Sabtu, 03 November 2012

Masjid internasional Dubai Phnom Penh – Kamboja (bagian 2)

Masjid Internasional Dubai Phnom Penh atau Masjid Nurul Ihsan

Perjalanan Sejarah Masjid Internasional Dubai Phnom Penh

Paska peristiwa berdarah yang dilancarkan oleh rezim Khmer Merah pimpinan Pol Pot di Kamboja tahun 1975-1979, bantuan dari berbagai negara mengalir masuk ke Kamboja termasuk dari negara negara Timur Tengah yang paling banyak berperan dalam pembangunan kembali negara tersebut dari kehancuran akibat perang. Bantuan dari negara negara Timur tengah ini terutama ditujukan kepada pembangunan kembali infrastruktur ummat Islam termasuk di dalamnya pembangunan kembali masjid masjid yang hancur ataupun yang rusak.

Salah satunya adalah pembangunan Masjid Nurul Ihsan di tepian Danau Boeng Kak di pusat kota Phnom Pen, dilakukan tahun 1990 yang lalu. Saya belum menemukan tanggal pasti, kapan masjid ini dibangun (kembali), Hampir semua sumber sumber di intenet menyebutkan bahwa pembangunan masjid ini di danai oleh sumber pendanaan dari Ke-emiran Dubai, Uni Emirat Arab.

penandatanganan kesepakatan pembangunan Masjid Nurul Ihsan Phnom Pen antara pendonor dana dari Uni Emirat Arab dan perwakilan komunitas muslim Kamboja.

Para pendonor dana pembangunan tersebut bernama Mahmoud Abdallah Kasim and Hisham Nasir (mungkin yang dimaksud adalah Sheik Eisa Bin Nasser bin Abdullatif Al-Serkal). mereka yang mendanai pembangunan masjid Nurul Ihsan ini, dan tidak itu saja mereka juga membantu memberangkatkan 30 muslim cham setiap tahun menunaikan ibadah haji, itu sebabnya masjid ini juga sering disebut sebagai Masjid internasional Dubai Phnom Penh. Sedangkan satu sumber yang lain mengatakan bahwa masjid internasional dibangun dengan sumbangan dari Saudi Arabia sebesar US$350,000.

Namun demikian informasi terahir ini sepertinya meragukan mengingat pada bulan Juni 2011 lalu dilaksanakan penandatangan nota kesepahaman antara Pemerintah Kamboja dengan Perwakilan Pemerintah Uni Emirat Arab, bagi bantuan dana untuk pembangunan ulang Masjid Nurul Ihsan di tepian danau Beung Kak. Tim dari UEA setelah meninjau masjid tersebut menyatakan bahwa kondisi masjid ini sudah terlalu lama tidak terawat, pondasinya sudah amblas, dan terancam akan roboh.

Pembongkaran dan Pembangunan Kembali Masjid Nurul Ihsan

Masjid Nurul Ihsan atau masjid Internasional Dubai Phnom Penh, Dulu dan Nanti

Disebutkan bahwa masjid Nurul Ihsan ini pertama kali dibangun tahun 1968 kemudian dilakukan perbaikan besar besaran di tahun 1990, namun dalam kurun waktu yang cukup lama masjid ini tidak mendapatkan perawatan memadai mengakibatkan kerusakan parah disana sini. Penandatangan kesepakatan pembangunan masjid ini ditandatangani oleh Usman Hasan, Presiden CMDA (Cambodia Muslim Depelovement Association) sekaligus sebagai sekretaris menteri tenaga kerja Kamboja bersama dengan Sheik Eisa Bin Nasser bin Abdullatif Al-Serkal dari Uni Emirab Arab. Dana yang dianggarkan untuk pembangunan masjid ini sebesar US$ 1 (satu) Juta Dolar Amerika.

Merujuk kepada penjelasan Usman Hasan, Sheik Eisa Bin Nasser bin Abdullatif Al-Serkal selama ini juga turut membantu syiar Islam di Kamboja termasuk memberangkatkan 30-an muslim Kamboja ber-haji setiap tahun dan membangun masjid Nurul Ihsan ini sebelumnya. Sementara imam Masjid Nurul Ihsan, San Muhammad (80 thn) menyambut baik pembangunan ulang masjid yang dipimpinnya karena memang selama ini masjid tersebut jauh dari sentuhan perawatan, bagian atapnya sudah mengalami kebocoran di berbagai tempat.

Masjid Nurul Ihsan Phnom Penh, Dulu, Kini dan Nanti

Masjid baru yang akan dibangun di lokasi ini sama sekali berbeda dengan bangunan masjid sebelumnya. Nantinya masjid baru ini dibangun dalam gaya arsitektural Turki yang menonjolkan menara menara tinggi dan kubah kubah besar di atap masjid. Tim ahli dari Uni Emirat Arab akan terlibat langsung dalam penanganan proses pembangunan maupun pendanaannya. Proses pembangunan masjid baru tersebut diperkirakan akan memakan waktu selama 18 (delapan belas) bulan. Kemungkinan besar nama masjidnya juga akan diganti menjadi Masjid Al-Serkal, sesuai dengan nama pembangunnya. Setelah selesai nanti masjid ini akan mampu menampung lebih dari 1000 (seribu) jemaah sekaligus dan akan menjadi masjid terbesar dan termegah di Kamboja.

Kontoversi Danau Boeng Kak

Seiring dengan perkembangan kota, pemerintah Kamboja dibawah kepemimpinan perdana menteri Hun Sen, sedang gencar gencarnya memoles kota Phnom Penh sebagai ibukota negara. Sebuah rencana yang tak popular dilancarkan oleh pemerintah Kamboja dengan menimbun keseluruhan Danau Boeng Kak untuk dijadikan kawasan bisnis dan pemukiman kelas atas. Kawasan reklamasi ini disewakan ke pengelola dengan hak konsesi selama 99 tahun. Sumber sumber dari media setempat menggambarkan dengan gamblang perkembangan proyek tersebut. Aksi protes dari masyarakat miskin yang sudah sekian lama tinggal di kawasan tersebut namun harus menerima kenyataan rumah rumah mereka digusur oleh pemerintah tanpa dispensasi apapun.

Danu Boeng Kak Phnom Penh dulu dan kini. lingkaran merah menandai lokasi Masjid Nurul Ihsan, yang dalam foto bawah sudah rata dengan tanah, di sisi timur danau Boeng Kak yang sudah di reklamasi seluruhnya.

Proses penimbunan danaunya pun terbilang tak lazim. Pemeritah setempat melakukan penimbunan menggunakan pasir yang disedot dari danau Tonle Sap dan Sungai Mekong, pasir sedot bercampur air tersebut di alirkan langsung menggunakan pipa ke Danau Boeng Kak. Akibatnya sudah dapat diduga, air danau Boeng Kak tumpah kemana mana mengakibatkan banjir di sekitar area tersebut. Danau alami ini berubah menjadi pemandangan aneh ketika ada beberapa kapal kayu yang teronggok di tengah lapangan pasir, rumah rumah sederhana milik penduduk yang separuhnya tenggelam dalam pasir, dan tentu saja adalah Masjid Nurul Ihsan yang sejak berdiri berada ditepian danau sontak berganti pemandangan latarnya dengan lapangan kosong hasil reklamasi. 

Gelombang protes dari para korban terus menggema hingga ke Amnesti Internasional, namun pemerintah Kamboja tetap melanjutkan proses pembangunan di kawasan tersebut. Seluruh permukaan danau kini sudah berubah menjadi kawasan siap bangun. Sebagian sudah memulai proses pembangunan termasuk pembangunan kembali Masjid Nurul Ihsan di lokasi aslinya di sisi timur (bekas) danau Boeng Kak. Nantinya di komplek masjid ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas pendidikan dan Islamic Center. Kita tunggu saja kabar berita perkembangan pembangunan Masjid terbesar di Kamboja ini. (selesai).

Kembali ke bagian 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA