Sabtu, 25 Agustus 2012

Masjid Syuhada Kotabaru Jogjakarta

Masjid Syuhada Kotabaru - Yogyakarta dibangun untuk mengenang para syuhada kemerdekaan yang telah gugur dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, juga sebagai kenang kenangan bagi kota Yogyakarta yang pernah menjadi Ibukota Negara sekaligus sebagai ibukota perjuangan Republik Indonesia.

Masjid Syuhada berada di kota Baru, Yogyakarta. Didirikannya Masjid Syuhada ini bertujuan khusus untuk memenuhi kebutuhan Umat Islam untuk beribadah kepada Allah. Dan sebagai monumen untuk memperingati para syuhada (pahlawan yang gugur syahid di medan perang) yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa, mempertahankan kebenaran dan keadilan sebagai tanda mata peninggalan, kenang-kenangan untuk Yogyakarta yang pernah dijadikan sebagai ibukota negara, ibukota perjuangan.

Masjid Syuhada dibangun di atas tanah wakaf dari Kesultanan Ngayokyakarta Hadiningrat, peletakan batu pertama pembangunan masjid ini dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Presiden Soekarno bahkan memberikan sambutan khusus atas pemabangunan masjid ini, tokoh penting Nasional Muhammad Natsir pernah menjadi khatib di masjid ini sementara Muhammad Hatta (Bung Hatta) pernah menyempatkan memberikan kuliah nya disini sepulang dari tanah suci. Tak hanya itu, pembangunan masjid ini turut menarik perhatian muslim dan pemerintah Pakistan yang turut menyumbangkan permadani bagi masjid ini sebagai bentuk persahabatan dan persaudaraan dua bangsa.

dibangun dalam perpaduan arsitektural dengan kubah bawang dan menar menara kecil di atap nya menjadi fitur utama masjid ini. dan di dalam ruang utama masjid terhampar permadani hadiah dari Muslim dan Pemerintah Pakistan.

Lokasi dan Alamat Masjid Syuhada

Masjid Syuhada
Jalan I Dewa Nyoman Oka No. 13 (Kotabaru)
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta – Indonesia
            
Masjid Syuhada berada di Jalan I Dewa Nyoman Oka No. 13 Kotabaru, Yogyakarta. Saat ini Masjid Syuhada juga mengelola Sekolah Islam dari Taman Kanak Kanak Islam hingga Sekolah Menengah Islam Terpadu yang semuanya bernama Syuhada. 


Sejarah Pembangunan Masjid Syuhada Kotabaru

Pada masa penjajahan Belanda, Kotabaru dihuni oleh orang-orang kulit putih dan orang-orang Indonesia kelas atas/kaya dan berpendidikan tinggi. Suasana Kotabaru adalah merupakan bagian kota yang modern, bersih, sehat namun sama sekali tidak ada masjid di kawasan tersebut. Di masa penjajahan Jepang awal tahun 1942 semua warga kulit putih dan Belanda dipindahkan dari Kotabaru. Rumah-rumah kosong itu lalu ditempati oleh orang-orang Jepang dan sebagian orang-orang Indonesia yang beragama Islam. Saat itu baru muncul kebutuhan suatu tempat ibadah untuk Umat Islam. Dan komposisi penduduk kotabaru kembali berubah di masa kemerdekaan RI, warga Kotabaru menjadi terdiri dari anggota-anggota tentara, pemuda, pelajar muslim dan kebutuhan akan tempat ibadah Umat Islam semakin terasa.

Diakhir tahun 1949, saat Ibu Kota RI di Yogyakarta berlangsung perundingan antara delegasi Indonesia dan Belanda di Gravenhage Belanda. Muncul bayangan pemikiran akan kembalinya Ibu Kota RI dari Yogyakarta ke kota metropolis Jakarta. Maka kemudian timbul keinginan adanya suatu peninggalan, tanda mata dan peringatan untuk Yogyakarta, Ibu Kota perjuangan dan peringatan perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Bangunan peringatan yang sesuai dengan kesucian perjuangan bangsa Indonesia, bukan patung atau tugu / barang mati, melainkan sebuah Masjid Jami’ yang setiap saat tersirat nuansa kehidupan Umat Islam.

Foto sejarah Masjid Syuhada Yogyakarta :: peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan Masjid Syuhada ini dilakukan langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada tanggal 23 September 1950 bertepatan dengan hari raya Qurban kedua.

Proses pembangunan masjid Syuhada dimulai pada tanggal 14 Oktober 1949 dengan dibentuknya Panitia Pendirian Masjid Peringatan Syuhada yang disingkat  menjadi Panitia Masjid Syuhada. Menyusul kemudian tanggal 17 Agustus 1950 dilaksanakan penetapan garis kiblat Masjid Syuhada oleh KH. Badawi. Dan sebulan kemudian upacara peletakan batu pertama dilakukan langsung oleh Raja Yogya, Sultan Hamengkubuwono IX selaku menteri pertahanan RI sekaligus sebagai Kepala Daerah Propinsi DIY pada tanggal 23 September 1950/11 Dzulhijjah 1369 bertepatan dengan Hari Raya Qurban kedua.

Pada tanggal 25 Mei 1952 dibentuk secara resmi Yayasan Asrama  dan Masjid Syuhada (YASMA Syuhada). Dan dua tahun setelah peletakan batu pertama yakni pada tanggal 20 September 1952 seluruh bangunan selesai dan dilakukan pembukaan secara resmi yang bertepatan dengan Tahun Baru Hijriyah, 1 Muharram 1372. Selang beberapa hari setelah peresmian diselenggarakan sholat Jum’at pertama di Masjid ini pada hari Jum’at 26 September 1952.

Dulu dan Sekarang :: foto atas adalah lokasi dimana Masjid Syuhada berdiri seperti terlihat pada foto bawah masjid Syuhada berdiri megah disana.

Ibadah Sholat Jum’at pertama tersebut di imami oleh tokoh Nasional Muhammad Natsir, yang sekaligus bertindak sebagai khatib. Setelah itu Wakil Presiden RI Drs. H.M. Hatta yang baru kembali dari menunaikan Ibadah Haji di Mekkah memberikan ceramahnya di ruang aula/kuliah masjid syuhada ini. pembangunan masjid ini rupanya turut menarik perhatian pemerintah dan rakyat Pakistan yang pada tanggal 13 September 1953 menyumbangkan 24 helai permadani buatan Karachi - Pakistan untuk masjid Syuhada.

Pengelolaan Masjid Syuhada

Dengan selesainya pembangunan Masjid Syuhada maka untuk pengelolaan dan penanggungjawab pemakmuran masjid selanjutnya dilaksanakan oleh Yayasan Asrama dan Masjid Syuhada (YASMA SYUHADA) sebagai kelanjutan dari Panitia Pembangunan Masjid Syuhada.  Jabatan Ketua Umum DKM Masjid Syuhada selalu diiberikan kepada pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai waqif tanah dimana Masjid Syuhada didirikan. Saat ini (2008 – 2013) jabatan Ketua Umum diamanahkan kepada H. Kanjeng Raden Tumenggung Djatiningrat (H. Tirun Marwito, SH).

Eksterior Masjid Syuhada dari berbagai sudut.

Dengan tujuan dakwah dan berkontribusi pada dunia pendidikan, maka YASMA SYUHADA membentuk susunan kepengurusan masjid Syuhada yang komposisinya mungkin akan membuat anda tercengang karena berisikan sederet tokoh tokoh Nasional yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Susunan pengurus Masjid Syuhada periode 2008 – 2013 adalah sebagai berikut :

Penasihat : Sri Sultan Hamengku Buwono X êSri Paduka Paku ALam IX êProf. Dr. H. M. Amien Rais, MA êGBPH H. Joyo Kusumo êProf. Dr. H. Moh. Mahfudz MD êKa. Kanwil. DEPAG D. I. Yogyakarta  êdan Wali Kota Yogyakarta.

Pembina : Drs. H. Barmawi Mukri, SH., M.Ag êDr. Ir. H. Harsoyo, M.Sc êProf. H. M. Suyanto, M.Pd., Ph.D  êdan Dr. H. Jawahir Thontowi, SH.

Pengawas : Drs. H. Subowo, M.M êIr. H. Harsoyo M., Dipl.HS êDrs. DIdi Wahyu Sudirman, M.M ê

Eksterior Masjid Syuhada (foto diambil dari berbagai sumber di internet)

Ketua I : Ir. H. Muhammad Hanif, MT
Ketua II : H. E. Zainal Abidin, SH., MS., MPA
Bidang Pendidikan : Ketua, Dr. Ir. H. Hary Sulistyo
Bidang Sarana dan Prasarana : Ketua, Ir. H. Eddy Sofyan H, MT
Bidang Pengembangan Usaha : Ketua, Amir Fansuri, SE
Bidang Ibadah, Keta’miran, Asrama dan Alumni : Ketua, H. Dachwan, M.Si
Bidang Kajian dan Pembinaan Kader : Ketua, Drs. Kusworo, M.Hum
Bidang Kewanitaan : Ketua, Dra. Hj. Yayah Kusiah, M.Pd

Lembaga-lembaga di Masjid Syuhada

Masjid Syuhada Kotabaru Yogya ini juga memiliki sederet lembaga lembaga yang dikelola oleh Masjid, terdiri dari lembaga lembaga pendidikan formal dan non formal yang kesemuanya bernaung dibawah Yayasan Asrama dan Masjid Syuhada (YASMA SYUHADA). Lembaga Lembaga tersebut adalah sebagai berikut :

Interior Masjid Syuhada

Lembaga Pendidikan Formal : Taman Kanak-kanak Masjid Syuhada (TKMS): ± 200 siswa, Sekolah Dasar Masjid Syuhada (SDMS): ± 600 siswa, Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP-IT MS); sejak 2004: ± 100 siswa, Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada (STAIMS); terdiri dari dua prodi yaitu: Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).

Lembaga Non Formal terdiri dari : Lembaga Pendidikan al-Quran Masjid Syuhada (LPQMS) sejak 1952, Pendidikan Anak Masjid Syuhada (PAMS) didirikan 20 Oktober 1953, Pendidikan kader Masjid Syuhada (PKMS) didirikan 20 Nopember 1954, Training Center dan Event Organizer, Corps Dakwah Masjid Syuhada (CDMS), Lembaga Pembinaan Keluarga Sakinah dan Bantuan Hukum (LPKSBH) Masjid Syuhada, Lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqoh Masjid Syuhada (LAZIS MS), Baitul Maal Wat Tamwiil Syuhada (BMT Syuhada), Pengajian Putri Masjid Syuhada (PPMS), Kelompok Pengajian Al-Quran (KPA)  Al-Hijrah Masjid Syuhada dan Forum Shoilihat.

salah satu sisi Masjid Syuhada.


Asrama Putra dan Putri : Masjid Syuhada juga mengelola asrama Putera dan Puteri YASMA SYUHADA. Asrama Putra terletak di Jl. I Dewa Nyoman Oka 28 Kotabaru-Yogyakarta 55224 Tlp. 0274-547227 atau tepatnya di sebelah timur Masjid Syuhada.  Asrama putra ini berkapasitas 20 mahasiswa. Asrama putri beralamat di Jl. Pringgokusuman No. 12 berdampingan dengan kampus STAIMS Telp. 0274-514520. Setiap warga yang mondok di Asrama tidak dipungut biaya tetapi sebagai konsekuensinya bertanggungjawab  sepenuhnya atas kegiatan-kegiatan lembaga non-formal.

Program Reguler : Masjid Syuhada juga menyelenggarakan Program Reguler Lembaga-lembaga di Masjid Syuhada termasuk di dalamnya : Studi Islam Efektif, Kajian Keluarga Sakinah, Pelatihan Kader Da’I, Pendidikan Jurnalistik, Pelatihan Bahasa Asing, Training Ustadz/ah TPA, Pelatihan Nasyid dan Pengembangan Masyarakat

Arsitektural Masjid Syuhada Kotabaru

Masjid yang menggabungkan berbagai arsiktektur selain sejumlah perlambang melekat dalam setiap bangunan, di kubahnya mengambil bentuk-bentuk bangunan yang berkembang di Persia, India dan menjadi bagian dari masjid-masjid yang dibangun ketika itu. Kubah bundar di bagian tengah sebagai kubah utama, dikelilingi kubah kecil di empat sudutnya.

Fasad depan Masjid Syuhada. sekilas memiliki kemiripan dengan masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru Jakarta.

Masjid Syuhada Yogyakarta menjadi satu dari saksi sejarah masyarakat muslim dalam memperjuangkan kemerdekaan. Masjid Syuhada menyimpan candrasengkala sekaligus sebagai peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sehingga hal itu digambarkan dalam bagian-bagian penting bangunan masjid ini, seperti 17 anak tangga di bagian depan, delapan segi tiang gapura-nya dan empat kupel bawah serta lima kupel atas.

Keseluruhan bangunan terdiri tiga lantai, ruang bawah untuk ruangan kuliah, dilengkapi 20 jendela yang diharapkan menjadi peringatan atas 20 sifat Allah SWT. Di lantai dua untuk ruang shalat bagi jema’ah perempuan, terdapat dua tiang yang seolah-olah menyangga bangunan yang menggambarkan dua buah iktikad manusia. Sedang di lantai tiga sebagai ruang shalat utama, termasuk shalat Jumat di mihrabnya terdapat lima lubang angin yang memberi gambaran sekaligus mengingatkan kepada masyarakat muslim akan lima rukun Islam.

Program untuk anak anak taman kanak kanak di masjid Syuhada.

Serangan Bom di Masjid Syuhada Kotabaru Yogyakarta

Kamis, 23 Desember 2010 pukul 14.00 WIB sebuah bom rakitan meledak di pekarangan Masjid Syuhada ini, Dari hasil olah TKP, Polda DIY menyimpulkan, bom rakitan tersebut merupakan model bom yang dilontarkan. Saat dilontarkan, bom mengenai pohon, kemudian jatuh di dekat pagar masjid. Cara kerja bom ini mirip dengan mercon dan berjenis low explosive. Saat meledak, bom ini membuat pengurus masjid dan warga sekitar kaget. Mereka lalu berbondong-bondong menuju lokasi ledakan.

Tidak ada korban jiwa dalam ledakan ini. Polisi juga mengamankan barang bukti sisa ledakan berupa pipa aluminium dan pipa paralon dengan diameter 1 inchi dengan panjang sekitar 30 cm. Tidak jelas apa motif dari pelaku pelemparan Bom tersebut. Yang pasti pihak kepolisian meminta warga masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh ulah pihak yang tak bertanggung jawab tersebut.888


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA