Selasa, 06 Desember 2011

Jejak Indonesia di Masjid Masjid Sri Lanka

Warisan Muslim Indonesia di Srilanka. Atas: Masjid Agung Kolombo & Masjid Jum'ah Wekande. Bawah : Masjid Melayu Kurunegala & Masjid Melayu Java Lane.


Sri Lanka, Ceylon, Sailan, Lankadwipa atau orang Sri Lanka terbiasa menyebut negeri mereka sebagai “Lanka” saja. Adalah negara pulau yang terletak di samudera Hindia di lepas pantai tenggara India.  Sejak tahun 1982 memindahkan ibukota negaranya dari Kolombo ke Sri Jayawardenapura atau Kotte, meski beberapa negara tetap mempertahankan kantor perwakilan mereka di Kolombo, termasuk KBRI untuk Sri Lanka & Maladewa, yang berada di sarana road Kolombo, berseberangan dengan komplek Bandaranaike Center for International Studies (BCIS). 

Sri Lanka dikenal dunia internasional sebagai negara pertama yang dipimpin oleh seorang wanita ketika Sirimavo Bandaranaike menempati jabatan sebagai perdana menteri untuk masa jabatan pertama di tahun 1960-1965. Sri Lanka memiliki keterkaitan sejarah yang cukup erat dengan Indonesia, meski  media di Indonesia sangat jarang memberitakan negara ini.
 
Ada Jejak Indonesia di Masjid Masjid Sri Lanka
 
Tahukah anda, ada jejak Indonesia di masjid masjid Sri Lanka. Muslim Indonesia yang dibuang ke Sri Lanka di masa lalu oleh penjajah Belanda telah berkontribusi bagi syiar Islam disana. Masjid Agung Kolombo yang berdiri kokoh di pusat kota Kolombo dirancang dan dibangun oleh bangsawan Bugis dari Goa. 

Java Lane Kolombo Srilanka.
Masjid Jum’ah Wekande di kawasan Slave Island, Kolombo selatan merupakan wakaf dari Ulama Jawa, Masjid Militer Melayu di Java Lane Kolombo dibangun dengan dana pensiun Resimen Melayu di Kolombo, begitu pula halnya dengan Masjid Melayu di Kota Kurunegala dan Masjid Akbar di Kolombo yang dibangun oleh Inggris untuk Resimen Melayu yang bertugas disana. 

Masih ada sederet masjid yang memiliki keterkaitan dengan Indonesia di Sri Lanka. Bila mencermati sejarah masjid masjid tua Sri Lanka, kita akan menemukan nama nama melayu pada daftar nama pendirinya. Masjid masjid tersebut beberapa diantaranya akan di ulas dalam artikel ini.
 
Bagaimana Muslim Indonesia tiba di Srilanka
 
Di abad ke 18, Muslim Melayu dari Indonesia dan Malaysia masuk ke Sri Lanka dibawa oleh pemerintah penjajahan Belanda. Kala itu baik Indonesia, Malaysia dan Sri Lanka sama sama dibawah penjajahan Belanda. Muslim melayu yang masuk ke Sri Lanka merupakan tentara resimen melayu bentukan Belanda untuk ditempatkan di Sri Lanka dan para tahanan Politik dari Indonesia yang dibuang ke sana. Muslim dari Indonesia terdiri dari para bangsawan, tokoh masyarakat, ulama beserta keluarganya yang menentang penjajahan Belanda.
 
Ada sekitar 50 ribu jiwa keturunan mereka kini yang di Sri Lanka, mereka mengadaptasi beberapa tradisi Moor Sri Lanka namun tetap mempertahankan tradisi melayu termasuk penggunaan Bahasa Melayu di lingkungan mereka sendiri hingga kini. Sama seperti di Indonesia dan Malaysia, muslim melayu Sri Lanka merupakan muslim sunni dan berpegang pada mazhab Syafi’i. Berikut ini beberapa masjid di Sri Lanka yang memiliki ‘keterkaitan’ dengan Melayu Indonesia dan Malaysia.
 
Masjid Agung Kolombo
 
Masjid Agung Kolombo (The Grand Mosque Colombo) Srilanka.

Ketika Portugis datang ke Sri Lanka tahun 1505, Masjid Agung Kolombo sudah berdiri di lokasinya yang sekaran, meski tak ada catatan pasti kapan pertama kali masjid tersebut dibangun. Portugis kemudian malah menjadikan Sri Lanka sebagai wilayah jajahan. Tahun 1520 Raja Vijaya Bahu menyerbu benteng Portugis, namun tentara Portugis yang unggul persenjataan dan teknik perang, berhasil memukul mundur pasukan Raja Vijaya Bahu. Tak sampai disitu, Portugis bahkan membumihanguskan kota Kolombo berikut Masjid Agung-nya hingga rata dengan tanah. Ummat Islam sempat mengalami masa masa sulit, sebagian besar terusir dari kota Kolombo. 24 tahun setelah itu (tahun 1524) sebuah masjid baru dengan ukuran lebih kecil kembali dibangun persis di lokasi asli masjid sebelumnya. 
 
Tahun 1658 giliran Belanda yang berkuasa di Sri Lanka dan menjadikan wilayah jajahan barunya itu sebagai tempat pembuangan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Tokoh tokoh istana dan kalangan ningrat hingga alim ulama yang menentang penjajahan Belanda ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka. Di tahun 1790 tercatat 176 orang tahanan politik yang terdiri dari 23 keluarga dari Indonesia, tiba di Kolombo. Diantara 23 keluarga tersebut terdapat Sultan Goa - Sulawesi Selatan yang bernama Raja Gusman Usman dan seorang pejabat menterinya bernama Hulu Balang Kaya, mereka semua tinggal di kawasan Moor Street, tempat dimana Masjid Agung Kolombo berada. Hulu Balang Kaya memiliki putra bernama Muhammad Balang Kaya. Dan Tuan Bagoos Krawan Balangkaya.
 
Ketika Inggris berkuasa di Sri Lanka (1796-1948), Masjid Agung Kolombo yang kecil itu sudah benar benar tak mampu lagi menampung jemaah. Muhammad Balang Kaya yang merupakan seorang arsitek otodidak, kemudian merancang sendiri sekaligus membangun masjid Agung Kolombo dengan dananya sendiri bersama teman teman bisnisnya dari kalangan Muslim Moor. Tahun 1826 Masjid Agung Kolombo selesai dibangun dalam bentuk nya saat ini. Gubernur Inggris di Sri Lanka Letnan Jenderal Sir Edward Barnes, GCB, datang berkunjung ke masjid ini memuji hasil kerja Muhammad Balang Kaya yang luar biasa di masjid tersebut.
 
Tuan Bagoos Krawan Balangkaya Putra bungsu dari Muhammad Balangkaya lahir pada hari selasa, 21 Rajab 1243H / 28 January 1827. Adalah seorang cendekiawan muslim yang kemudan ketika dewasa menempati posisi sebagai Khalifah di Kolombo. Tuan Bagoos Krawan Balangkaya merupakan salah satu tokoh terkemuka Muslim Melayu yang bermakam di pemakaman Muslim Masjid Agung Kolombo.
 
Wekande Jummah Masjid (Masjid Jum’ah Wekande)
 
Masjid Jum'ah Wekande Slave Island Kolombo.

Wekande Jummah Masjid atau Masjid Jum’ah Wekande adalah salah satu masjid tertua dan terbesar di Kolombo dan Sri Lanka. Masjid ini berada di Wekande Jumma Masjid Road, Slave Island, kota Kolombo. Disebut Slave Island, karena memang daerah ini dulunya adalah tempat bermukimnya kaum budak dari Afrika yang dibawa oleh penjajah Portugis dan Belanda ke Sri Lanka. Slave Island, juga bukanlah sebuah pulau dalam arti sebenarnya. Disebut Island karena sebagian besar daerah ini menjorok ke tengah danau Beira di sebelah selatan Benteng Kolombo.
 
Masjid Jummah Wekande dibangun di atas lahan wakaf bangsawan asal Indonesia dari pulau Jawa bernama Pandaan Bali. Lahan tersebut kemudian diserahkan kepada Khatib Saboo Latiff pada tanggal 17 Agustus 1786M (1201H) untuk pembangunan masjid dan lahan pemakaman muslim. Pandaan Bali tiba di Kolombo dalam pengasingan-nya oleh Belanda bersama dengan tentara Resimen Melayu bentukan Belanda.
 
Sedangkan Kathib Saboo Latiff adalah seorang ulama besar Sri Lanka yang juga seorang bangsawan dari kesultanan di Kalimantan Barat. Pandaan Bali memang tak penah tahu bahwa 225 tahun setelah beliau mewakafkan tanah miliknya untuk masjid di Kolombo, Indonesia mengumandangkan proklamasi kemerdekaan di tanggal yang sama persis dengan tanggal beliau mewakafkan tanahnya. Meski beliau tak sempat menikmati kemerdekaan itu, namun berkat sumbangan beliau, muslim Kolombo yang minoritas memilki sebuah masjid besar bersejarah yang manfaatnya masih terasa hingga kini.
 
Pada 27 November 2011, yang bertepatan dengan tahun baru hijriah 1 Muharram 1433, Masjid Jummah Wekande meluncurkan website Masjid Jummah Wekanda dengan alamat www.wekandamasjid.com. Peluncuran website itu juga bertepatan dengan perayaan 232 tahun berdirinya masjid tersebut (berdasarkan Kalender Hijriah 1201H~1433H). Dalam kesempatan itu, Duta Besar RI untuk Sri Lanka, Djafar Husein didaulat untuk meresmikan peluncuran website tersebut. Usai peresmian dilanjutkan dengan pengajian umum yang disampaikan oleh As Sheikh Arkam Nooramith dari Darul Uloom, Afrika Selatan dan juga Chairman dari Darul Hasanath Foundation.
 
Malay Jumma Mosque Kurunegala
 
Masjid Melayu Kurunegala Srilanka.

Malay Jumma Mosque Kurunegala atau Masjid Jum’ah Melayu di Kurunegala. Lokasinya ada di persimpangan jalan Dambula road, Welagedara Veediya dan Nortk tank road Kurunegala. Masjid ini merupakan masjid pertama di Kurunegala. Dibangun oleh pemerintah kolonial inggris pada tahun 1848 untuk tentara resimen melayu yang bertugas di kota tersebut.
 
Resimen melayu awalnya merupakan tentara bentukan Belanda di Hindia Belanda (indonesia) yang kemudian dibawa ke Sri Lanka. Ketika inggris menang perang melawan Belanda dan berkuasa di Sri Lanka, resimen melayu ini kemudian menjadi bagian dari Resimen Melayu dibawah kekuasaan Inggris, Inggris sendiri yang juga berkuasa di Malaysia dan Singapura menambah pasukan resimen melayu ini dengan anggota pasukan yang direkrut dari Malaysia.
 
Karena keseluruhan anggota resimen melayu beragama Islam, Inggris kemudian membangun sebuah masjid untuk keperluan mereka beribadah. Awalnya masjid ini dikenal sebagai Malay military Mosque (Masjid Militer Melayu) dan kemudian terkenal dengan nama Masjid Jum’ah Melayu (Malay Jumma Mosque in Kurunegala). Masji ini masih eksis hingga kini. Letaknya tak jauh dari danau kurunegala, di persimpangan jalan di pusat kota kurunegala, Sri Lanka tengah.
 
Masjid Melayu di Java Lane - Kolombo
 
Masjid Melayu Java Lane Kolombo Srilanka.

Java Lane tempat masjid ini berada merujuk kepada kawasan yang merupakan pemukiman muslim Jawa di kota Kolombo. Resminya masjid ini bernama Masjidul Jamiah namun lebih dikenal dengan nama Masjid Militer Melayu (Malay Military Mosque) atau Java Lane Mosque. Masjid ini dibangun dari uang pensiun para pensiunan tentara Resimen Melayu di Kolombo.
 
Masjid Melayu Java Lane dibangun tahun 1864, dan di fungsikan sebagai masjid Jum’ah (masjid yang digunakan untuk sholat Jum’at, di Indonesia kita menyebutnya sebagai masjid Jami’). Di masa pendudukan Inggris di Sri Lanka beberapa lagi masjid Melayu yang dibangun di daerah Kandy, Kurunegala, Trincomalee, Hambantota dan Kinniya..[Updated 23 Mei 2023].


5 komentar:

  1. Ingin shalat di masjid2 tsb. Amin 3X YRA

    BalasHapus
  2. Hmm it looks likje your log ate my firs comment (it was supewr long) so I guess I'll
    just sum it up what I hadd written and say, I'm thoroughly enjoying your
    blog. I as well am an aspiring blog blogger but I'm still new
    to the whole thing. Do you have any helpful hints for
    first-time blpg writers? I'd genuinepy appreciate it.

    BalasHapus
  3. You need to be a part of a contest ffor one of the most usefuil blogs on the net.
    I most certainly will highly recommend this web site!

    BalasHapus
  4. Hey there excellent blog! Does running a blog such as this take a large amount oof work?

    I have very little knowledge of computer programming howwever I
    had been hoping tto start my own blog in the ner future. Anyhow, shoukd you
    have any recommendations or techniques for new blog owners please share.

    I know this is off subject however I just needed to
    ask. Kudos!

    BalasHapus
  5. Great delivery. Solid arguments. Keep up the great
    effort.

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA