema luar biasa.

Alamat dan Lokasi Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK)

Jl. Taman Sunda Kelapa No. 16
MentengJakarta PusatDKI Jakarta,Indonesia




Beberapa Rute Angkutan Umum yang menuju RISKA : PPD 213 : Kampung Melayu – Grogol, PPD 64: Pulo Gadung – Kali Deres,PPD 36:Pulo Gadung – Blok M, PPD 76: Senen – Blok M, PPD AC 08 : Pulo Gadung – Blok M, PPD AC 11: Pulo Gadung – Grogol, PPD AC 16 : Senen – Ciputat, PPD B2: Senen – Blok M, PPD AC 32: Rawa Mangun – Blok M, PPD 937 : Rawa Mangun – Tanah Abang. 

Turun di Taman Suropati lalu masuk kurang lebih 50 meter dari belakang Gedung BAPPENAS. 

Sejarah Pembangunan Masjid Agung Sunda  (MASK)

Pembangunan masjid ini digagas oleh Ir. Gustaf Abbas di tahun 1960-an, di dukung oleh para Jenderal yang tinggal di menteng dengan sumbangan dana awal bagi pembangunan masjid dimaksud. Para jenderal ini merasa harus meluruskan kekeliruan sejarah atas G30S/PKI, dengan membangun sebuah masjid yang nyaman untuk pelaksanaan ibadah.

Karena pembangunan tak kunjung selesai, Pemda DKI Jakarta semasa Gubernur Ali Sadikin (almarhum), merasa harus turun tangan untuk menyelesaikan pembangunannya sampai ahirnya berdiri kokoh tahun 1970, dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 31 Maret 1971 oleh Gubernur DKI Jakarta (saat itu) Ali Sadikin, bersama sama dengan para petinggi Jakarta. Di prasasti peresmian masjid ditulis dalam ejaan lama sebagai berikut :

Mesdjid Agung "Sunda Kelapa" Menteng
 Persembahan Pemerintah daerah Chusus Ibukota Djakarta kepada masjarakat
 Gubernur KDH DCI.Djakarta : Ali Sadikin
Wk. Ketua DPRD GR DCI.Djakarta : Moh. Djamin Ali
Wk. Ketua DPRD GR DCI.Djakarta : H. Ajatullah Saleh
Wk. Ketua DPRD GR DCI.Djakarta : Alexander Wenas
Wk. Ketua DPRD GR DCI.Djakarta : Harsono R.M
 Djakarta, 31 Maret 1971


Pembangunan Masjid Agung Sunda Kelapa tidak berhenti sampai disitu, penambahan fasilitas masjid terus dilakukan salah satunya adalah pembangunan Serambi Jayakarta, Serambi Jayakarta merupakan bangunan serambi menuju bangunan utama masjid. Serambi Jayakarta ini diresmikan pada hari Kamis tanggal 29 Zulhijah 1422H bertepatan dengan 14 Maret 2002 oleh Ketua Umum Masjid Agung Sunda Kelapa,H. Sjaiful Hamid.

Pada tanggal 14 September 2007 Presiden DR.H.Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan bangunan Rumah Sehat Masjid Agung Sunda Kelapa. Bangunan  ini bisa di akses melewati pintu gerbang barat. Gedung Rumah Sehat tersebut berdiri atas kerjasama antara Masjid Agung Sunda Kelapa, Baznas dan Dompet Dhuafa.

Fasilitas Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK)

Menempati area 9.920 m², Masjid Agung Sunda Kelapa mampu menampung 4.424 jamaah. Ditunjang dengan Ruang Ibadah Utama Masjid Sunda Kelapa yang sejuk karena dilengkapi dengan penyejuk udara, Aula Sakinah, Serambi Jayakarta. Gedung Fatahillah, Rumah sehat, Toko Koperasi dan Riska (Remaja Islam Sunda Kelapa).

Ekterior Masjid Agung Sunda Kelapa. Atas : Pintu utama Masjid, Kiri Bawah ; Menara Masjid Agung Sunda Kelapa yang khas, Bawah tengah ; Rumah Sehat Masjid Agung Sunda Kelapa, Bawah kanan : Gerbang utama Masjid Agung Sunda Kelapa.

Ruang sholat masjid juga dilengkapi dengan 2 layar lebar yang dikontrol lewat laptop memperlihatkan bacaan ayat-ayat suci Al Qur'an dan keadaan aktivitas di dalam ruang shalat. Masjid Agung Sunda Kelapa dilengkapi dengan ruangan kantor lima lantai, siap melayani umat seminggu penuh pukul 08.00-20.00 WIB. Terdapat juga BMT yang melaksanakan aktivitas ekonomi dan layanan kesehatan cuma-cuma bagi fakir-miskin yang bekerjasama dengan Dompet Dhuafa Republika.

Dilengkapi juga dengan tempat penitipan sepatu yang siap digukanakan untuk 300 pasang, 72 keran wudhu serta 30 kakus duduk. Sistem tata suara di masjid ini juga terbilang moderen dan fasilitas parkir kendaraan yang cukup luas mampu menampung 500 mobil dan atau 600 sepeda motor.

Masjid Sunda Kelapa juga biasa menjadi tempat penyelenggaraan upacara pernikahan, Acara akad nikah biasanya dilaksanakan di ruang Ibadah Utama dan jamuan makan di Aula Sakinah dengan pasilitas lengkap untuk 700 orang. Sementara untuk acara rapat, tersedia ruangan yang bisa menampung 60 orang. Dan untuk acara seminar, tersedia ruangan yang bisa menampung 150 orang.

Khatib Jum’at di Masjid Agung Sunda Kelapa minimal setingkat magister. Dan materi yang disampaikannya dibagikan secara cuma-cuma sebanyak 1.500 eksemplar pada minggu depannya dalam bentuk Bulletin Masjid Agung Sunda Kelapa.”

Arsitektur Masjid Agung Sunda Kelapa

Masjid Agung Sunda Kelapa dirancang oleh Ir. Gustav Abbas dengan konsep fleksibel tidak menggunakan simbol simbol masjid secara universal yang selalu di identikkan dengan kubah dan menara menjulang sebagaimana masjid masjid timur tengah. Gustav Abbas merupakan arsitek lulusan Insitut Teknologi Bandung, yang Karyanya juga dapat dirasakan pada bangunan Masjid Salman di  kampus ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung.

interior Masjid Agung Sunda Kelapa

Masjid Agung Sunda Kelapa dibangun tanpa kubah, bedug, lambang bintang-bulan, dan sederet simbol yang biasa terdapat pada bangunan masjid. Menara yang ada pun sangat unik. Bentuk bangunannya mirip perahu, sebagai simbol pelabuhan Sunda Kelapa tempat saudagar muslim berdagang dan menyebarkan syariat Islam di masa lalu. Selain itu, bentuk perahu adalah makna simbolik kepasrahan seorang muslim. Bagaikan orang duduk bersila dengan tangan menengadah, berdoa mengharap rahmat dan kasih sayang-Nya.

Aktivitas Masjid Agung Sunda Kelapa

Untuk mematangkan dimensi spiritual, pengelola Masjid Agung Sunda Kelapa menawarkan aneka program. Anda dapat memilih mana yang paling memung-kinkan untuk diikuti. Setiap hari terdapat pengajian dengan materi-materi pokok ke-Islam-an. Bagi yang biasa melaksanakan puasa Senin-Kamis, Masjid Agung Sunda Kelapa menyediakan buka puasa cuma-cuma yang disusul dengan pelaksanaan pengajian.

Setiap bulan Ramadhan pengurus masjid menyelenggarakan shalat taraweh sebanyak 12 rakaat dan menyediakan pembukaan puasa berupa nasi kotak, takjil sumbangan dari warga setempat dan diisi khotbah oleh tokoh-tokoh terkenal seperti Ketua Umum PP Muhamadiyah Din Syamsudin. Pedagang makanan pun panen rezeki berjualan di depan pintu gerbang selatan masjid menjual aneka makanan buka puasa, jumlahnya dua kali lipat pada hari-hari biasa. 

Yang paling spektakuler adalah program I'tikaf. Program ini, berbentuk aktivitas berdiam diri di masjid dalam waktu yang telah ditentukan. Pada bulan Ramadhan lalu, pesertanya mencapai 4.000 orang. Semua ruangan dijejali jamaah yang duduk khusus melantunkan dzikir dan do’a.

Wisata Kuliner

Baik selama bulan Ramadhan di sore hari menjelang berbuka puasa maupun selain bulan Ramadhan terutama di hari jum’at, sekeliling masjid ini dipenuhi oleh para pedagang aneka ragam makanan dan minuman. Menu yang ditawarkan adalah makanan khas tanah air. Mulai dari tongseng, es kelapa muda hinga Selendang Mayang Makanan khas Betawi yang terbuat dari tepung beras. Baunya harum dan berwarna hijau muda, dihidangkan dengan santan kelapa, gula, dan sedikit es batu.

Wisata Kuliner di Masjid Agung Sunda Kelapa

Alqur’an Emas

Al-Qur'an Emas' merupakan lomba menghafal Al Quran yang diselenggarakan oleh Masjid Agung Sunda Kelaoa. Dalam lomba ini, para peserta diharuskan mempunyai kemampuan menghafal 30 Juz Al-Qur'an. Pesertanya dari usia sangat muda, anak-anak sampai batas umur 30 tahun.

Dinamakan 'Al-Qur'an Emas' sebagai penghargaan bagi para penghafal Al Quran. Kemampuan para penghafal Al-Qur'an ini dianggap sebagai emas. Bahkan lebih berharga dari emas. Sebab, mereka bisa menghafal Al-Qur'an dengan baik.  Tidak tanggung-tanggung, total hadiah yang akan dibagikan bagi para pemenang mencapai Rp 150 juta. Dan ini merupakan wujud apresiasi bagi para hafiz (penghafal) Al-Qur'an. Komponen penilaian dilakukan secara keseluruhan. Tidak hanya dari kemampuan menghafal. juri juga akan menilai tajwid dan kemampuan memaknai ayat-ayat dalam Al-Qur'an. 

Mualaf di Masjid Agung Sunda Kelapa

Terhitung sejak tahun 1993 hingga Desember 2010 Masjid Sunda Kelapa telah berhasil mengIslamkan sebanyak15 ribu 980 orang muallaf. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Meskipun, menurut Ketua Dewan Pengurus Masjid Sunda Kelapa, Sebesar 75,03 persen didominasi oleh  warga negara Indonesia sisanya 24,97 persen warga negara Asing.

Peningkatakan tersebut tidak terlepas dari keberhasilan semarak dakwah yang dilakukan oleh umat Islam. Diantaranya melalui penyebaran buku-buku yang mensyiarkan agama. Sebab, berdasarkan pengakuan mereka, rata-rata memperkuat keyakinan masuk Islam lewat pengkajian terhadap buku-buku agama. Selain itu, diakui dakwah yang disampaikan oleh para juru mubaligh turut memberikan pengaruh terhadap proses ke Islaman mereka.

Bantuan bagi korban bencana alam

Sebagai bagian dari komunitas masyatakat, Masjid Agung Sunda Kelapa turut mengambil bagian dalam membantu meringankan penderitaan korban bencana alam yang terjadi di tanah air, sebagaimana telah dilakukan diantaranya dengan memberikan bantuan kepada korban bencana letusan gunung Merapi dan tsunami Mentawai. Beberapa waktu yang lalu.  Sumbangan yang berasal dari jemaah sebesar Rp265 juta diserahkan kepada para korban melalui PMI. Sumbangan tersebut diserahkan langsung kepada Ketua Umum PMI Jusuf Kala untuk diserahkan ke kedua tempat yang mengalami musibah. Uang tersebut diserahkan dalam bentuk cek senilai Rp250 juta dan uang tunai Rp15 juta.

Gerbang Utama Masjid Agung Sunda Kelapa

Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA)

RISKA (Remaja Islam Sunda Kelapa) sebagai bagian dari Masjid Agung Sunda Kelapa, merupakan wadah kepemudaan yang bertujuan untuk membina kehidupan beragama di kalangan remaja guna mendukung minat dan bakat anggotanya untuk mencapai cita-citanya ke arah perbaikan, terutama dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan. Organisasi ini lahir melalui proses sejarah yang cukup panjang. Cikal bakal RISKA dimulai sejak tahun 1969 dengan Pengajian Muda-Mudi Jalan Subang. Tahun 1971, Masjid Agung Sunda Kelapa berdiri dan mewadahi kegiatan tersebut. Tiga tahun kemudian, 1974, lahirlah RISKA dengan sistem keanggotaan inklusif.

RISKA menawarkan studi Islam untuk berbagai kalangan, dan juga menawarkan layanan pendidikan dan workshop untuk kesenian, fotografi, jurnalistik, olahraga. Masih ada juga kegiatan sosial seperti Adik Asuh RISKA. Tak salah bila RISKA adalah salah satu barometer remaja masjid di Indonesia, terihat dari antusiasnya remaja masjid berbagai provinsi di Indonesia melakukan studi banding ke RISKA.***

--------------------------------ooOOOoo--------------------------------

3 komentar:

  1. Mesjid yang sangat teduh ,. semoga senantiasa menjadi rahmat bagi segenap kaum muslimin

    BalasHapus
  2. amiiinnn ya Robbal alamiiinnn smoga senantiasa dalm lindungn Allah ta,la

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA