Selasa, 26 April 2016

Islam di Azerbaijan (Bagian-1)

Di tepian Laut Kaspia. Azerbaijan berada di tepian Laut Kaspia, bertetangga dengan Iran di Selatan, Rusia dan Georgia di utara dan Armenia di sebelah barat. Sedangkan wilayah otonomi Nakhchivan berada diantara Armenia dan Iran, terpisah cukup jauh dari wilayah induk Azerbaijan.

Mengenal Azerbaijan

Azerbaijan adalah negara Eropa Timur yang sekuler dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Secara geografis Azerbaikan berada kawasan pegunungan Kaukasus di tepian laut Kaspia, Baku nama ibukotanya, berada di semenanjung Absheron yang menjorok ke laut Kaspia. Sebelum merdeka, Azerbaijan merupakan bagian dari Uni Soviet. Berbatasan dengan Rusia dan Georgia di sebelah utara, laut Kaspia di sebelah timur, Iran disebelah selatan serta Armenia disebelah timur. Azerbaijan memiliki wilayah Exclave atau wilayah yang terpisah jauh dari wilayah induk negaranya, yakni wilayah Nakhchivan yang yang terpisah dari wilayah induk Azerbaijan oleh wilayah negara Armenia, berbatasan dengan Iran dan sedikit dengan wilayah Turki.

Azerbaijan pertama kali di memproklamirkan kemerdekaannya di tahun 1918 sebagai Republik Democratik Azerbaijan, menjadikannya sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim pertama yang berbentuk demokratik dan sekuler, sekaligus juga menjadi negara mayoritas muslim pertama yang memiliki gedung operas, teater dan universitas modern. Tahun 1920 atau dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan, Azerbaijan bergabung dengan Uni Soviet, namanya pun berubah menjadi Azerbaijan Soviet Socialist Republic. Seiring dengan runtuhnya Uni Soviet, Azerbaijan kembali memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 30 Agustus 1991, satu bulan sebelum dibubarkannya Uni Soviet secara resmi.

Di tahun yang sama pecah perang yang dipicu oleh keinginan penduduk di wilayah Nagorno-Karabakh untuk mendirikan negara sendiri dibantu oleh Armenia karena memang mayoritas penduduk di wilayah tersebut mayoritas dari etnis Armenia. hingga perang usai,  Wilayah Nagorno-Karabakh secara de fakto telah menjadi sebuah Republik Independen namun tidak memiliki pengakuan dari dunia Internasional kecuali oleh Armenia. Azerbaijan menjadi anggota PBB di tahun 1992.

Keseluruhan wilayah Azerbaijan, termasuk wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri dan exclave Nakhchivan adalah seluas 86,600 km2 atau kira kira hampir sama dengan luas wilayah propinsi Sumatera Selatan (85.679 km2). sedangkan penduduk Azerbaijan sejumlah 9,165,000 jiwa di tahun 2011, atau hampir setara dengan penduduk Jakarta (9.607.787 jiwa, tahun 2010). Dari total penduduknya hampir 52% tinggal di kawasan perkotaan. Orang orang Azerbaijan biasa disebut Azeri atau Azeris.

Baku, Ibukota Azerbaijan merupakan kota metropolis ditepian Laut Kaspia. Meski politik negara ini menganut sistem sekuler, namun tetap berupaya mempertahankan ke-Islaman nya. Kehadiran masjid bertebaran di negara ini seperti salah satunya dalam foto diatas anda akan dengan mudah menemukan masjid Turki di tengah kota Baku diantara 3 Tower Of  Flame yang menjadi ikon kota Baku. 

Mayoritas penduduknya ber-etnis Azerbaijani (91.60%), Lezgian (2.02%), Armenian (1.35%), Russian (1.34%) dan Talysh (1.26%), lain lain (2.43%).  Sebagian besar penduduk ber-etnis Armenia tinggal di wilayah yang memisahkan diri Nagorno-Karabakh. Bahasa resmi Azerbaijan adalah Bahasa Azerbaijan yang digunakan oleh 92% penduduk, Bahasa Azerbaijan sendiri merupakan bagian dari Bahasa Turki karena memang memiliki keterkaitan etnis dengan Turki. Selain itu juga digunakan Bahasa Rusia dan Bahasa Inggris.

Kehidupan Beragama di Azerbaijan

Sebagai sebuah negara sekuler, Konsitusi Azerbaijan tidak menetapkan agama resmi yang diakui negara. Namun menjamin kebebasan beragama bagi penduduknya. Azerbaijan tercatat sebagai negara yang memiliki tingkat pengembangan SDM yang sangat tinggi dibandingkan dengan negara negara eropa timur lainnya, termasuk dalam perkembangan ekonomi dan tingkat pengangguran yang rendah begitu pula dengan tingkat buta aksara.

Sekitar 95% dari total populasi Azerbaijan memeluk agama Islam. Dan diperkirakan 85% dari muslim disana menganut Syi’ah, karena memang secara geografis bertetangga langsung dengan Republik Islam Iran, menempatkan Azerbaijan sebagai negara dengan penganut Syi’ah terbesar kedua di dunia, setelah Iran.  Hanya sekitar 15% muslim disana yang menganut Islam Suni.

Selain Islam, sebagian kecil penduduk Azerbaijan memeluk agama Kristen (3.1%) sebagian besar adalah Kristen Ortodox Rusia, Georgia dan Russian Armenian Apostolic, sebagian kecil lainnya memeluk agama Katholik Roma, Protestan, dan penganut Ajaran Yahudi Kuno yang di anut oleh sekitar 10,000-20,000 yang tinggal di Azerbaijan

Islam di Azerbaijan

Berbagai laporan menyebutkan hal senada tentang jumlah muslim di Azerbaijan yang merupakan mayoritas di negara tersebut. CIA World Fact Book menyebutkan angka 91.6%, Berkley Center ditahun 2012 menyebutkan angka 93.4%), dan di tahun 2009 Pew Research Center mengumumkan hasil penelitian mereka bahwa 99.2% penduduk Azerbaijan merupakan penganut agama Islam. Sebagian besar muslim disana menganut Syi’ah.

Syi’ah memiliki akar yang kuat di daerah selatan yang berbatasan dengan Iran termasuk kota Baku selaku ibukota negara dan wilayah Lenkoran, sedangkan Suni yang merupakan minoritas di negara tersebut sebagian besar tinggal dibagian utara yang bertetangga dengan Republik Dagestan, Rusia.

Selama 71 tahun negara tersebut berada dibawah Uni Soviet membuat kehidupan beragama memang menjadi sesuatu yang terlarang, setelah merdeka sejak tahun 1991, para pemimpin di negara tersebut menjadikan Azerbaijan sebagai negara sekuler namun tetap memberikan jaminan bagi kebebasan beragama. Namun pemerintah tidak mengambil bagian kebijakan dalam pendidikan agama Islam dengan tidak memasukkan mata pelajaran agama di dalam kurikulum pendidikan.

Masjid Bibi Heybat, salah satu masjid bersejarah di Azerbaijan. Pernah dihancurkan semasa pendudukan Uni Soviet di Azerbaijan, namun kemudian di rekonstruksi setelah Azerbaijan kembali memperoleh kemerdekaannya.

Dari laporan laporan media masa menyebutkan bahwa pemerintah negara tersebut juga tidak memperkenankan digunakannya symbol symbol agama di sekolah maupun di kantor kantor pemerintahan termasuk di dalamnya tidak diperkenankan untuk menggunakan hijab bagi para muslimah. Akumulasi dari semua permasalahan tersebut menjadikan agama lebih banyak dijalankan sebagai sebuah tradisi turun temurun.

Masuknya Islam Ke Azerbaijan

Islam pertam akali masuk ke Azerbaijan dibawa oleh muslim awab di abag ke tujuh masehi, secara berkelanjutan menggantikan ajaran Kristen dan kultus kultus paganism yang pernah ada sebelumnya. di abad ke enam belas, Shah pertama dari Dinasti Safavid, Islamil I (1486-1524) menjadikan Syi’ah sebagai agama negara, kendatipun sebagian muslim disana mengana Suni. Dijadikannya syi’ah sebagai agama negara menimbulkan ketegangan antara penguasa dinasti Safavid dengan Penguasa dinasti Usmaiyah (Turki) yang menganut Suni.

di abad ke sembilanbelas, terjadi gelombang migrasi besar besaran dari Azerbaijan yang berada dibawah kendali Rusia sebagai akibat serangkaian perang antara Russia dengan dinastia Usmani (Turki) dan dengan sendiri nya sejak saat itu, populasi syi’ah di Azerbaijan menjadi mayoritas hingga saat ini. Antagoni antara Suni dan Syi’ah menyurut di penghujung abad ke sembilanbelas seiring dengan ditumbuhkannya rasa nasionalisme serta seiring dengan kebijakan pengusa yang meulai menekankan pada warisan budaya Turki dan berupaya menolak pengaruh dari Iran. [Bersambung]

1 komentar:

Dilarang berkomentar berbau SARA