Sabtu, 11 Februari 2017

Ulu Cami, Masjid Agung Bursa, Turki

Masjid dua puluh kubah. Masjid Ulu Cami atau Masjid Agung Bursa di Turki ini dibangun dengan dua puluh kubuh merepresentasikan dua puluh masjid yang dijanjikan oleh Sultan.

Apa dan dimanakah Bursa

Bursa adalah salah satu kota tua di Turki yang memiliki perangan teramat penting badi sejarah Turki, sekaligus juga merupakan kota terbesar ke 4 setelah Istanbul, Ankara dan Izmir. Bursa, adalah kota tempat Turki Usmani atau Dinasti / Emperium / Kekaisaran / Ke-Khalifahan Usmaniyah berawal. Lokasi Bursa yang cukup dekat dengan Konstantinopel (kini Istanbul), telah menjadi pilihan lokasi yang strategis oleh para penguasa baik dari bangsa Arab maupun Seljuk yang memang berlomba-lomba untuk bisa menaklukan Konstantinople saat itu.

Tahun 1075 bangsa Muslim Seljuk telah menguasai kota ini. 22 tahun setelahnya Pasukan Perang Salib (Crusaders) yang pertama datang, merebut kota ini. Setelah itu Bursa selalu menjadi perebutan silih berganti. Baik oleh Crusaders maupun Muslim Seljuk. Bangsa Turki mengalami perpindahan ke daerah Anatolia sepanjang abad ke 12 dan 13 kemudian menumbuhkan  entitas entitas pemerintahan kecil dipimpin kepala suku atau panglima perang mereka. Termasuk Ertugrul Gazi yang mendirikan pemerintahan kecil di dekat Bursa.

ULU CAMI tertulis pada dinding depan pintu utama masjid utama di kota Bursa ini, dalam bahasa Indonesia mungkin sepadan dengan Istilah Masjid Jami'. Foto bawah adalah pancuran, tempat wudhu yang tersedia di halaman masjid. Pancuran seperti ini dapat ditemukan di semua masjid dari era dinasti Usmaniyah.

Pada tahun 1317, Osman atau Usman (anak dari Ertugrul Gazi) mengepung Bursa hingga jatuh ke dalam kekuasaannya pada tahun 1326 dan menjadikan kota ini sebagai ibu kota. Osman inilah yang selanjutnya mendirikan Emperium Usmaniyah yang oleh orang Eropa disebut dengan Kekaisaran Otoman karena ketidakmampuan menyebutkan dengan baik Nama Osman atau Usman. Selama 39 tahun Bursa menjadi Ibukota Usmaniyah sampai tahun 1365.

Ibukota Emperium Usmaniyah kemudian dipindahkan ke kota Edirne dan bertahan hingga 90 tahun, namun ahirnya dipindahkan lagi ke Istanbul setelah Sultan Mehmet II atau Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Byzantium di Konstantinopel tahun 1453.  Istanbul menjadi ibukota terahir Emperium Islam Usmaniyah selama 469 tahun hingga dibubarkannya Emperium tersebut di tahun 1922 oleh Kemal Attaturk lalu mendirikan Republik Turki yang kini kita kenal sekaligus memindahkan lagi Ibukota negara ke Ankara hingga hari ini.

Grand Mosque of Bursa  
Murat Aklar Nalbantoğlu Mahallesi
Ulucami Caddesi No:2, 16010 Osmangazi
Bursa, Turki



Bursa terletak di Turki bagian barat, ditepian laut Marmara yang memisahkannya dengan Istanbul. Bursa juga merupakan wilayah Turki yang berada di tanah Benua Asia. Selain dikenal sebagai kota bersejarah, Bursa juga merupakan kota industry dan sudah menjadi semacam sentranya industry otomotif bagi berbagai merek mobil Eropa. Dari Istanbul yang dikenal luas sebagai “ibukotanya Turki” di Eropa, Bursa dapat dicapai melalui perjalanan darat dan ferry penyeberangan sekitar 4 jam perjalanan.

Bursa juga menjadi destinasi favorit turis karena menyimpan banyak peninggalan sejarah Islam. Kota Bursa, Banyak tempat-tempat bersejarah yang bisa dikunjungi disana. Seperti mesjid-mesjid yang menjadi tujuan wisata, seperti Masjid Agung Bursa (Ulu Cami) yang merupakan mesjid terbesar di Turki, Green Mosque, Emir Sultan Ildirim Bayezit Cami, dan Orhan Cami. Selain dari itu, kota Bursa konon juga merupakan asal muasal dari Kebab Turki yang terkenal itu. Dan di Kota Bursa ini juga, menjadi tempat peristirahatan terahir pendiri Emperium Usmaniyah, Osman dan putranya Orhan Gazi.

Masjid Agung Bursa (Ulu Camii)

Masjid Agung Bursa atau Bursa Grand Mosque atau Bursa Ulu Cami adalah masjid tua yang berada di kota Bursa. Lokasi masjid ini berada di Atatürk Boulevard di kawasan kota tua Bursa. Dibangun dengan perpaduan gaya Seljuk - Usmaniyah, pada tahun 1396 hingga tahun 1399, atas perintah dari Sultan Yıldırım Bayezid I. Rancangan dan pembangunan masjid ini dilaksanakan oleh Arsitek Ali Neccar di tahun 1396–1399. Pembangunan masjid ini merupakan janji dari Yıldırım Bayezid I pada saat memenangkan perang Battle of Nicopolis in 1396.

SISI UTARA. Kiblat atau arah sholat di Turki kira kira mengarah ke selatan karena letak Ka'bah di kota Mekah berada di selatan wilayah Turki, sehingga pintu masuk utama Masjid Agung (Ulu Cami) Bursa berada di sisi utara, Mimbar dan Mihrabnya di sisi selatan. Sisi utara Masjid Agung Bursa ini ditandai dengan dua menaranya yang mengapit pintu utama.

Cerita yang beredar disana menyebutkan bahwa masjid Agung Bursa atau Ulu Cami ini dibangun dengan dua puluh kubah berhubungan dengan Janji dari Yıldırım Bayezid I yang akan membangun 20 masjid apabila berhasil memenangkan perang melawan Pasukan Salib di  Perang Nicopolis. Namun rencana ini akhirnya diubah menjadi membangun masjid dengan 20 kubah. Para pengamat seni bina arsitektur masjid menyebutkan bahwa masjid Agung Bursa ini sebagai masjid dengan gaya  arsitektur murni Bangsa Seljuk.

Masjid Agung Bursa merupakan masjid terbesar di Bursa sekaligus merupakan landmark arsitektur Seljuk karena memang menggunakan begitu banyak elemen dari arsitektur dinasti Seljuk yang sangat kental, dan pembangunannya pada Era awal emperium Usmaniyah. Badan dunia UNESCO telah memasukkan Masjid Agung Bursa (Ulu Cami) ke dalam daftar warisan budaya dunia di tahun 2014 dengan menyebut Masjid Agung Bursa sebagai salah satu masjid terpenting dalam sejarah Islam.

Bangunanya berdenah persegi panjang dengan luas mencapai 2200 m2. Ada dua puluh kubah dibagian atapnya yang menjadi ciri khas masjid ini. kubah kubah tersedbut terdiri dari empat baris, masing masing baris terdiri dari lima kubah, ditopang oleh 12 tiang persegi empat yang juga berukuran sangat besar. Jejeran tiang tiang besar tersebut menghasilkan lorong lorong dan ruang yang tercipta diantara jejerannya, dibawah masing masing kubah. Hal ini menciptakan privasi tersendiri bagi Jemaah. Selain dua puluh kubah besar, masjid ini juga dilengkapi dengan dua Menara.

KOLEKSI KALIGRAFI. Masjid Agung Bursa memiliki begitu banyak karya kaligrafi dari 41 Kaligrafer ternama di masa-nya. kaligrafi kaligrafi tersebut di lukis di dinding, tiang hingga pada lempengan panel berukuran besar dan kecil. 

Bagian yang cukup unik dari masjid Agung Bursa ini adalah, adanya tempat wudhu di dalam masjid, yang dalam Bahasa setempat disebut şadırvan. Letaknya setelah melewati pintu utama dibawah kubah kaca yang juga menjadi sumber cahaya matahari yang lembut ke dalam ruangan masjid. Interiornya yang serba horizontal dan pencahayaan yang tidak terlalu terang benderang memang sengaja dibuat demikian untuk menghadirkan suasana tenang dan damai serta kontemplatif.

Kaligrafi
                                                      
Di dalam masjid ini terdapat 192 inskipsi yang ditulis tangan oleh 41 ahli penulis kaligrafi ternama di masa itu. Dengan koleksi kaligrafi-nya Masjid Agung Bursa merupakan contoh terbesar kaligrafi di dunia. Kaligrafi kaligrafi tersebut ditulis baik di bagian dinding masjid, tiang tiang besarnya serta lempengan lempengan besar dan kecil. Daun pintu dan Mimbar dibuat dengan apik oleh para pemahat yang memang ahli dibidangnya dari jenis kayu terpilih dan bermutu. Ukiran pada mimbar masjid ini mengambil ukiran dengan model tata surya. Sebuah pintu berumur ratusan tahun yang merupakan pintu Ka’bah di Mekah ditampilkan di masjid ini dalam sebuah kotak kaca.

Pintu Ka’bah dan Legenda Masjid Agung Bursa

Ekterior Masjid Agung Bursa seluruhnya terbuah dari bahan batu. Satu unit pancuran air penuh ornamen ditempatkan di pelataran masjid di depan menara masjid. Menara kembar yang tampak identik satu dengan lain yang mengapit masjid ini sebenarnya dibangun pada waktu yang berbeda. Satu menara di sisi barat merupakan bangunan menara yang dibangun bersamaan dengan pembangunan masjid pada saat awal, sedangkan menara yang berada disebelah timur dibangun kemudian oleh Sultan Mehmet I pada abad ke 15.

FITUR INTERIOR MASJID AGUNG BURSA. Kiri atas : Pancuran tempat berwudhu di dalam Masjid Agung Bursa, Kanan Atas : Mihrab Masjid Agung Bursa, bergaya Seljuk. Kanan bawah : Sisi kiblat Masjid Agung Bursa. Kiri Bawah : Kubah transparan Masjid Agung Bursa.

Sebagaimana bangunan masjid tua yang pekat dengan sejarah, ada sebuah legenda yang tersebar sejak ber-abad lalu. Konon kata legenda yang berkembang disekitar Karagöz dan Hacivat, konon disebutkan bahwa seni pertunjukan bayangan boneka (seperti pertunjukan wayang kulit di Jawa) yang berkembang di kota Bursa para tokohnya itu diambil dari cerita para para pekerja bangunan Masjid Agung Bursa ini.

Diceritakan bahwa dua pekerja bernama Karagöz dan Hacivat mempunyai tabiat buruk suka mengganggu para pekerja lainnya dengan gurauan dan lelucon yang berakibat kepada terlambatnya pekerjaan mereka membangun masjid ini dan mengungang kemarahan dari Sultan dan berbuntut kepada pemberian hukuman kepada mereka.

Legenda lainnya terkait dengan pancuran tempat wudhu yang ada di dalam ruangan masjid. Konon disebutkan bahwa pada saat akan dibangun masjid ditempat tersebut sempat terhambat pada saat proses pembebasan lahan karena ada seorang wanita tua yang tidak mau melepaskan lahan dan rumahnya untuk dibebaskan sebagai lahan pembangunan masjid tersebut.

Namun pada ahirnya belau justru dengan sukarela melepaskan rumah dan lahannya untuk dibeli oleh Sultan bagi keperluan pembangunan masjid tersebut setelah terus terusan bermimpi hal yang sama, nah sebagai bentuk penghormatan kepada wanita tersebut, arsitek masjid ini dengan sengaja membangun sebuah pancuran tempat wudhu di dalam masjid ini di lokasi persis bekas rumah wanita tua tersebut.

Masjid Agung Bursa di malam hari, dengan kemilai cahaya lampu termasuk juga cahaya dari kendaran yang lalu lalang di ruas jalan Attaturk di sebelah selatan masjid ini.

Objek Wisata

Saat ini Masjid Agung Bursa (ulu cami) telah menjadi salah satu objek wisata yang menarik perahtian wisatawan dari mancanegara. Masjid terbuka setiap hari untuk kunjungan wiisatawan di luar waktu sholat, dan para pengunjung diharuskan untuk berpakaian sopan dan sederet aturan lainnya sebagaimana layaknya masuk ke dalam masjid.

Paralelisasi Sejarah Turki Vs Sejarah Indonesia

Pada saat Masjid Agung Bursa dibangun di Turki tahun 1396, di Nusantara sedang berkuasa Kerajaan Majapahit sedangkan di sisi barat pulau Jawa berada dibawah kendali Kerajaan Sunda. Masjid Agung Bursa ini dibangun 13 tahun setelah Deklarasi pendirian Kerajaan Gelgel di Bali (1383), Dalem Ktut Ngelesir didampingi oleh Patih Agung Arya Patandakan dan Kyai Klapodyana (Gusti Kubon Tubuh) menghadap Prabu Hayam Wuruk saat upacara Cradha dan rapat tahunan negeri-negeri vasal imperium Majapahit. 

Beliau (Raja Gelgel) kembali ke Bali dikawal oleh pasukan khusus majapahit yang semuanya beragama islam, menjadi awal masuk-nya Islam ke Pulau Bali. Masjid Agung Bursa di Turki Selesai dibangun tahun 1399, setahun setelah itu, Tahun 1400, di Nusantara, Raja Gelgel pertama, Dalem Ketut Ngulesir wafat.*** 

4 komentar:

  1. Terima kasih banyak atas informasinya..sangat berarti..
    dan saya jadi tahu lebih banyak, meskipun pada saat ke sana, saya belum banyak tahu tentang masjid ini.

    BalasHapus
  2. penasaran sekali dengan kaligrafinya.. semoga bisa kesana suatu saat.

    BalasHapus
  3. Terima kasih informasinya. Penting sekali untuk pengetahuan jamaah kami.

    BalasHapus
  4. thanks artikelnya krn saya habis berkunjung ke masjid ini 2 minggu lalu

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA