Sabtu, 13 Agustus 2016

Mesjid Agung H. Ahmad Bakrie Kisaran

Megah, Masjid Agung H. AHmad Bakrie Kisaran dengan empat menara menjulang

Masjid Agung H. Ahmad Bakri merupakan masjid agung kabupaten Asahan. Masjid ini berdiri di lahan seluas empat hektar, bekas lahan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Bakri Sumatera Plantation (BSP) di kota Kisaran. Adapun nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan kepada mendiang H. Ahmad Bakri, ayahanda dari ARB. Pembangunan masjid ini menghabiskan dana sekitar Rp. 68 Milyar di danai dari APBD Asahan secara bertahap sejak tahun 2011 hingga tahun 2015.

Lokasi Mesjid Agung H. Ahmad Bakrie

Jalan Lintas Sumatera, Desa Sidomukti
Kec. Kisaran Barat, Kabupaten Asahan
Provinsi Sumatera Utara – Indonesia

Masjid Agung H. Ahmad Bakrie berada di ruas jalan lintas sumatera di desa Sidomukti, kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Lokasinya berseberangan dengan komplek kantor Bupati Kabupaten Asahan dan bersebelahan dengan Alun Alun Kota Kisaran dengan bangunan pendoponya yang unik.



Pembangunan masjid ini bersamaan dengan pembangunan kawasan disekitarnya termasuk pembangunan taman kota dan Alun Alun Kota Kisaran, nantinya di komplek masjid ini juga akan dilengkapi dengan Islamic Center, Perpustakaan serta tempat persinggahan bagi para musafir. Pembangunan komplek ini sejaran dengan visi dan misi Pemkab Asahan yakni “Terwujudnya Asahan Yang Religius, Sehat, Cerdas dan Mandiri”.

Masih dari Jaya Prana, Masjid Agung Ahmad Bakrie yang juga mempunyai Islamic Center dalam kurun waktu 2017 direncanakan akan dibangun tempat perpustakaan dan juga tempat persinggahan para musafir yang dari luar Asahan saat menunaikan salat lima waktu dengan berbagai tempat pembangunan makanan dan minuman.


Pemkab Asahan sangat menyadari pembagunan masyarakat seutuhnya harus dimulai dari masjid, masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat pengkajian dan kegiatan agama Islam, pusat pendidikan dan pusat pelayanan kesehatan, pusat kegiatan sosial ekonomi dan juga dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi.

Sejarah Pembangunan Masjid Agung H. Ahmad Bakrie

Rencana pembangunan masjid Agung bagi kabupaten Asahan sudah digaungkan sejak masa kepemimpinan mendiang Bupati Risuddin sekitar tahun 2006, namun ide itu hampir tidak terlaksana karena membutuhkan dana yang begitu besar dan beberapa persoalan lainnya. Di masa kepemimpinan Bupati Drs H Taufan Gama Simatupang MAP, rencana pembangunan masjid Agung kembali digulirkan. Sebuah rencana yang sempat menimbulkan pro dan kontra.

Masjid dan Alun alun. di sebelah kiri foto adalah bangunan pendopo alun alun kisaran

Dalam sebuah kunjungannya ke Jakarta, Bupati yang akrab dipanggil Buya Taufan ini, menyempatkan diri bertemu dengan Ibu Roosniah Nasution, Ibunda dari tokoh nasional Ir. H. Aburizal Bakrie, yang juga pemilik grup usaha Bakri. Dalam pertemuan tersebut beliau (Buya Taufan) menyampaikan niat untuk membangun Masjid Agung Bagi Kabupaten Asahan yang rencananya akan di bangun di atas lahan bekas HGU PT. BSP. Dalam kesempatan tersebut Ibu Roosniah menyambut baik rencana tersebut dan menyatakan bahwa lahan untuk pembangunan yang dimaksud tidak perlu dibayar.

Dengan demikian Pemkab Asahan tidak perlu lagi memikirkan dana untuk pembelian lahan bagi pembangunan masjid yang akan dibangun. Proses pembangunan dimulai dengan Peletakan batu pertama yang dilaksanakan pada hari Kamis 19 Mei 2011 oleh Ir. H. Abu Rizal Bakrie (ARB) selaku pemilik dan pimpinan dari Grup Bisnis Bakrie.

Upacara peletakan batu pertama tersebut turut dihadiri oleh Bupati Kabupaten Asahan, Drs H Taufan Gama Simatupang, para petinggi PT BSP, muspida Asahan serta para tokoh masyarakat. Dalam kesempatan itu Bupati Asahan mengucapkan terima kasih Ir H Aburizal Bakrie atas bantuan yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan. Sebelumnya, Bupati Asahan juga menghadiri pelantikan DPD Golkar Kabupaten Asahan dan peresmian gedung Golkar yang baru bersama Ketua Umum Partai Golkar, Ir H Aburizal Bakrie.

ARB. Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung H. Ahmad Bakrie Kisaran dilakukan oleh Ir. H. Aburizal Bakrie (ARB)

Sumber Dana

Biaya pembagunan masjid Agung dan Islamic center kabupaten Asahan pada awalnya diperkirakan sekitar Rp 48 milyar yang bersumber dari dana APBD Asahan, dana sumbangan ummat dan sumber dana lainya, sedangkan biaya untuk pembagunan alun-alun dan hutan kota diperkirakan sekitar Rp 30 milyar yang direncanakan akan selesai dalam empat tahun,

Seiring pembangunan yang terus berjalan, terjadi fluktuasi harga terhadap bahan-bahan perlengkapan pembangunan Masjid Agung. Sehingga dana yang tadinya Rp45 miliar tidak cukup. Kemudian diajukan kembali dana tambahan menjadi Rp68 miliar dan kebijakan itu mendapat persetujuan DPRD Asahan.

Peresmian Masjid Agung Kisaran dan MTQ Sumut 2015

Masjid ini resmi digunakan sebagai tempat ibadah pertama kalinya pada hari Rabu 5 Agustus 2015, bertepatan dengan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Sumatera Utara ke 35. Acara peresmian ditandai dengan salat zuhur berjamaah bersama Bupati Asahan Drs H Taufan Gama Simatupang MAP serta silaturahmi Pemkab Asahan bersama SKPD, FKUB, Forkopinda, Tokoh Masyarakat dan Agama, Camat, Lurah dan kepala desa bersama ratusan masyarakat.

Interior Masjid Agung H. Ahmad Bakrie

Puncaknya saat Salat Idul Fitri 1437 Hijiriah pada 6 Juli lalu, Masjid Agung Ahmad Bakrie disesaki warga hampir lima ribuan jamaah. Ini sebagai bukti bahwa Masjid Agung ini merupakan salah satu Masjid yang mendapat tempat di hati masyarakat dan digunakan untuk menyiarkan agama Islam di Kabupaten Asahan. Saat ini, Masjid Agung Ahmad Bakrie diharapkan akan menjadi penyiaran umat Islam dimana setiap salat Jumat, ribuan umat Islam selalu mendatangi Masjid Agung untuk melakukan salat, baik salat Jumat maupun salat lima waktu.

Arsitektur Masjid Agung Kisaran

Bangunan masjid Agung H. Ahmad Bakri Kisaran dibangun berdenah segi empat simetris. Bangun atapnya bertingkat dua, pada atap tingkat dua diletakkan satu kubah besar dengan cincin bewarna strip kuning emas. Empat menara menjulang di ke empat sudut masjid dengan warna kuning senada dengan warna kubah. Kubah berukuran lebih kecil diletakkan diatas masing masing beranda masjid ini. warna putih dan kuning mendominasi bagian eksterior dengan aksen warna hijau lumut pada bagian kerawang yang menutup bukaan beranda.

Meski dibangun dengan mengadopsi gaya masjid masjid modern, bangunan masjid ini memiliki aksen melayu yang sangat kental pada pernik ornamen nya dibagian atas dinding luar masjid dengan warna kuning, ditambah lagi dengan cincin penopang kubah utama dan cincin yang melingkar batangan menara juga dengan warna kuning. Sementara sisi kerawangnya mayoritas menggunakan pola geometris dengan warna hijau lumut.

Sentuhan melayu sangat terasa di bagian interior masjid ini

Melewati tangga masuk ke masjid ini langgam melayu semakin kental, tangga lebar yang cukup tinggi mengesankan rumah rumah panggung tradisional melayu, ditambah lagi dengan penggunaan jendela jendela berukuran besar serta lengkungan dan ornamen di atas jendela yang juga menggunakan warna kuning menghadirkan nuansa melayu yang teramat kental.

Interior masjid dirancang lega dan minimalis tanpa banyak ornamen. Bagian yang sarat dengan ragam hiasan hanya pada bagian bingkai mihrabnya, satu lampu gantung berukuran besar menjuntai dibagian bawah kubah ke tengah tengah ruang masjid ini. dengan dominasi warna putih ditambah dengan banyaknya bukaan dari jendela jendela kecil di atap masjid dan jendela jendela lebar disekeliling masjid ini menghadirkan suasana terang benderang di dalam masjid ini disiang hari. Atapnya yang tinggi menghadirkan suasana yang teduh.

Masjid Agung ini terdiri dari 3 Lantai. Lantai pertama merupakan tempat wudhu serta kantor  pengurus Masjid. Kamar mandi untuk wudhu juga begitu luas. Ruang sholatnya ditempatkan di lantai 2 dan 3. Untuk jemaah wanita ditempatkan di bagian shaf belakang dengan partisi dari kain bewarna hijau. Untuk kepengurusan masjid, Bertindak sebagai Ketua BKM Jaya Prana Sembiring dan Imam Besar HM Syafii. (dirangkum dari berbagai sumber)***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA