Senin, 24 Juli 2017

Masjid Manoa Satu Satunya di Hawaii (Bagian 2)

Hanya ornamen di bagian atap dan pagar serta lengkungan di terasnya yang sedikit memberikan perbedaan antara bangunan Masjid di Manoa ini dengan bangunan lain disekitarnya.

“Pembelian” Masjid di Manoa

Para anggota pendiri organisasi ini berupaya mempromosikan penggalanangan dana bagi pembukaan sebuah Islamic Center di Hawaii. Merujuk kepada penulis di Star Bulletin, Nadine W. Scott, James Abdullah Roushey mulai bertemu dengan Pangeran Abdulaziz Bin Fahad Al-Faisal dari Saudi Arabia dengan hasil yang cukup menggembirakan.

Pangeran Abdulaziz Bin Fahad Al-Faisal tidak saja siap membantu untuk pembangunan masjid namun juga membangun gedung pusat pendidikan dan kebudayaan, rumah makan, pertokoan dalam sebuah komplek pusat ke-Islaman (January 12, 1979).

Meskipun dalam perjanjian disebutkan bahwa Pangeran Abdulaziz Bin Fahad Al-Faisal mengambil tanggung jawab untuk pembangunan tersebut dengan pembentukan badan usaha Saudi Arabia namun demikian dalam pelaksanaannya hanya disebut sebagai hamba Allah yang menyumbangkan dana untuk pembangunan masjid dan komplek pemakaman muslim di Hawaii. Pendonor dari Saudi Arabia tersebut memang meminta tidak disebutkan namanya meskpun diketahui seringkali berkunjung ke Masjid manoa setiap melakukan perjalanan bisnis ke Hawaii.

Masjid Manoa dibangun antara tahun 1979 dan 1980. Pemilihan lokasi masjid ini salah satunya adalah karena kedekatannya dengan University of Hawaii dan merujuk kepada penjelesan Farook Wang. Alasan lainnya adalah bahwa sebagian dari bangunan yang dibeli dapat disewakan untuk membantu pemasukan keuangan masjid.

Masjid Manoa lebih dekat.

Dari sisi arsitektur, Masjid di Manoa ini memang sama sekali tidak mirip dengan bangunan masjid seperti yang kita kenal, karena memang bukanlah bangunan masjid yang dibangun dari awal untuk sebuah masjid, melainkan sebuah bangunan megah yang dibeli oleh muslim Hawaii dan kemudian di alihfungsi sebagai masjid tanpa merombak struktur luar bangunannya. Itu sebabnya, tak ada aksen Islam yang tercermin dari bangunan itu.

Berdirinya The Muslim Association of Hawaii

Pada tanggal 28 April 1983, Makhdoom Shah menjalin kerjasama antara the Hawaii's Muslim community dan Muslim di kemiliteran dengan mengangkat PFC Tyrone James (Abdul Shakur Ali) yang meruopakan Schofield Barracks sebagai Penanggung Jawab Muslim di dinas kemiliteran.

Organisasi Muslim Student Association dengan sukarela dibubarkan pada tanggal 30 November 1990 karena tak memenuhi syarat untuk pendaftaran ulang di Hawaii's Business Registration Division. (Hawaii State Archives/Government Records Collection Hawaii Corporations (Dissolved) Case Files [series 158] Muslim Students Association of Hawaii, Inc., File no. 40625D2 [1990 MFL 81]).

Selanjutnya dibentuk organsasi The Muslim Association of Hawaii (MAH) yang dibentuk pada 4 February 1997. Para pengurusnya terdiri dari Nizar Hassan, Nafez Hasan, Ather Dar, Anwar Kazi and dan Lionel E. Price.

Di Hawaii Orang Muslim bertambah 3 orang tiap Bulan

Laporan media lokal di bulan November 2001 menyebutkan bahwa “berislam kini sedang menjadi tren baru di kalangan mahasiswa dan masyarakat Hawaii”. Hakim Ouansafi, presiden Muslim Association of Hawaii, menyatakan, mualaf di Hawai bertambah paling sedikit tiga orang perbulan.

Kebanyakan mualaf, kata dia, adalah perempuan. Jika rasio nasional antara mualaf pria dengan wanita adalah 1 : 4, maka rasio mualaf pria-wanita di Hawaii adalah 1 : 2. Kebanyakan dari mereka, terutama yang di Honolulu, adalah keturunan Afrika-Amerika. ”Beberapa di antaranya menemukan Allah saat mereka dalam proses penyembuhan dari ketergantungan terhadap obat-obatan dan alcohol.

Di wilayah West Coast lain lagi. Beberapa orang mualaf adalah anggota militer. Bila di Honolulu para mualaf itu sebelumnya mengaku tak beragama, maka di wilayah West Coast, umumnya mereka sebelum berislam adalah penganut suatu agama.

Interior Masjidnya sederhana namun lengkap dengan mihrab dan mimbarnya.

Cromwell Crawford, pimpinan Departemen Agama di University of Hawaii-Manoa, mempunyai penjelasan mengenai tren pindah agama di Hawaii ini. Menurut dia, efek dari Tragedi 11 September terhadap psikologis bangsa adalah, seluruh warga jadi memperhatikan tentang kefanaan hidup ini. ”Mood pun jadi berubah, para lajang mencari ikatan, keluarga menjadi semakin erat, dan orang kembali mencari pegangan agama,”

Tak hanya Islam yang diuntungkan dengan kondisi ini, kata dia, agama lain juga. ”Mereka yang semula tak beragama, kini mencari pegangan agama.” Mengapa kebanyakan wanita? ”Dalam mengekspresikan mood ini, wanita lebih mendalam ketimbang pria,”.

Penyusunan Sejarah Islam di Hawaii

Sejarah Islam di Hawaii dikumpulkan lagi oleh Mona Darwich, dosen senior di University of Hawaii, dalam tesisnya yang berjudul Inside and Outside the Mosque: Oral Histories of Hawaii’s Muslims. Dia menuliskan tesisnya setelah mengumpulkan banyak bahan pustaka dan mewawancarai 33 orang nara sumber. Ia juga mendokumentasikan puluhan pemuda yang tengah belajar Islam dan memfilmkan kisah Achmed Djuneid, seorang remaja Muslim di Hawaii.

Wawancara juga dilakukannya melalui email para mahasiswa yang dulu mendirikan organisasi Muslim Hawaii sudah kembali ke negaranya masing-masing. Dua di antaranya adalah Dr Makhdoom Shah, asal Kuwait dan Dr Pramudita Anggraita, asal Indonesia.***(habis)

Baca Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA